ABOUT ISLAM

Senin, 28 April 2008

MENATA CINTA

Beraneka ragam perasaan dapat "menghampiri" manusia, yang diawali dari perasaan menerima (acceptance), patuh (submission), heran (surprise), terpesona (awe), takut (fear), kecewa (disappointment), sedih (sadness), menyesal (remorse), jijik karena faktor internal (disgust), jijik karena faktor eksternal (contempt), marah (anger), agresif (aggressiveness), pengharapan (anticipation), optimis (optimism), sukacita (joy), dan memuncak pada perasaan cinta (love).
Perasaan kecewa dan menyesal akan menghampiri manusia, ketika ia gagal mencintai Allah SWT. Kegagalan ini dapat berdampak buruk pada dirinya, ketika ia menjadi jijik kepada kebajikan, dan bertindak agresif pada sesama manusia dan lingkungannya.
Bila hal ini telah terjadi, jangan putus asa, melainkan segera perbaiki diri. Bukankah manusia mengetahui bahwa Allah SWT, Maha Pengampun, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.
Oleh karena itu, hendaknya manusia bersungguh-sungguh mencintai Allah SWT, yang dibuktikan dengan patuh kepada Allah SWT. Kesemua ini dikarenakan ia terpesona oleh Maha Pengampun, Maha Pengasih, dan Maha Penyayangnya Allah SWT, padahal sesungguhnya Allah SWT Maha Berkehendak. Bukankah Allah SWT Maha Esa? maka Ia Maha Berkehendak. Tetapi Ia ternyata Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Dengan demikian wajar saja jika manusia "meletakkan" cintanya hanya untuk Allah SWT, Rasulullah Muhammad SAW, dan jihad di "jalan" Allah SWT (sesuai QS.9:24). Cinta ini diwujudkan dalam format beribadah kepada Allah SWT (sesuai QS.51:56), dan rahmatan lil'alamiin (sesuai QS.21:107).

Minggu, 20 April 2008

BANI ISRAIL, YAHUDI, ZIONIS, DAN ISRAEL

Bani Israil adalah nama suatu kaum, yang secara tradisional menganut Agama Yahudi. Sebagian besar dari kaum ini mendukung zionis, yaitu program perampokan tanah Palestina dan penguasaan dunia. Setelah berhasil merampok tanah Palestina (atas bantuan Inggris dan Amerika Serikat), kaum ini mendirikan Negara Israel. Untuk memahami kaum ini (Bani Israel, Yahudi, Zionis, atau Israel), maka hendaklah membaca firman Allah SWT dalam Al Qur'an (sebagai sumber kebenaran absolut).
Antara lain, Allah SWT berfirman, "Dan ingatlah ketika kamu (Bani Israil) berkata, "Hai Musa, kami tidak bisa sabar dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami segala sesuatu yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya. Musa berkata, "Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh segala sesuatu yang kamu minta." Lalu ditimpakanlah kepada mereka (Bani Israil) nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu terjadi karena mereka (Bani Israil) selalu megingkari ayat-ayat Allah, dan membunuh para Nabi, padahal tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka (Bani Israil) selalu berbuat durhaka dan melampaui batas" (QS.2:61).
Perhatikanlah firman Allah SWT dalam QS.2:61 tersebut, nampak bahwa Allah SWT memurkai Bani Israil, karena pemikiran, sikap, dan perilaku mereka yang gemar mendurhakai Allah SWT, dan bertindak melampaui batas. Bila Amerika Serikat, Inggris, dan lain-lain mengatakan Bangsa Israel adalah bangsa yang beradab, maka Allah SWT mengatakan sebaliknya. Konsekuensi logisnya, sebagai muslim, umat Islam tentu mempercayai Allah SWT, terlebih-lebih lagi dengan maraknya fakta kedzaliman yang dilakukan Amerika Serikat, Inggris, Israel, dan sekutu-sekutunya.
Sejarah Bani Israil yang dikabarkan QS.2:61 adalah suatu peristiwa setelah Rasulullah Musa AS berhasil mengeluarkan Bani Israil dari kekuasaan Fir'aun. Rasulullah Musa AS membawa Bani Israil ke tanah Bangsa Palestina, yang siap menerima Bani Israil sebagai tamu yang dihormati. Sejarah kemudian berkembang unik, di mana Bani Israil tidak bersedia bersama-sama Bangsa Palestina mempertahankan tanah Bangsa Palestina dari serangan beberapa kerajaan besar. Bani Israil memilih melakukan diaspora (menyebar) ke luar tanah Bangsa Palestina menuju berbagai negara, terutama ke Eropa.
Di Eropa, Bani Israil yang lebih dikenal sebagai Yahudi (Jew) menguasai perekonomian Eropa, dan berupaya menguasai Eropa secara politik. Segeralah terjadi perlawanan terhadap Yahudi di beberapa wilayah Eropa , seperti Swiss, Austria, dan Jerman. Hingga muncullah Partai Nazi di Jerman yang kemudian dipimpin Hitler.
Hitler mendapati fakta bahwa Bangsa Yahudi telah membentuk Zionis Internasional, dan menetapkan Protocol Zion (1901) sebagai tujuan, yang isinya antara lain keinginan untuk menguasai dunia, terutama Jerman. Maka Hitler mendahului Yahudi dengan menyerang terlebih dahulu (tahun 1939), sehingga timbul Perang Dunia II yang melibatkan Eropa dan Amerika Serikat. Hasilnya Hitler kalah (tahun 1945) dan Jerman tunduk pada Sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Uni Sovyet, dan lain-lain).
Paska Perang Dunia II, Yahudi mengumumkan bahwa pada saat Perang Dunia II telah terjadi pembantaian terhadap Yahudi (holocaust). Padahal sesungguhnya pada Perang Dunia II telah terjadi pembantaian terhadap Non Yahudi. Dari 60 juta orang yang tewas pada Perang Dunia II, Yahudi yang tewas hanya 6 juta orang, sedangkan Non Yahudi yang tewas sebanyak 54 juta orang. Oleh karena itu tidak benar telah terjadi holocaust saat Perang Dunia, yang benar adalah bahwa pada Perang Dunia II telah terjadi korban di kalangan Non Yahudi sebanyak 54 juta orang, akibat provokasi ekonomi dan politik Yahudi di Eropa.
Uniknya lagi, karena terpengaruh Yahudi, Inggris dan Amerika Serikat melibatkan diri dalam pendirian Negara Israel di tanah Bangsa Palestina yang saat itu dijajah Inggris. Akibatnya berdirilah Negara Israel di tanah Bangsa Palestina, sejak tahun 1948 hingga saat ini. Berdirinya Negara Israel di tanah Bangsa Palestina inilah yang dilawan dengan sungguh-sungguh (jihad) oleh Bangsa Palestina, yang saat ini diperlihatkan terus oleh para pejuang Hammas.
Semoga Allah SWT meridhai, sebagaimana janji Allah SWT dalam QS.2:61 bahwa Yahudi (Bani Israil) akan dinistakan, dihinakan, dan dimurkai oleh Allah SWT. Semoga ... , karena janji Allah SWT selalu ditepatiNya.

Selasa, 15 April 2008

BREAKING NEWS

Sudah selayaknya setiap muslim berikhtiar dengan sungguh-sungguh membangun peradaban dunia yang TRANSHUME (TRANSenden, HUManis, dan Emansipatori), dalam koridor AIM-A2 (Aqidah, Ibadah, Muamallah, Adab, dan Akhlak), dengan karakter FAST-I2R (Fathonah, Amanah, Shiddiq, Tabligh, Istiqomah, Ikhlas, dan Ridha), dalam perannya sebagai MUASiR (Mujahiddin, Uswatun-hasanah, Asabiquunal-awaluun, Sirajan-muniran, dan Rahmatan-lil'alamiin), sehingga dapat "mengangkat" manusia menjadi sosok yang terus meningkat kualitasnya, dalam format 4M (mukminin, muslimin, muttaqiin, dan mukhlisin).
Semoga Allah SWT meridhai.

Minggu, 13 April 2008

MUNAFIK TERANG BENDERANG

Bila kita mendengar kata "terang benderang", maka yang termaknai segera adalah suatu keadaan yang jelas dan mudah dilihat. Oleh karena itu, "munafik terang benderang" berarti suatu karakter munafik yang diperlihatkan oleh seseorang secara jelas dan mudah dilihat.
Lihatlah informasi entertainment beberapa hari ini, maka anda akan melihat seorang artis (wanita) dari aliran musik tertentu telah memperlihatkan kemunafikannya secara terang benderang. Sang Artis adalah sosok wanita yang gemar menyanyikan lagu sambil menggerakkan tubuhnya secara liar, untuk memancing syahwat lawan jenis. Sang Artis juga dikenal sebagai sosok wanita yang gemar memperlihatkan auratnya kepada lawan jenis ketika show, tujuannya jelas (tak dapat dipungkiri) untuk memancing syahwat lawan jenis.
Pertanyaannya, apa pengaruhnya untuk umat Islam pada umumnya?
Jawabannya tentulah tidak sederhana, karena tindakan Sang Artis bersifat multiplier effect (efek berganda). Salah satunya, antara lain semakin menyulitkan para ulama, dai, dan ustadz dalam memperbaiki akhlak umat, karena memiliki pesaing berupa tindakan jahiliah Sang Artis. Selain itu, pengaruh yang lebih membahayakan adalah disinformasi yang dilakukan Sang Artis, ketika ia memberikan penjelasan munafik kepada pers, seputar pencekalannya oleh beberapa Bupati dan Walikota. Kemunafikan tersebut antara lain:
Pertama, Sang Artis menginformasikan bahwa ia hanyalah seorang entertainer yang mencari rezeki halal dengan menyenangkan hati client-nya. Padahal ia dicekal oleh beberapa Bupati dan Walikota karena pakaian dan aksi panggungnya yang seronok. Uniknya, Sang Artis merasa ia sedang mencari rezeki halal dengan menjajakan auratnya melalui aksi panggung dan pakaiannya yang seronok. Inilah ciri munafik terang benderang, karena dalam memberi penjelasan kepada pers Sang Artis selalu menyebut-nyebut "Allah", "Alhamdulillah", dan senang membaca Qur'an, bahkan siap menjadi dai.
Kedua, Sang Artis bertahan mati-matian, bahwa ia adalah seorang entertainer, maka siapapun silahkan memberi masukan atau kritik, tetapi tidak mengenai profesinya sebagai entertainer. Bagi Sang Artis, entertainer adalah agama keduanya (selain Islam), tempat ia memuja dan mengabdikan diri. Agama "entertainer" yang dianutnya, bagi Sang Artis bahkan dapat mengalahkan seruan kebajikan dan kehormatan wanita, sebagaimana dimaksud dalam QS.24:31. Inilah ciri munafik yang terang benderang, karena Sang Artis seringkali menyebut dirinya adalah wanita beriman (muslimah).
Allah SWT berfirman, "Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kehormatannya, serta janganlah mereka menampakkan auratnya, kecuali bagian tubuh yang biasa terlihat (seperti telapak tangan dan wajah) ..." (QS.24:31).
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana jika Sang Artis ingin bertaubat, dan membatasi aktivitasnya sendiri agar sesuai dengan nilai-nilai Islam?
Jawabannya tentulah silahkan, dan sangat berpeluang mendapat ampunan Allah SWT, karena Allah SWT adalah Maha Pengampun dan selalu menerima taubat dari hamba-hambanya. Silahkan memperbaiki diri, dengan mempelajari nilai-nilai Islam. Selain itu jauhi orang-orang yang mengajak pada aktivitas yang mendurhakai Allah SWT. Ketahuilah Allah SWT telah berfirman dalam QS.114:4-6, bahwa ada setan dari golongan manusia yang selalu mengajak pada kesesatan dan kejahatan.
Bila Sang Artis berkenan bertaubat, dan memperbaiki diri, maka ia berpeluang menjadi wanita shalihah. Suatu karakter wanita mulia yang dihormati orang-orang beriman, dan yang dirindukan kehadirannya oleh segenap penduduk surga. Bukankah Allah SWT telah berfirman, "Hai jiwa yang tenang (nafsul muthmainnah) kembalilah kepada Tuhanmu (Allah) dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu" (QS.89:27-30).
Semoga Sang Artis bertaubat, doa kita untuk kesadarannya, dengan harapan ia berkenan kembali menjalani hidupnya yang indah dalam nilai-nilai Islam. Amiin yaa Allah, amiiin.

Minggu, 06 April 2008

METROPOLIS SYNDROME

Ada lagi fenomena yang semakin populer secara kuantitatif dan kualitatif di perkotaan (terutama di kota-kota besar), yaitu metropolis syndrome.
Syndrome, adalah satu kumpulan simptom atau gejala-gejala yang saling berkaitan. Syndrome juga difahami sebagai suatu kumpulan sifat-sifat kepribadian atau perilaku.
Sementara itu, metropolis syndrome adalah kepribadian atau perilaku anak yang terbentuk akibat ditinggalkan kedua orang tuanya (ayah dan ibu) bekerja. Gejala ini disebut metropolis syndrome karena banyak terjadi di kota-kota besar (metropolitan).
Dalam konteks Islam, popularitas metropolis syndrome sangat mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan syndrome terjadi pada anak-anak. Padahal anak adalah asset umat Islam dan sekaligus menjadi titik tumpu eksistensi dan pengembangan Islam.
Anak bukanlah hasil dari reproduksi kedua orang tuanya, melainkan sebuah proses regenerasi dari kedua orang tuanya. Dalam proses regenerasi terkandung unsur fisik (biologis), dan non fisik (nilai atau value).
Unsur nilai meliputi: (1) nilai-nilai keyakinan terhadap Tuhannya (aqidah), (2) nilai-nilai bakti kepada Tuhannya (ibadah), (3) nilai-nilai dalam interaksi sosial (muamallah), (4) nilai-nilai etika atau sopan santun (adab), dan (5) nilai-nilai ekspresional (akhlak).
Oleh karena itu, maraknya metropolis syndrome di kalangan anak-anak sungguh sangat mengkhawatirkan. Fenomena kedua orang tua (ayah dan ibu) bekerja, sungguh sangat memprihatinkan, dan memerlukan upaya penghentian (kecuali dalam keadaan darurat). Karena biaya regeneratif yang harus dibayar sangat mahal, misal anak menjadi tidak Islami atau tidak shaleh.
Sudah saatnya ayah dan ibu berdiskusi kembali, tentang tujuan keluarga. Jika keduanya memutuskan, bahwa tujuan keluarga adalah hanya untuk mencapai gengsi sosial, maka materi (harta kekayaan) menjadi prasyarat utama. Akibatnya, metropolis syndrome merupakan "harga" yang harus dibayar.
Sebaliknya, jika ayah dan ibu bersikukuh, bahwa keluarga yang mereka bentuk adalah ikhtiar optimal untuk menggapai ridha Allah SWT, maka mereka harus mempertimbangkan ancaman metropolis syndrome, dan peran regeneratif yang harus dimainkan.
Ayah dan ibu harus berdiskusi, tentang upaya memenuhi kebutuhan biologis (makan, minum, pakaian, kesehatan, dan lain-lain) dan kebutuhan nilai (aqidah, ibadah, muamallah, adab, dan akhlak) anak-anaknya. Sudah saatnya ayah dan ibu tidak lagi memandang pekerjaan publik (di luar rumah) dan domestik (di dalam rumah) sebagai fenomena strukturatif (atas-bawah). Keduanya (ayah dan ibu) harus faham, bahwa pekerjaan publik dan domestik merupakan fenomena klaster (sejajar atau egaliter).
Oleh karena itu, di antara mereka tidak ada yang merasa diagungkan dan direndahkan, ketika mereka berbagi tugas dan fungsi, di mana pekerjaan publik akan dilakukan oleh ayah dengan dukungan ibu di rumah, dan pekerjaan domestik akan dilakukan oleh ibu dengan dukungan ayah saat berada di rumah.
Keduanya bertekad bekerjasama (bukan sama-sama kerja di luar rumah) untuk memainkan peran regeneratif secara optimal, sesuai kemampuannya. Agar Allah SWT ridha kepada mereka, dan mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat. InsyaAllah.