ABOUT ISLAM

Minggu, 07 Agustus 2011

MAMPU MEMPERHATIKAN

Sebagaimana diketahui, memperhatikan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempertimbangkan segenap kemampuannya. Kemampuan ini penting, karena dapat digunakannya sebagai pembanding terhadap kemampuan orang lain. Pembandingan dilakukan untuk menumbuhkan kepekaan, dan kesiapan membantu orang lain.


Agar mampu memperhatikan, ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seseorang, di mana ia hendaknya merasa sangat tertarik pada kebaikan bagi orang lain atau masyarakat, dan sangat ingin terlibat di dalamnya. Untuk itu ia telah memiliki rekam jejak (track record) yang menunjukkan, bahwa ia dapat dipercaya telah bersungguh-sungguh berupaya memenuhi janji baiknya pada orang lain atau masyarakat.


Seseorang yang berupaya untuk memperhatikan juga dapat menjelaskan kepada orang lain atau masyarakat: Pertama, bahwa sesuatu yang baik sangat berpeluang terjadi. Kedua, karena ia telah bersungguh-sungguh mengupayakannya. Ketiga, sehingga orang lain atau masyarakat tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya.


Ia telah membuktikan: Pertama, bahwa ia dapat dipercaya. Kedua, karena ia telah memperlihatkan segenap upaya. Ketiga, yang menunjukkan bahwa ia dapat mengendalikan situasi. Keempat, karena ia memiliki kekuatan dalam membuat keputusan. Kelima, dan mampu mengendalikan situasi yang berpeluang timbul.


Kebaikan yang ingin diperjuangkannya, antara lain bersatunya segenap manusia dengan saling mencintai antara satu dengan lainnya, karena meskipun manusia secara fisik dilahirkan berbeda-beda, namun mereka memiliki status kemanusiaan yang sama. Untuk itu ia telah berupaya memperbaiki situasi dengan memulainya dari diri sendiri, lalu ke orang terdekat dan demikian seterusnya hingga mencapai lingkungan yang lebih luas.


Oleh karena itu, ia sangat memiliki kepedulian dalam memperbaiki situasi agar menjadi lebih baik, untuk umat manusia secara keseluruhan. Ia mengerti, bahwa pengalaman-pengalaman dan penderitaan-penderitaan yang dialami oleh orang lain atau masyarakat harus mendapat pertolongan, dukungan dan cinta dari dirinya.


Ukuran sukses bagi dirinya bukanlah pencapaian yang ia raih, melainkan proses kerja yang ia lakukan dengan terus menerus tanpa kenal lelah. Ia faham, bahwa untuk mencapai kesejahteraan manusia atau masyarakat, maka manusia atau anggota masyarakat harus bekerja bersama-sama. Tidak boleh ada seorang manusia yang dikorbankan untuk kesejahteraan orang lain, karena semua terhubung sebagai bagian dari umat manusia.


Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti satu bangunan yang tersusun kokoh” (QS.61:4).

Tidak ada komentar: