Dogma adalah dekrit (pernyataan) yang dikeluarkan oleh institusi otoritatif, sehingga bagi yang tidak melaksanakan akan mendapat sanksi dari institusi tersebut. Institusi yang dimaksud dalam hal ini dapat berupa negara, organisasi, dan perguruan tinggi.
Ilusionis adalah orang, lembaga, atau negara yang gemar berilusi, berangan-angan, atau berkhayal tentang sesuatu. Ilusionis Barat, artinya orang, tokoh, lembaga, atau negara-negara Barat yang gemar berilusi, berangan-angan, atau berkhayal.
Ilusi, angan-angan, atau khayalan orang, tokoh, lembaga, atau negara-negara Barat ini merupakan dongeng yang ditebarkan oleh Bangsa Yahudi (Zionis), untuk mengelabui mereka (Barat) agar bersedia mendukung dan membantu secara membabi-buta Bangsa Yahudi (Zionis) yang ingin menguasai dunia, yang diawali dengan merampok Tanah Palestina dan mendirikan Negara Israel di atas tanah Bangsa Palestina.
Liberalisme adalah dogma yang dikeluarkan oleh negara-negara Barat, berdasarkan petunjuk organisasi-organisasi di negara-negara Barat, organisasi-organisasi internasional, dan perguruan tinggi terkenal yang ada di Barat dan pro Barat.
Oleh karena itu, negara-negara yang tidak berkenan menerapkan liberalisme akan mendapat sanksi dari negara-negara Barat, organisasi-organisasi internasional, dan perguruan tinggi terkenal yang ada di Barat dan pro Barat. Sanksinya berupa pengucilan, dan penghentian pemberian hutang, atau biasa disebut dengan ”penghentian pemberian bantuan”.
Liberalisme, adalah suatu faham yang menyatakan bahwa kebebasan adalah nilai utama dalam masyarakat. Faham ini merupakan dogma, sebab faham ini bukanlah sesuatu yang sebenarnya, karena kebenarannya bersifat relatif. Dengan demikian liberalisme hanyalah suatu takhyul yang dikemas secara ilmiah, atau “takhayul ilmiah”.
Liberalisme merupakan dekrit yang dikeluarkan oleh institusi otoritatif, sehingga negara atau masyarakat yang menolak dogma Barat ini, akan mendapat sanksi dari institusi otoritatif tersebut.
Sesungguhnya sesuatu disebut benar, bila sesuai dengan perspektif Allah SWT (penentu kebenaran mutlak), yang tertuang dalam nilai-nilai Islam, yang meliputi: aqidah, ibadah, muamallah (tata interaksi sosial), adab (tata etika), dan akhlak (ekspresi beraqidah, beribadah, bermuamallah, dan beradab).
Liberalisme yang digembar-gemborkan Barat, sesungguhnya merupakan dogma yang sengaja ditebarkan oleh Bangsa Yahudi (Zionis) untuk menguasai dunia. Dogma ini sejak tahun 1897 telah dimuat dalam Protocol of Zion point 1 dan 2, yang secara ringkas isinya: sebagai berikut: Pertama, liberalisme, kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan yang dikembangkan oleh Bangsa Yahudi, hanyalah jerat halus untuk menangkap mangsa, yaitu Bangsa Non Yahudi. Kedua, ideologi Bangsa Yahudi, yaitu liberalisme, bagi orang yang tidak menjalankan agama dengan baik akan mudah diterima.
Nafsu Bangsa Yahudi, Zionis, atau Israel untuk menguasai dunia, nampak dari keseriusannya merampok tanah Bangsa Palestina, sebagai lokasi awal mengusai dunia. Salah satu strategi akhirnya adalah merebut Tepi Barat (West Bank) dan Jalur Gaza (Gaza Strip) yang masih dikuasai oleh Bangsa Palestina.
Oleh karena itu, Bangsa Yahudi, Zionis, dan Israel berang dan marah ketika beberapa hari yang lalu Pemerintah Mesir (hasil reformasi pada awal tahun 2011), berkenan membuka secara permanen perbatasan Mesir dengan Gaza, tepatnya di Kota Rafah, yang selama Pemerintah Mesir sebelumnya (Hosni Mubarak) selalu ditutup untuk mendukung Israel mengisolasi Jalur Gaza.
Allah SWT berfirman, “Dan demikianlah untuk setiap nabi, Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan yang berwujud manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah, sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya. Maka biarkanlah mereka bersama kebohongan yang mereka ada-adakan. Dan agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada akherat tertarik pada bisikan itu dan menyenanginya. Dan agar mereka melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan” (QS.6:112-113).
Firman Allah SWT dalam QS.6:112-113 menjelaskan bahwa: Pertama, setiap masa selalu ada setan yang berwujud manusia, atau selalu ada manusia yang berpikir, bersikap, bertindak, dan berperilaku sebagaimana setan. Kedua, para setan ini membisikkan berbagai tipuan yang indah kepada umat manusia, yang merupakan kebohongan yang diada-adakan. Ketiga, orang-orang yang tidak sungguh-sungguh berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, akan mudah tertarik pada tipuan yang indah tersebut. Keempat, orang-orang ini tidak menyadari, bahwa ia tertipu oleh suatu kebohongan yang diada-adakan oleh setan berwujud manusia (lihat juga QS.114).
Berdasarkan firman Allah SWT dalam QS.6:112-113 dan QS.114 maka dapatlah dikatakan, bahwa liberalisme adalah suatu tipudaya yang ditebarkan oleh Bangsa Yahudi (Zionis) dan Barat, yang menjadi pendukung Bangsa Yahudi (Zionis). Liberalisme merupakan kebohongan yang diada-adakan oleh Bangsa Yahudi dan pendukungnya (Barat) yang tujuannya adalah untuk menguasai bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu, umat Islam perlu menjadikan nilai-nilai Islam sebagai solusi dalam mengatasi desakan liberalisme, seraya berlindung kepada Allah SWT.
Semoga Allah SWT berkenan melindungi Bangsa Indonesia dari desakan liberalisme, sehingga bangsa ini dapat terus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dibangun berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
InsyaAllah...