ABOUT ISLAM

Selasa, 29 Juli 2008

KEMULIAAN MANUSIA

Tidaklah benar pendapat Machiavelli yang mengatakan, bahwa manusia pada dasarnya jahat. Juga tidak benar pendapat Adam Smith, yang menyerahkan solusi ketidak-adilan kapitalisme hanya pada "the invisible hand".
Sesungguhnya manusia bertugas untuk: (1) beribadah kepada Allah SWT, dan (2) rahmatan lil'alamiin dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, setiap manusia harus memahami tentang kemuliaan manusia, dan sungguh-sungguh berupaya mengatasi ketidak-adilan kapitalisme dengan melawannya sesuai kemampuan.
Allah SWT menjelaskan, bahwa manusia itu mulia. Hal ini sesuai dengan penjelasan Allah SWT, bahwa manusia diciptakanNya dalam bentuk (fisik dan non fisik) yang sebaik-baiknya (lihat QS.95:4). Namun Allah SWT kemudian menjelaskan, bahwa bila tidak hati-hati dalam menjalani hidupnya, manusia berpeluang menempati posisi yang serendah-rendahnya (lihat QS.95:5). Manusia yang sesungguhnya mulia, akan berada dalam kemuliaannya sebagai manusia, bila berkenan beriman dan mengerjakan amal saleh. Manusia seperti ini akan mendapat pahala yang terus menerus, sebagaimana janji Allah SWT dalam QS.95:6.
Dengan demikian muncul pertanyaan yang menggelitik. Mengapa masih ada manusia yang mendustakan Allah SWT? Bukankah hal ini merupakan tindakan manusia yang melampaui batas? Dalam perspektif fenomenologi, lihatlah kejahatan Amerika Serikat, Inggris, dan Israel, yang memperagakan kekejian terhadap Bangsa Palestina, Afghanistan, Iraq, dan Umat Islam pada umumnya.
Untuk menjawab pertanyaan dan fenomena ini, Allah SWT menjelaskan, bahwa sesungguhnya manusia-manusia keji itu benar-benar telah melampaui batas. Mereka berbuat keji karena menganggap dirinya serba cukup, baik dari segi harta dunia, ilmu pengetahuan dunia, keunggulan rasistik, dan lain-lain (lihat QS.96:6-7).
Itulah jawaban singkat Allah SWT kepada manusia. Tugas cendekiawan muslim untuk mengetahuinya lebih detail, dan kemudian menjelaskannya kepada manusia pada umumnya. Sampai suatu saat kekejian Amerika Serikat, Inggris, dan Israel dapat sirna dari muka bumi.
Pertanyaannya, kapan hal itu terjadi? Maka bagi muslim sudah selayaknya menyerahkan D-Day pada Allah SWT, baginya yang penting adalah menjadi bagian dari perjuangan mengenyahkan kekejian Amerika Serikat, Inggris, dan Israel dari muka bumi. Caranya tentu dengan cara-cara yang diridhai Allah SWT, dan sanggup dilakukan oleh muslim tersebut.

Sabtu, 26 Juli 2008

IDENTIFIKASI DIRI

Rasulullah Muhammad SAW pernah menjelaskan, bahwa Allah SWT melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, dan wanita yang menyerupai laki-laki (HR: Bukhari).
Penjelasan Rasulullah Muhammad SAW ini menunjukkan, bahwa nilai-nilai Islam menolak transgender, transeksual, homoseksual, lesbian, dan perkawinan sejenis (misal: laki-laki dengan laki-laki atau wanita dengan wanita). Mereka yang terlibat (pelaku dan pendukung) dengan hal-hal ini akan dilaknat oleh Allah SWT.
Sebagai manusia (ciptaan Allah SWT), maka sudah selayaknya manusia tidak menentang Allah SWT. Sudah selayaknya manusia tunduk dan patuh hanya kepada Allah SWT, yang merupakan Tuhan Semesta Alam. Laknat Allah SWT kepada mereka yang terlibat (melaksanakan atau mendukung) dalam kasus transgender, transeksual, homoseksual, lesbian, dan perkawinan sejenis akan amat sangat pedih baik di dunia (alam semesta) maupun di akherat.
Lihatlah kaum yang hidup di wilayah tugas Rasulullah Luth AS, yang mempraktekkan homoseksual, mereka diadzab dengan bencana alam yang memilukan (lihat QS.29:34-35). Laknat itu diturunkan Allah SWT kepada mereka, karena mereka melakukan perbuatan yang keji, yaitu homoseksual (lihat QS.29:28-29). Kaum yang dilaknat oleh Allah SWT ini, telah diperingatkan untuk kembali kepada fitrah mereka sebagai laki-laki oleh Allah SWT. Rasulullah Luth AS telah menyampaikan peringatan Allah SWT, tetapi kaum terlaknat ini menolak bahkan menantang Allah SWT. Mereka berkata, "Datangkanlah kepada kami adzab Allah!" (lihat QS.29:29). Akibatnya, datanglah adzab dari Allah SWT yang berupa bencana alam.
Inilah realitas sikap Allah SWT kepada para pelaku dan pendukung transeksual, transgender, homoseksual, lesbian, dan perkawinan sejenis. Oleh karena itu, para pelaku dan pendukung transeksual, transgender, homoseksual, lesbian, dan perkawinan sejenis selayaknya bertaubat. Ketahuilah, Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Allah SWT menyayangi segenap manusia, maka kembalilah pada nilai-nilai Islam. Jangan tunduk pada kata hati, karena boleh jadi iblis bersembunyi di sana. Tunduklah hanya kepada Allah SWT, pelajari perintah dan larangan Allah SWT yang tertera dalam Al Qur'an dan Al Hadist. InsyaAllah segenap manusia selamat di dunia dan akherat, bila berpegang pada nilai-nilai Islam.

Rabu, 23 Juli 2008

BAHAYA KEKAFIRAN GLOBAL

Saat ini Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bangsa Indonesia terancam oleh bahaya kekafiran global, yaitu suatu tata nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Dengan kata lain, kekafiran global sedang berupaya agar Bangsa Indonesia mendustai Allah SWT. Bentuknya berupa desakan agar Bangsa Indonesia memberlakukan nilai-nilai baik secara formal (hukum positif), maupun informal (tatanan sosial) yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Desakan dilakukan melalui tekanan internasional agar Negara Kesatuan Republik Indonesia meratifikasi berbagai konvensi internasional, yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Ada beberapa contoh yang berkaitan dengan hal itu.
Pertama, tekanan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia menghapus pemberlakuan hukuman mati. Tata nilai ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang memperkenankan hukuman mati, sebagai bentuk perlindungan terhadap kehidupan manusia, melalui prinsip "qishas". Oleh karena itu, sebagian Umat Islam perlu mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan hukum yang memadai, untuk mempertahankan pemberlakuan hukuman mati di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kedua, tekanan agar Bangsa Indonesia menolak tata nilai yang mengijinkan seorang laki-laki menikahi lebih dari satu istri. Tata nilai yang didesakkan oleh kekafiran global ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam, karena Allah SWT memperkenankan seorang laki-laki menikahi lebih dari satu istri dengan syarat-syarat tertentu. Oleh karena itu, Umat Islam dan para Ulamanya perlu terus bersinergi untuk menegakkan nilai-nilai Islam.
Ketiga, tekanan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia mengesahkan perkawinan atau pernikahan lintas agama (kawin campur). Tata nilai yang disesakkan oleh kekafiran global ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam, karena sesungguhnya Allah SWT tidak memperkenankan seorang muslim menikahi non muslim. Oleh karena itu, sebagian Umat Islam perlu mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan hukum yang memadai, dan dengan berbekal fatwa Ulama, terus berjuang mempertahankan tidak disahkannya perkawinan lintas agama di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keempat, tekanan agar Bangsa Indonesia bersedia menerima keberadaan homoseksual dan lesbian, serta memperkenankan perkawinan sejenis. Tata nilai ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam, karena Allah SWT sangat memurkai homoseksual, lesbian, dan perkawinan sejenis. Oleh karena itu, segenap Umat Islam dan para Ulamanya perlu bersinergi untuk menyadarkan kaum homoseksual, dan lesbian kembali pada tata nilai yang diridhai oleh Allah SWT.
Kelima, dan masih banyak lagi kekafiran global yang didesakkan melalui berbagai perjanjian internasional. Dalam konteks pertanian misalnya, kekafiran global didesakkan melalui perjanjian perdagangan yang dikoordinir oleh WTO (World Trade Organization). Kekafiran ini telah menyengsarakan jutaan petani di Indonesia. Dengan kata lain kekafiran global merasuki semua sektor kehidupan manusia, tujuannya jelas untuk menyengsarakan Bangsa Indonesia di dunia dan di akherat.
Jangan lupa, Bangsa Indonesia pernah mengalami penderitaan yang memilukan ketika kekafiran global masuk ke Indonesia dalam bentuk penjajahan Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang yang dampak buruknya masih dirasakan hingga kini. Oleh karena itu, mari pertahankan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan cara-cara yang cermat dan santun.

Selasa, 22 Juli 2008

DUKUNG M.U.I. MADIUN

Hari ini beberapa media elektronik (televisi) mengabarkan, tentang kegeraman salah seorang tokoh MUI (Majelis Ulama Indonesia) Madiun, terhadap artis (wanita) ibukota (Jakarta) yang beraksi seronok ketika menyanyi di salah satu pusat perbelanjaan di Madiun. Padahal di lokasi tersebut banyak terdapat anak-anak, yang sedang berbelanja bersama-sama orang tua mereka.
Itulah fakta kekinian, yang sesungguhnya mengundang adzab Allah SWT kepada Bangsa Indonesia. Undangan adzab Allah SWT seakan gencar dilantunkan oleh Bangsa Indonesia, ketika para pemimpinnya berkhianat, dan rakyatnya sesat.
Sementara itu para wanita yang menyebut diri artis, sibuk menjajakan syahwat kepada siapa saja yang bersedia terpedaya. Sebutan artis bagi para wanita ini merupakan sebutan penghalus rasa (pendengaran) tapi tetap bernuansa maksiat secara faktual. Perhatikan, bagaimana para penjaja maksiat ini berupaya membangkitkan syahwat siapapun yang menyaksikan mereka, ketika mereka beraksi di panggung.
Fenomena ini sekaligus menjadi tantangan bagi Umat Islam, untuk menjaga sanak saudara, sahabat, dan orang-orang yang disayangi, dari perilaku maksiat. Hal ini dilakukan seiring upaya melawan para penjaja maksiat, dengan memboikot kemaksiatan yang dilakukan para penjaja ini. Semoga Allah SWT berkenan meridhai, karena sesungguhnya Allah SWT sangat memuliakan wanita.

Kamis, 17 Juli 2008

PESAN BUAT KAUM WANITA

Adalah keliru atau mungkin bahkan fitnah yang keji, bila ada seseorang yang mengatakan bahwa Allah SWT tidak menyayangi kaum wanita. Sesungguhnya Allah SWT sangat menyayangi kaum wanita. Bukankah Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada umat manusia (termasuk wanita)?
Oleh karena sayangnya kepada kaum wanita, maka dalam nilai-nilai Islam pesan-pesan yang disampaikan kepada wanita, seringkali melalui pesan Allah SWT kepada istri-istri Rasulullah Muhammad SAW. Bukankah Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia yang paling dimuliakan oleh Allah SWT? Maka istri-istri beliau tentulah wanita-wanita yang paling dimuliakan oleh Allah SWT.
Dalam pesanNya buat kaum wanita, Allah SWT meminta agar wanita tidak melakukan perbuatan keji (lihat QS.33:30), yaitu melakukan "nusyuz" atau bersifat angkuh dan membangkang terhadap suami yang saleh (lihat Tafsir Al Mishbah, 11:259). Ketika dalam konteks wanita, "nusyuz" dipandang sebagai perbuatan keji, maka hal ini menunjukkan betapa bermartabatnya wanita dalam tataran sosial Islami.
Martabat ini bukan muncul karena "tidak melakukan nusyuz" menunjukkan kepatuhan, melainkan karena "tidak melakukan nusyuz" menunjukkan kesungguhan wanita (sebagai istri) untuk bersinergi dengan laki-laki (sebagai suami) dalam membina keluarga, dan menghasilkan generasi penerus (anak-anak) yang saleh (bertaqwa kepada Allah SWT).
Dalam positioning keluarga sebagai mozaik-mozaik Umat Islam, maka kehadiran generasi penerus yang saleh sangatlah penting dan sangat berarti. Oleh karena itu, kehadiran pihak yang bersedia bersinergi untuk menghasilkan generasi penerus yang saleh sangatlah penting dan sangat berarti. Pihak yang sangat penting dan sangat berarti ini adalah wanita, sosok bermartabat yang dimuliakan Allah SWT dan dihormati oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Konsekuensinya, bila Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW memuliakan dan menghormati wanita, maka segenap manusia (terutama laki-laki) haruslah juga memuliakan dan menghormati wanita.

Selasa, 08 Juli 2008

PERADABAN AMERIKA SERIKAT

Amerika Serikat adalah contoh ideal yang menggambarkan peradaban Yahudi-Kristen (Judeo-Christian). Dalam perspektif Islam (berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadist) mereka yang menyebut diri "Kristen" (Katholik, Protestan, dan sejenisnya) disebut dengan istilah "Nasrani", yaitu sekelompok manusia yang mempertuhankan seorang manusia, yang dalam hal ini mereka sebut Yesus, yang mereka sangka adalah Isa Alaihi Salam (yang merupakan salah satu Nabi yang dimuliakan oleh Umat Islam).
Peradaban ini sering pula disebut peradaban Barat. Istilah "Barat" dibuat oleh bangsa-bangsa Eropa, untuk membedakan mereka dari bangsa-bangsa lain yang mereka sebut "Timur". Saat istilah "Barat" dibuat, bangsa-bangsa Eropa belum mengerti bahwa bumi bulat, sehingga mereka tidak menyangka bahwa yang mereka sebut "Timur" sesungguhnya juga terletak di sebelah barat mereka.
Dalam perkembangannya, peradaban Barat menyebar ke berbagai penjuru dunia, yaitu mulai dari benua Eropa, dan Amerika, hingga Australia. Bahkan ketika apartheid (rasisme) masih berkuasa di Afrika Selatan dan Rhodesia (sekarang Zimbabwe), pemerintah kedua negara ini (yang dikuasai kulit putih) menyebut diri bangsa Barat. Oleh karena itu, istilah "Barat" tidak lagi relevan jika dimaknai sebagai arah mata-angin, ketika dikontekskan pada peradaban.
Dalam konteks peradaban, istilah "Barat" lebih tepat dimaknai sebagai peradaban Yahudi-Kristen. Oleh karena itu, ketika seseorang menyebut "Barat" dalam konteks peradaban, maka yang dimaksud adalah peradaban Yahudi-Kristen, yaitu suatu peradaban yang dibangun atas dasar nilai-nilai Yahudi dan Kristen (Nasrani).
Fakta kekinian menunjukkan, bahwa dalam konteks global peradaban Barat sedang memusuhi peradaban Islam, yaitu peradaban yang dibangun atas dasar nilai-nilai Islam. Para penganut peradaban Barat mencerca (menghina atau merendahkan) segala sesuatu yang memperlihatkan nuansa nilai-nilai Islam, mulai dari pemikiran, dan sikap, hingga perilaku. Cercaan ini tentu menjengkelkan Umat Islam, dan telah memprovokasi sebagian kecil Umat Islam.
Dalam konteks global, cercaan kepada Umat Islam dan nilai-nilai Islam secara nyata dipimpin oleh Amerika Serikat, dan diikuti secara setia oleh negara-negara Eropa (terutama yang tergabung dalam Uni Eropa), serta Australia, dan Selandia Baru. Uniknya, negara-negara pencerca nilai-nilai Islam melakukan hubungan perdagangan dan bisnis dengan negara-negara Arab, yang merupakan pewaris nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, beberapa kalangan bangsa Arab, berharap agar negara-negara Arab tidak terlalu akrab dengan para pencerca nilai-nilai Islam.
Saat ini Umat Islam dicerca, dihujat, dihina, direndahkan, dan difitnah oleh para penganut peradaban Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat. Pada saat yang sama, negeri-negeri muslim seperti Palestina, Afghanistan. dan Irak telah dirampok oleh bangsa Barat atau penganut peradaban Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat. Para pejuang pembebasan di Palestina, Afghanistan, dan Irak difitnah sebagai teroris, padahal mereka berjuang membebaskan negeri mereka dari terorisme Barat.
Dunia berada dalam kegelapan jahiliah, ketika Barat menyebut diri pahlawan. Dunia berada dalam kegelapan peradaban ketika Amerika Serikat memimpin dunia, dan mengedarkan peradaban Barat. Dunia berada dalam kegelapan aqidah (keimanan), karena peradaban Barat memaksa manusia mempertuhankan tuhan yang bukan Tuhan. Dunia berada dalam kegelapan aqidah, karena peradaban Barat memaksa manusia memusuhi Allah SWT.
Dunia berada dalam kegelapan ibadah, karena peradaban Barat memaksa manusia menjadikan kedzaliman sebagai ritus "ibadah". Dunia berada dalam kegelapan ibadah, karena peradaban Barat memaksa manusia agar tidak beribadah kepada Allah SWT. Dunia berada dalam kegelapan ibadah, karena peradaban Barat memaksa manusia menjadikan tokoh-tokoh Barat sebagai "sesembahan" manusia.
Dunia berada dalam kegelapan muamallah (interaksi sosial), karena peradaban Barat menjadikan Umat Islam sebagai sasaran kedzaliman mereka. Dunia berada dalam kegelapan muamallah, karena peradaban Barat menjadikan manusia hanya sebagai obyek kemaksiatan dan perdagangan. Dunia berada dalam kegelapan muamallah, karena meskipun peradaban Barat menggembar-gemborkan hak asasi manusia, namum faktanya merekalah yang paling serius melanggar hak asasi manusia.
Dunia berada dalam kegelapan adab (etika atau sopan santun), karena peradaban Barat memaksa manusia untuk membangun peradaban tak beradab. Bukankah peradaban Barat yang mempopulerkan seks bebas dan penyimpangan seks (lesbianisme dan homoseksualisme), serta peradaban yang merendahkan martabat manusia hingga berada pada posisi seperti hewan, bahkan lebih rendah lagi.
Dunia berada dalam kegelapan akhlak, karena peradaban Barat terus menerus merusak pemikiran, sikap, dan perilaku manusia hingga tidak nampak lagi nilai-nilai keimanan kepada Tuhan, yaitu Allah SWT; hingga tidak nampak lagi orang-orang yang bersedia beribadah kepada Tuhan, yaitu Allah SWT; hingga tidak nampak lagi orang-orang yang bersedia berinteraksi sosial secara saling mencerahkan; dan hingga tidak nampak lagi orang-orang yang memiliki etika dan sopan santun kepada Tuhan dan sesama manusia.
Semua ini tidak boleh menggentarkan Umat Islam, karena telah dijelaskan dalam QS.2:120. Allah SWT berpesan, "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu (Umat Islam) sebelum kamu mengikuti cara hidup mereka" (lihat QS.2:120).
Oleh karena itu, inilah saatnya Umat Islam bekerja keras, bangun dan tingkatkan kualitas diri, bangun dan tingkatkan pemahaman dan implementasi aqidah, ibadah, muamallah, dan adab dalam akhlak seorang muslim. Jangan gentar dengan peradaban Barat, dan jangan gentar dengan peradaban Amerika Serikat, karena mereka hanya menjajakan peradaban masa lalu, yaitu peradaban jahiliah, peradaban dusta, dan peradaban maksiat. Semoga Allah SWT meridhai.