ABOUT ISLAM

Jumat, 27 Februari 2009

IN THE NAME OF GOD

In the name of God (Allah subhanahu wa ta'ala), the Most Compassionate, and the Most Merciful. Asallamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, which is equivalent in English, "greetings of peace".
We are going through some very difficult time, when west relations with moslem have polarized. Continously devastating conditions of Palestinians, who had tyrant and unjust authoritizing by Israel. USA invations on Afganistan (since 2002) and Iraq (since 2003), had destruction and killings of several hundred thousand moslem people on Afghanistan and Iraq. Evil treatment of prisoners by USA military (on Abu Ghraib in Iraq, and on Guantanamo in Cuba Region) are some of the major factors which have turned our world into a lawless, and unjust global village.
I hope we will be a step to undo the lawless and unjust global village. We will to undo the stereotypes, and help inspire a contructive and sincere interaction. The Holy Qur'an could inspiring to return harmonize west world and moslem world interaction.

Rabu, 25 Februari 2009

SPLIT PERSONALITY

Split personality, berarti kepribadian yang terbelah. Ia dapat terjadi pada tataran individu (seseorang), maupun pada tataran kolektif (masyarakat). Kondisi ini ditandai oleh ketidakmampuan penderita dalam mengintegrasikan dirinya. Pribadi penderita (seseorang atau suatu masyarakat) terbelah menjadi dua sosok yang boleh jadi bertolak belakang. Pada satu sisi dan kondisi tertentu, ia adalah sosok yang baik, cerdas, dan bertaqwa. Namun pada sisi dan kondisi yang lain, ia adalah sosok yang buruk, bodoh, dan fasik.
Fenomena split personality pernah diingatkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, ketika beliau berdiskusi dengan para sahabatnya. Rasulullah Muhammad SAW menyatakan, bahwa akan ada suatu masa (fenomena) di mana seseorang pada malam harinya adalah orang yang baik, namun pada siang harinya ia adalah orang yang buruk. Sebaliknya ada pula, seseorang yang pada malam harinya adalah orang yang buruk, namun pada siang harinya ia adalah orang yang baik.
Split personality menunjukkan ketidak-mampuan seseorang atau suatu masyarakat, dalam berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Orang atau masyarakat tersebut gagal melawan hawa nafsunya, yang mengajaknya pada kefasikan dan kebodohan. Orang atau masyarakat tersebut tidak mampu menQur'ankan pemikiran, sikap, dan perilakunya. Akibatnya, orang atau masyarakat tersebut hidup dalam suatu kondisi yang membahayakan syiar Islam, karena orang atau masyarakat semacam inilah yang akan memberikan label atau citra buruk pada Islam.
Oleh karena itu, setiap muslim (seseorang atau suatu masyarakat) hendaklah dapat melepaskan diri dari derita split personality. Caranya dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, yang substansi dasarnya tertuang dalam Al Qur'an, dan dijelaskan dalam Al Hadist, serta diingatkan oleh para ulama.

Selasa, 24 Februari 2009

CITRA MANUSIA

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kita seringkali lupa, bahwa Allah SWT memberi citra positif bagi manusia. Padahal dalam berbagai firmanNya dalam Al Qur'an, Allah SWT menunjukkan hal itu. Allah SWT memperlihatkan kebanggaannya pada manusia, ketika Ia meminta para malaikat memperhatikan penjelasan Adam AS, tentang hal-hal yang diketahuinya. Allah SWT juga menjelaskan, bahwa Ia menciptakan manusia dalam format yang sempurna (sebaik-baik bentuk).
Apabila Allah SWT telah mencitrakan manusia, sebagai makhluk positif, atau makhluk unggul, yaitu lebih unggul dari malaikat, dan sudah barang tentu lebih unggul dari iblis, maka alangkah naifnya ketika manusia tidak percaya diri sebagai manusia. Lihatlah fenomena Indonesia, beberapa tokoh mengatakan, bahwa dalam mengatasi dinamika (kesulitan multi aspek) Indonesia, dibutuhkan malaikat sebagai pemimpin. Ucapan tokoh ini menunjukkan, bahwa ia (dan pengikutnya) tidak percaya diri sebagai manusia.
Selain itu, dalam konteks manusia secara luas, manusia juga seringkali terpeleset menjadi iblis, dengan mendurhakai Allah SWT (tidak memperTuhankan Allah SWT). Kondisi ini, sesungguhnya juga menunjukkan, bahwa manusia tidak percaya diri sebagai manusia. Seharusnya tentulah tidak demikian. Seharusnya manusia percaya diri sepenuhnya sebagai manusia dengan berpegang pada petunjuk Allah SWT, yaitu nilai-nilai Islam.
Jika seorang manusia sungguh-sungguh percaya diri sebagai manusia, maka ia akan hidup dalam koridor AIM-A2 (Aqidah, Ibadah, Muamallah, Adab, dan Akhlak), dengan berpikir, bersikap, dan berperilaku FAST-I2R (Fathonah, Amanah, Shiddiq, Tabligh, Istiqamah, Ikhlas, dan Ridha), sehingga dapat berperan sebagai MUASiR (Mujahiddin, Uswatun hasanah, Asabiquunal awaluun, Sirajan muniran, dan Rahmatan lil'alamiin), yang pada akhirnya kolektivisasi aktivitas ini akan menghasilkan peradaban manusia yang TRANSHUME (TRANSenden, HUManis, dan Emansipatori).
Inilah indahnya nilai-nilai Islam, dan indahnya suatu kondisi, ketika manusia percaya diri, karena ia faham bahwa Allah SWT memberikan citra manusia yang positif (unggul).
Wassallamu'alaikum Wr.Wb.

Sabtu, 21 Februari 2009

TRANSCENDENTAL POWER

Power, berarti kekuatan. Power juga berarti penggunaan segenap potensi atau kekuatan. Dalam perbincangan hari-hari terakhir ini, istilah "power" banyak didekatkan pada konteks Amerika Serikat. Ketika Amerika Serikat melakukan perubahan strategi politik luar negerinya, setelah pelantikan Barack Obama sebagai presiden. Pada masa sebelumnya (dalam dua periode pemerintahan), George Walker Bush menggunakan strategi politik luar negeri, yang bersifat "hard power" (penggunaan kekuatan secara keras/tegas). Sebaliknya, setelah pelantikan, Barack Obama menerapkan strategi politik luar negeri, yang bersifat "soft power" (penggunaan kekuatan secara lunak/lembut).
Baik hard power, maupun soft power, dalam penggunaan atau penerapannya memiliki tujuan yang sama, yaitu memenangkan kepentingan Amerika Serikat di seluruh dunia. Kepentingan itu meliputi kepentingan kapitalis Amerika Serikat, dan kepentingan Yahudi Israel. Perubahan dari hard power menjadi soft power dilakukan oleh Amerika Serikat, untuk mengimbangai peningkatan perlawanan bangsa-bangsa lain terhadap kedzaliman Amerika Serikat, yang menjajah Afghanistan, menjajah Iraq, dan mendukung perampokan tanah Bangsa Palestina oleh Yahudi Israel.
Beberapa pengamat menyebut tindakan Barack Obama merupakan tindakan cerdas, dalam rangka meredam perlawanan dunia terhadap Amerika Serikat. Strategi politik luar negeri Barack Obama, yang bersifat soft power, dipandang oleh beberapa pengamat sebagai sesuatu yang cerdas, sehingga strategi ini disebut "smart power" (penggunaan kekuatan secara cerdas).
Pada masa George Walker Bush, Amerika Serikat menerapkan strategi hard power, dengan menekan bangsa-bangsa lain melalui serangan militer, dan menebarkan perang di mana-mana. Saat ini, pada masa Barack Obama, Amerika Serikat menerapkan strategi soft power (smart power), dengan menebar "senyum" dan persuasi di mana-mana, demi mengamankan kepentingan Amerika Serikat.
Sesungguhnya Umat Islam, terutama pejuang muslim di Afghanistan, Iraq, dan Palestina tidak akan terkecoh dengan perubahan strategi politik luar negeri Amerika Serikat. Apapun strategi yang diterapkan Amerika Serikat, para pejuang muslim di Afghanistan, Iraq, dan Palestina tetap akan berjuang membebaskan negeri mereka dari kedzaliman, sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Umat Islam, sejak abad ke-7 selalu menerapkan strategi, yang dengan "kaca mata" kekinian dapat dibaca sebagai "transcendental power" (penggunaan kekuatan sebagai ibadah kepada Allah SWT). Strategi ini memberi ruang gerak bagi Umat Islam, untuk menebarkan rahmatan lil'alamiin, yang antara lain meliputi upaya membebaskan suatu bangsa dari kedzaliman bangsa lain. Strategi ini juga berpeluang bagi pembentukan peradaban, yang bercirikan: Pertama, transenden, yaitu suatu peradaban yang hanya memperTuhankan Allah SWT. Kedua, humanis, yaitu suatu peradaban yang memposisikan manusia sebagaimana adanya, atau memposisikan manusia sebagai manusia. Ketiga, emansipatori, yaitu suatu peradaban yang membebaskan manusia dari kejahiliahan (kegelapan peradaban), baik kejahiliahan tradisional, maupun kejahiliahan modern, yang sama-sama bernuansa kemaksiatan.
Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman (Umat Islam), janganlah kalian mengkhianati Allah dan RasulNya. Jangan pula kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalian mengetahui" (QS.8:27).
Dengan berpegang pada nasehat Allah SWT dalam QS.8:27 inilah Umat Islam berjuang, yaitu dengan menerapkan strategi transcendental power.

Jumat, 20 Februari 2009

POLRI DAN TNI

Sudah dua hari ini Televisi Trans-7 antara jam 16.30 hingga 17.00 menayangkan gambar kekerasan di lingkungan POLRI (POLisi Republik Indonesia) dan TNI (Tentara Nasional Indonesia). Kemarin Televisi Trans-7 menayangkan kekerasan di lingkungan POLRI di Sulawesi Tengah, sedangkan hari ini menayangkan kekerasan di lingkungan TNI di Maluku.
Sebagai muslim, Umat Islam tentu tidak setuju dengan tindak kekerasan ini, karena melanggar nilai-nilai Islam, yang menghargai harkat dan martabat manusia. Namun demikian, Umat Islam hendaknya faham, bahwa kejadian ini tidaklah menggambarkan kondisi umum di lingkungan POLRI dan TNI, karena masih banyak anggota POLRI dan TNI yang berpikir, bersikap, dan berperilaku tegas, namun tetap dengan nuansa simpatik dan menghormati orang lain.
Pemahaman semacam ini diperlukan, agar Umat Islam tidak gentar berkarier sebagai anggota POLRI dan TNI. Sikap semacam ini penting, untuk membantu POLRI dan TNI, dalam mengisi personilnya dengan orang-orang shaleh. Orang-orang ini, adalah orang-orang pemberani yang bersedia menebarkan nilai-nilai Islam yang menyejukkan dan prestatif di lingkungan POLRI dan TNI.
Pada akhirnya hanya orang-orang saleh yang akan mendominasi POLRI dan TNI, sehingga memberi peluang lebih besar bagi POLRI dan TNI dalam menebar kenyamanan di setiap lokasi dan momen tugasnya. Inilah ikhtiar yang perlu dilakukan oleh Umat Islam, sebagai kontribusi optimal dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kamis, 19 Februari 2009

TUHAN ITU MAHA ESA

Umat Islam adalah satu-satunya komunitas manusia di dunia, yang dalam menjalani hidup dan kehidupannya, berpedoman pada petunjuk Tuhan (Allah SWT). Tak ada satupun komunitas manusia di dunia ini, yang menjalani hidup dan kehidupannya seperti itu. Hal ini disebabkan, hanya Umat Islamlah yang memperTuhankan Tuhan, karena hanya Umat Islamlah yang memperTuhankan Tuhan Yang Maha Esa. Sesuatu Dzat disebut Tuhan, hanya jika Ia Maha Esa.
Komunitas lain, seringkali menyatakan diri memperTuhankan Tuhan. Tetapi Tuhan yang mereka perTuhankan bukanlah Tuhan Yang Maha Esa. Komunitas ini, lebih senang menyatakan Tuhan mereka adalah Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sesungguhnya bila sesuatu dzat diklaim sebagai Maha Kuasa, tetapi ia tidak Maha Esa, maka dzat tersebut bukanlah Tuhan. Tidaklah mungkin suatu dzat Maha Kuasa, bila ia tidak Maha Esa. Hanya Dzat yang Maha Esa saja, yang berhak diklaim sebagai Maha Kuasa, dan akhirnya berhak diklaim sebagai Tuhan.
Dengan demikian, hanya agama yang mengajarkan penyembahan kepada Tuhan yang Maha Esa sajalah, yang sebenar-benarnya agama. Contoh: Bila tuhan tidak Maha Esa, misal tuhan itu empat, maka masing-masing tuhan hanya berkuasa sebesar 1/4 bagian. Maka tuhan-tuhan semacam ini, tentulah bukan Tuhan. Bila tuhan yang empat ini, diklaim sebagai satu pribadi, maka hal itu adalah kebohongan terbesar, sebab tuhan-tuhan ini masing-masing memiliki dzat dan sifat yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, Umat Islam hendaklah bersyukur pada Allah SWT, yang telah berkenan memberikan pemahaman yang benar, atau aqidah yang benar bagi Umat Islam, sebagaimana tertuang dalam QS. Al Ikhlas, atau QS.112.
Maka katakanlah, bahwa Tuhan itu Maha Esa. Dialah Allah SWT. Hanya kepada Allah SWT, manusia dapat memohon pertolongan. Dia (Allah SWT) tidaklah beranak-pinak dan tidak pula dilahirkan sebagai anak. Tidak ada sesuatu, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Allah SWT.

Rabu, 18 Februari 2009

PERANGKAT PADA MANUSIA

Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna, yaitu sempurna dalam konteks tugas dan fungsi manusia. Allah SWT telah memberikan perangkat (ware) pada diri manusia, dalam berbagai konteks. Sebagai contoh, dalam konteks aqidah, Allah SWT telah memberikan manusia perangkat keras atau hard ware biologis, yaitu "god spot"; dan perangkat lunak atau soft ware biologis, yaitu "kontrak rohani".
God spot, adalah bagian dari otak manusia, yang terletak di antara hubungan-hubungan saraf, dalam cuping-cuping temporal otak. Bagian dari otak manusia ini ditemukan oleh neurolog dari California University, yang bernama V.S. Ramachandran, pada tahun 1997. Bagian ini disebut "god spot", karena melalui pengamatan terhadap otak, dengan menggunakan emisi positron, bagian ini akan bereaksi ketika orang yang diamati otaknya diajak berdiskusi mengenai topik-topik Ketuhanan.
Kontrak rohani, adalah suatu kontrak (janji) yang dibuat oleh manusia dengan Allah SWT, sesaat sebelum ia dilahirkan ke dunia. Isi kontrak ini diabadikan oleh Allah SWT dalam QS.7:172 untuk mengingatkan manusia tentang kontraknya dengan Allah SWT, agar ia tidak mendustai keberadaan Allah SWT, dan agar ia melaksanakan komitmennya untuk hanya memperTuhankan Allah SWT.
Allah SWT menyatakan, "Dan Ingatlah ketika Tuhanmu menjadikan keturunan Bani Adam dari "tulang punggung" mereka, dan Allah mengambil kesaksian atas diri mereka, "Bukankah Aku (Allah) ini Tuhanmu?" Mereka menjawab. "Betul kami menjadi saksi." Yang demikian itu, supaya kamu tidak mengatakan di hari kiamat, "Sesungguhnya kami orang-orang yang lalai tentang ini" (QS.7:172).
Dengan demikian, saat hadir di dunia (alam semesta), manusia telah dibekali oleh Allah SWT dengan bekal hard ware biologis yang berupa "god spot", dan bekal soft ware biologis yang berupa "kontrak rohani". Oleh karena itu, telah jelaslah fitrah manusia yang mengarah pada keIslaman. Sangat bodohlah seorang manusia, ketika ia memilih tidak berIslam. Ada lima alasan mengenai ini, yaitu: Pertama, sesungguhnya Allah SWT telah memilihkan Agama Islam untuk manusia, maka janganlah mati dalam keadaan tidak berIslam (lihat QS.2:132). Kedua, tidak ada paksaan dalam memeluk Agama Islam, karena sudah jelas antara jalan yang benar dengan jalan yang salah (lihat QS.2:256). Ketiga, sesungguhnya agama yang diridhai oleh Allah SWT hanyalah Agama Islam (lihat QS.3:19). Keempat, oleh karena itu, sangat bodohlah seorang manusia, jika ia memeluk agama, selain Agama Islam (lihat QS.3:83). Kelima, seorang manusia yang memeluk agama, selain Agama Islam, maka tidak akan diterima segala amalannya (lihat QS.3:85).

Selasa, 17 Februari 2009

BELAJAR DARI ROHINGYA

Rohingya, adalah etnis muslim yang mendiami wilayah Rohang (sekarang disebut Arakan), yaitu suatu wilayah di bagian barat laut Myanmar (Birma), yang bagian utara dari wilayah ini berbatasan dengan Bangladesh. Rohingya telah ada di wilayah ini, sebelum negara Birma (dahulu), atau Myanmar (sekarang) berdiri. Telah ratusan tahun muslim Rohingya hidup di wilayah ini (Rohang atau Arakan) dalam tradisi Islam.
Namun muslim Rohingya mengalami tekanan sejak abad ke-19, baik oleh masyarakat sekitarnya yang beragama Budha, oleh penguasa Birma atau Myanmar, maupun oleh penjajah wilayah Birma atau Myanmar, yaitu Jepang dan Inggris. Pada tahun 1942 terjadi pembantaian terhadap muslim Rohingya oleh masyarakat Budha di sekitar wilayah Rohang (Arakan), yang mengakibatkan tewasnya 100 ribu orang muslim Rohingya.
Pada masa junta militer Myanmar, pembantaian dan pengusiran terhadap muslim Rohingya dilakukan dengan cara yang lebih sistematis. Junta militer Myanmar bekerja sama dengan masyarakat Budha di sekitar wilayah Rohang terus menerus menekan, membunuh, dan mengusir muslim Rohingya dari wilayah Rohang.
Data statistik tahun 2006 menunjukkan, bahwa dari 50 juta orang warga Myanmar, 8 juta orang di antaranya adalah muslim. Dari 8 juta orang muslim Myanmar, diketahui 3,5 juta orang di antaranya adalah muslim Rohingya. Tetapi melalui program pembantaian yang sistematis terhadap muslim Rohingya, pada tahun 2008 jumlah muslim Rohingya di Myanmar hanya tersisa 1,5 juta orang. Hingga saat ini pembantaian sistematis terhadap muslim Rohingya terus terjadi di Myanmar (tepatnya di wilayah Rohang).
Oleh karena itu, salah besar, bila ada pihak yang menyatakan pengungsi Rohingya yang ada di Indonesia, Malaysia, Bangladesh, dan Thailand, sebagai "Pengungsi Ekonomi". Adalah benar, ketika ada beberapa Ulama dan masyarakat Indonesia yang menyebut pengungsi Rohingya, sebagai "Pengungsi Aqidah". Muslim Rohingya adalah orang-orang yang terusir dari kampung halamannya, karena dimusuhi aqidah Islamnya.
Belajar dari Rohingya, maka Umat Islam di manapun ia berada hendaklah semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hanya Allah SWT yang dapat melindungi Umat Islam dari pihak-pihak yang menginginkan kehancurannya. Seiring dengan itu, Umat Islam juga harus terus menerus mengembangkan karakter Islam, yang FAST, yaitu: Pertama, fathonah, atau cerdas komprehensif. Kedua, amanah, atau dapat dipercaya. Ketiga, shiddiq, atau obyektif. Keempat, tabligh, atau informatif.
Semoga Allah SWT berkenan melindungi Umat Islam di manapun ia berada. Semoga Allah SWT juga berkenan menjadikan Umat Islam, sebagai umat yang rahmatan lil'alamiin, yaitu umat yang mampu memberi kontribusi optimal bagi lingkungannya (abiotik, biotik, dan cultural).

Senin, 16 Februari 2009

KEUTAMAAN MUSLIMAH

Seorang laki-laki muslim yang beruntung, adalah yang berhasil menikahi seorang wanita muslim (muslimah), karena keduanya akan bahu membahu menggapai ridha Allah SWT. Sebaik-baik muslimah, adalah yang meneladani Rasulullah Muhammad SAW, meneladani kehidupan keluarga Rasulullah Muhammad SAW, dan meneladani istri-istri Rasulullah Muhammad SAW.
Istri-istri Rasulullah Muhammad SAW, merupakan teladan yang baik bagi muslimah, karena mereka hidup dalam binaan langsung Rasulullah Muhammad SAW. Oleh karena itu, tepatlah kiranya, bila muslimah sama sekali tidak meneladani artis hollywood, bollywood, maupun indowood (artis Indonesia).
Salah satu istri Rasulullah Muhammad SAW, yang patut diteladani oleh muslimah, dan wajib dihormati oleh laki-laki muslim, adalah Khadijah binti Khuwalid. Keutamaan Khadijah, sesungguhnya juga menunjukkan keutamaan muslimah, seperti:
Pertama, kecerdasan beliau (Khadijah), ketika menolak lamaran beberapa laki-laki yang berorientasi harta dan kecantikan wanita, merupakan fenomena kecerdasan seorang muslimah.
Kedua, kecermatan beliau, ketika menerima lamaran Rasulullah Muhammad SAW, yang didasarkan pada adanya data tentang keunggulan pribadi Rasulullah Muhammad SAW, merupakan fenomena kecermatan seorang muslimah.
Ketiga, ketepatan sikap beliau, ketika menjadi wanita pertama yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW (bersyahadat), merupakan ketepatan sikap seorang muslimah.
Keempat, kasih sayang beliau, ketika berperan sebagai istri Rasulullah Muhammad SAW, merupakan fenomena kasih sayang seorang muslimah.
Kelima, ketegaran beliau, ketika berperan sebagai pendamping perjuangan Rasulullah Muhammad SAW, merupakan fenomena ketegaran seorang muslimah.
Dengan kata lain, sesungguhnya keutamaan Khadijah binti Khuwalid, merupakan fenomena keutamaan muslimah. Kecerdasan, kecermatan, ketepatan sikap, kasih sayang, dan ketegaran Khadijah binti Khuwalid, merupakan fenomena kecerdasan, kecermatan, ketepatan sikap, kasih sayang, dan ketegaran seorang muslimah.
Oleh karena itu, agar seorang laki-laki muslim beruntung, maka hendaklah ia hanya menikahi muslimah. Dengan demikian, adalah suatu kebenaran, ketika nilai-nilai Islam menolak pernikahan lintas agama, atau beda agama. Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman, bahwa laki-laki muslim untuk wanita muslim, dan wanita muslim untuk laki-laki muslim. Artinya, hanya laki-laki muslim yang berhak menikahi wanita muslim (muslimah).

Sabtu, 14 Februari 2009

KEBODOHAN YANG MENGGANGGU

Kebodohan yang mengganggu, adalah suatu kondisi, di mana terjadi gangguan, yang membuat tidak nyaman bagi seseorang; karena adanya kebodohan akut, yang diderita seseorang (bila individual), atau diderita suatu masyarakat (bila massal).
Fenomena inilah (kebodohan yang mengganggu) yang terjadi di Jombang. Tepatnya di rumah Ponari, seorang anak yang didaulat oleh masyarakat sebagai dukun cilik. Ponari mengalami gangguan, yang menimbulkan ketidak-nyamanan bagi dirinya sebagai anak-anak, sehingga terpaksa ia harus dievakuasi (diselamatkan) oleh petugas keamanan. Ponari diungsikan ke suatu tempat, yang aman dari kejaran masyarakat yang menderita kebodohan akut.
Gagal mendapat "pengobatan" dari Ponari, masyarakat yang menderita kebodohan akut ini lalu melakukan perbuatan yang memperlihatkan irasionalitas (tertolak oleh akal sehat). Masyarakat ini mengambil air sumur Ponari secara berebutan, untuk mendapat "berkah" dari air tersebut. Tidak puas dengan mengambil air sumur, masyarakat juga mengambil tanah dan lumpur yang berada di area rumah Ponari. Tujuannya sama dengan mengambil air sumur Ponari, yaitu untuk mendapat "berkah".
Masyarakat yang mengganggu dan membuat Ponari tidak nyaman, jumlahnya secara relatif memang tidak terlalu besar, bila dibandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia, namun tetap saja fenomena ini sangat memprihatinkan. Keprihatinan timbul, karena fenomena ini membahayakan seseorang (Ponari), dan membahayakan aqidah Islam, yang dianut oleh masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, sudah saatnya para Ulama Jombang turun tangan untuk mencerdaskan masyarakat yang menderita kebodohan akut ini. Sudah saatnya para Ulama Jombang menggencarkan konsepsi Al Ikhlas (QS.112) pada masyarakat. Semoga Allah SWT berkenan membebaskan masyarakat ini dari kebodohan akut yang dideritanya, amien....

Jumat, 13 Februari 2009

ASAL USUL VALENTINE'S DAY

Dalam tradisi pagan (penyembah berhala) Romawi Kuno, ada sebuah perayaan yang disebut "Lupercalia". Perayaan ini berlangsung selama dua hari, yaitu pada tanggal 14 Februari dan 15 Februari.
Pada hari pertama (14 Februari) adalah perayaan yang dipersembahkan untuk Juno Februata (Dewi Cinta). Pada hari ini, para pria memasukkan nama-nama wanita ke dalam kotak. Kemudian setiap pria mengambil secara acak satu nama dari dalam kotak tersebut. Wanita yang namanya terambil oleh seorang pria harus menjadi pasangan pria tersebut selama setahun, untuk menjadi obyek hiburan pria tersebut.
Pada hari kedua (15 Februari) adalah perayaan yang dipersembahkan untuk Dewa Lupercalia. Pada hari itu, para wanita berebut untuk mendapat cambukan dari para pria, agar mendapat berkah dari Dewa Lupercalia.
Ketika masyarakat Romawi menganut agama nasrani, maka tokoh mereka, seperti Kaisar Konstantine dan Paus Gregory mengadopsi tradisi "Lupercalia" kedalam agama nasrani. Selanjutnya pada tahun 496 Masehi, Paus Galasius memberi nama perayaan ini dengan nama "Saint Valentine's Day", dengan alasan untuk menghormati tokoh agama nasrani yang bernama Sain Valentine, yang meninggal pada tanggal 14 Februari.
Demikianlah asal usul Valentine's Day, yang diposting oleh "Just Another Moslem Pages" pada tanggal 11 Februari 2009, yang beralamat di http://alqiyamah.wordpress.com. "Just Another Moslem Pages" menyatakan bahwa postingannya dikutip dari Majalah Al Furqon edisi 06 th.ke-8 Muharrom 1430 / Januari 2009, halaman 37-39.
Dengan demikian, karena Valentine's Day berasal dari paganisme Romawi Kuno, dan tradisi agama nasrani, maka para pemuda dan pemudi yang beragama Islam, dimohon untuk tidak melakukan kegiatan yang berbasis pada Valentine's Day. Meskipun banyak media cetak dan elektronik yang gencar menyiarkan acara berbasis Valentine's Day, maka dimohon agar pemuda dan pemudi yang beragama Islam tidak terlibat di dalamnya, baik sebagai pelaksana maupun sebagai penggembira. Namun demikian pemuda dan pemudi yang beragama Islam, hendaknya dapat menahan diri untuk tidak mengganggu penganut agama lain yang merayakan Valentine's Day.

MENSYUKURI NKRI

Seorang muslim hendaknya pandai bersyukur. Dalam konteks berbangsa dan bernegara, seorang muslim hendaknya bersyukur kepada Allah SWT, atas berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suatu negara yang memposisikan segenap Bangsa Indonesia, dari Aceh hingga Papua, berada dalam kesetaraan.
Oleh karena itu, menjadi kewajiban muslim untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara ini, hingga akhir zaman. Inilah bentuk rasa syukur, kepada Allah SWT. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi muslim untuk tidak memberi kontribusi optimal, bagi kesejahteraan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setiap muslim memang wajib berpegang teguh pada aqidah, ibadah, muamallah, adab, dan akhlak Islamnya, namun ia tetap wajib tenggang-rasa, dan toleran kepada elemen bangsa lainnya dari Bangsa Indonesia yang tidak beragama Islam. Konsepsi ini, bukanlah konsepsi pluralisme, melainkan konsepsi pluralitas, di mana setiap muslim mengakui adanya keaneka-ragaman suku, agama, ras, dan adat istiadat di Indonesia. Oleh karena itu, setiap muslim siap bergandeng-tangan dengan anggota Bangsa Indonesia lainnya, dalam memberi kontribusi optimal (rahmatan lil'alamiin) bagi Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kamis, 12 Februari 2009

KEBODOHAN YANG AKUT

Beberapa hari ini dari Jombang tersiar berita memperihatinkan, yaitu adanya seorang anak bernama Ponari, yang kehilangan kegembiraan masa kanak-kanaknya, karena didaulat oleh masyarakat sebagai dukun sakti, yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit dengan menggunakan batu ajaib.
Ponari dan keluarganya tentu tidak dapat begitu saja disalahkan dalam kasus ini. Kebodohan sesungguhnya lebih nampak diperagakan oleh masyarakat yang mendatangi Ponari. Masyarakat ini berbondong-bondong mendatangi Ponari, dan "memaksa" anak ini mengobati mereka. Tidak ada kepedulian mereka yang berbondong-bondong ini, terhadap masa kanak-kanak Ponari. Mereka memaksakan kesembuhan, meskipun dalam kasus ini sesungguhnya telah ada 4 (empat) orang yang tewas karena berdesak-desakan.
Mereka yang berdukun pada Ponari, sesungguhnya menderita kebodohan yang akut. Mereka tidak lagi mampu berpikir secara jernih. Mereka memilih berpikir serampangan, tanpa mempedulikan aqidah Islam, yang melarang seorang manusia berdukun, karena akan tergolong musyrik. Tapi inilah fakta kebodohan akut yang nyata.
Oleh karena itu, menjadi tugas mereka yang bertaqwa untuk menyadarkan orang-orang bodoh ini tentang kebodohannya. Allah SWT berfirman, "Mereka tidak lain hanyalah menurutkan persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah membuat kebohongan belaka" (lihat QS.6:116).

Selasa, 10 Februari 2009

DUKUNG HAK NUKLIR IRAN

Republik Islam Iran telah sejak lama mendapat tekanan Amerika Serikat, Eropa, dan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) atas teknologi nuklir yang dikembangkannya. Tekanan ini merupakan skenario yang dirancang oleh Komunitas Iblis Internasional (Yahudi Israel, Amerika Serikat, Inggris, dan sekutu-sekutunya) untuk menghilangkan kekuatan Umat Islam yang mampu melawan Komunitas Iblis Internasional.
Ketika Pakistan, yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, berhasil mengembangkan teknologi nuklir, maka Komunitas Iblis Internasional merasa kecolongan. Namun kemudian mereka berhasil menjinakkan Pakistan, dengan mengkooptasi (menundukkan) Pemerintah Pakistan agar berpihak pada Komunitas Iblis Internasional. Hal ini dibuktikan oleh peran besar Pemerintah Pakistan dalam menyerang Pejuang Muslim Afghanistan (Taliban) di perbatasn Pakistan, demi kepentingan Komunitas Iblis Internasional. Pemerintah Pakistan bahkan tidak perduli, jika karena kebijakannya yang anti Pejuang Muslim Afghanistan, ia harus bertentangan dengan Rakyat Pakistan.
Untuk kasus teknologi nulir Iran, telah sejak lama Komunitas Iblis Internasional berupaya meruntuhkan kemampuan teknologi nulkir Iran. Namun dengan perkenan Allah SWT, upaya Komunitas Iblis Internasional hingga saat ini belum berhasil. Iran terus mengembangkan teknologi nuklir sebagai hak segala bangsa. Untuk itu Iran terus menunjukkan pentingnya teknologi nuklir bagi pemenuhan kebutuhan energinya kepada masyarakat dunia.
Semangat anti kemajuan dan anti penguasaan teknologi tinggi oleh Umat Islam, memang selalu ditunjukkan oleh Komunitas Iblis Internasional. Hal ini mereka lakukan, karena khawatir pada suatu saat mereka tak lagi dapat berbuat dzalim pada Umat Islam, sebagaimana kedzaliman yang mereka peragakan di Palestina, Afghanistan, dan Iraq pada saat ini.
Kesungguhan Komunitas Iblis Internasional untuk meruntuhkan kemampuan teknologi Iran, nampak dari kesediaan Amerika Serikat mengeluarkan dana yang relatif besar. Sebagai contoh, salah satu harian ibukota (Jakarta) pada tahun 2005 memuat artikel berjudul, "AS Siap Lawan Rezim Iran", di mana Amerika Serikat menyediakan dana khusus sebagai bagian dari upaya meruntuhkan kemampuan teknologi Iran.
Pada tahun 2005 Amerika Serikat menyediakan dana 75 juta dolar Amerika Serikat untuk mendukung gerakan oposisi di Iran, yang digunakan untuk: (1) meningkatkan kemampuan televisi dan radio Amerika Serikat dalam memberi citra buruk bagi Iran, sebesar 50 juta dolar Amerika Serikat; (2) membantu serikat pekerja dan aktivis hak asasi manusia yang ada di Iran dalam melawan Pemerintah Republik Islam Iran dan Rakyat Iran, sebesar 15 juta dolar Amerika Serikat; (3) melaksanakan pertukaran pelajar antara Iran dengan Amerika Serikat yang akan mencuci otak pelajar Iran yang mengikuti program ini agar melawan pemerintah dan rakyat Iran, sebesar 5 juta dolar Amerika Serikat; dan (4) membangun jaringan internet dan televisi independen di Iran, untuk melawan pemerintah dan rakyat Iran, sebesar 5 juta dolar Amerika Serikat.
Inilah salah satu fakta tentang keseriusan Komunitas Iblis Internasional memusuhi dan melemahkan kemampuan teknologi Republik Islam Iran, yang berarti memusuhi dan melemahkan kemampuan teknologi Umat Islam.
Dalam konteks kekinian, Umat Islam mengetahui, bahwa Allah SWT telah membantu Umat Islam dengan mentakdirkan terjadinya krisis keuangan global pada Komunitas Iblis Internasional. Oleh karena itu, meskipun sedikit banyak berdampak pada Umat Islam, namun hendaknya Umat Islam dapat memahami skenario makro dari Allah SWT dalam membantu Umat Islam melawan Komunitas Iblis Internasional.

Senin, 09 Februari 2009

TOLAK LIBERALISME

Liberalisme bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, setiap muslim wajib menolak liberalisme dalam praktek kehidupan manusia. Ada tiga alasan yang menunjukkan keburukan liberalisme, yaitu:
Pertama, liberalisme berbasis pada pemikiran "semua boleh" dan antroposentris. Semua boleh sepanjang tidak bertentangan dengan norma-norma yang dianut masyarakat, meskipun bertentangan dengan nilai-nilai yang diamanatkan Tuhan. Dasar argumentasi liberalisme bertumpu pada posisi manusia sebagai pusat alam semesta (antroposentris), yang diwujudkan dengan penerapan hak asasi dan kepentingan manusia, yang seringkali bertentangan dengan hak asasi Tuhan.
Kedua, liberalisme berupaya menyusupkan pandangan yang berlebihan pada inklusivitas dan pluralitas manusia. Akibatnya tiap manusia cenderung kehilangan identitas fitrahnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Ketika seorang manusia telah kehilangan identitas fitrahnya, maka segeralah dia didesakkan dengan identitas baru, sebagai agen peradaban Barat.
Uniknya, ketika sebagian masyarakat Barat di Eropa, Amerika, dan Australia berbondong-bondong memeluk agama Islam, sebagai agama pencerahan, maka para agen baru peradaban Barat justru sibuk "menjual" nilai-nilai Barat di lingkungannya.
Ketiga, liberalisme merupakan basis bagi berkembangnya faham sekuler, yang menyatakan bahwa nilai-nilai Islam tak layak menata seluruh aspek kehidupan manusia. Bagi kaum sekuler nilai-nilai Islam hanya akan diposisikan sebagai ritus pribadi tanpa makna.
Banyak pihak sengaja melupakan historisitas faham sekuler, yang diawali oleh penemuan para ilmuwan, seperti Galileo Galilei (1564-1642). Pada saat itu hasil penemuan para ilmuwan ini ternyata bertolak belakang dengan doktrin keagamaan yang dibangun oleh institusi agama di Eropa. Akibatnya para ilmuwan harus menjalani hukuman, bahkan hingga hukuman mati seperti yang dialami oleh Galileo Galilei. Oleh karena itu, para ilmuwan sosial kemudian menyerukan agar ada pemisahan antara agama (di Eropa) dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal inilah yang kemudian berkembang menjadi faham sekuler.
Oleh karena itu, setiap muslim wajib menolak liberalisme yang nyata-nyata menolak keberadaan dan kekuasaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa (lihat QS.112:1-4). Setiap muslim wajib menolak liberalisme, karena pada akhirnya liberalisme identik dengan kekafiran. Tanpa liberalisme Umat Manusia insyaAllah akan lebih berbahagia, dan lebih TRANSHUME (TRANSenden, HUManis, dan Emansipatori).

Jumat, 06 Februari 2009

AWAS BUJUKAN GOLPUT

Menyadari tentang bahayanya "bujukan golput" yang dilancarkan oleh pihak-pihak tertentu terhadap Umat Islam, sejak hari Jum'at tanggal 23 Januari 2009 dalam blog ini saya telah memposting artikel berjudul, "Karakteristik Muslim." Tujuan artikel ini adalah untuk menggugah Umat Islam agar pandai memanfaatkan potensi diri dan prospek hidupnya ke depan.
Selanjutnya, pada hari Selasa tanggal 27 Januari 2009 dalam blog ini saya memposting artikel berjudul, "Memahami Fatwa MUI." Tujuan artikel ini antara lain adalah mengajak Umat islam agar cerdas mensikapi situasi dan kondisi terkini, yang ingin menghancurkan kekuatan Umat Islam di parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah) serta di pemerintahan.
Sementara itu, pada hari Rabu tanggal 28 Januari 2009 dalam blog ini saya memposting artikel berjudul, "Untuk Kejayaan Islam: Jangan Golput." Tujuan artikel ini adalah untuk menjelaskan pada Umat Islam tentang pentingnya berpartisipasi dalam pemilihan umum, bagi penegakan nilai-nilai Islam secara bertahap, konstitusional, dan legal.
Akhirnya, hari ini saya memposting dalam blog saya ini artikel berjudul, "Awas Bujukan Golput." Tujuan artikel ini adalah untuk mengingatkan Umat Islam tentang berbahayanya golput dalam konteks perjuangan Umat Islam.
Saat ini banyak pihak yang mempromosikan dan membujuk Umat Islam agar tidak berpartisipasi dalam pemilihan umum, atau golput. Hal ini sesungguhnya membahayakan upaya menjaga kepentingan Umat Islam. Ada dua alasan yang lemah, yang disampaikan oleh agen pembodohan ini, dalam rangka mendorong terjadinya golput, yaitu: Pertama, tidak adanya perubahan dari pemilihan umum selama ini, dalam hal kesejahteraan masyarakat. Kedua, demokrasi adalah instrumen yang mengokohkan sekulerisme.
Bila kinerja pemerintah dan parlemen yang ada saat ini belum optimal, maka solusinya adalah memilih pemimpin (wakil Umat Islam di parlemen dan pemerintahan) yang tepat, sesuai dengan kriteria nilai-nilai Islam. Bila diketahui bahwa demokrasi adalah instrumen yang mengokohkan sekulerisme, maka solusinya adalah membuat demokrasi menjadi instrumen penegakan nilai-nilai Islam. Dengan demikian golput bukanlah solusi yang tepat.
Oleh karena itu, Umat Islam perlu berhati-hati terhadap beberapa pihak yang membujuk-bujuk Umat Islam agar golput. Waspadalah, terhadap bujukan golput. Kinilah saatnya, Umat Islam bekerja keras meneliti dengan cermat para wakilnya di parlemen dan pemerintahan. Hal ini memang membutuhkan kerja ekstra, karena harus mempelajari track record calon anggota parlemen di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Selain itu juga harus dicermati track record calon presiden dan wakil presiden. Namun demikian, bila kesemua ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar penegakan nilai-nilai Islam, maka insyaAllah akan mendapat ridhaNya.
Allah SWT berfirman dalam QS.7:96, "Sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa. Kami (Allah) akan membukakan pintu keberkahan bagi mereka dari langit dan bumi."
Allah SWT juga mengingatkan, bahwa manusia yang gemar mempermainkan Islam, adalah manusia-manusia yang tidak mau mempergunakan akalnya (lihat QS.5:58). Oleh karena itu, Allah SWT akan menimpakan kehinaan kepada manusia-manusia yang tidak mempergunakan akalnya (lihat QS.10:100).
Dengan demikian, Umat Islam harus berpikir keras dengan menggunakan akalnya, untuk memilih wakilnya di parlemen dan pemerintahan secara tepat. Oleh karena itu, Umat Islam hendaklah jangan golput, dan waspadalah terhadap bujukan golput. Sekali lagi, "Awas Bujukan Golput."

Kamis, 05 Februari 2009

KRISIS ADAB

Kejadian yang mengenaskan di Medan, di mana Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara dianiaya oleh demonstran pendukung pembentukan Provinsi Tapanuli, masuk dalam ingatan kita. Lebih mengenaskan lagi ketika mengetahui, bahwa Ketua DPRD tersebut, Abdul Aziz Angkat, meninggal dunia. Inilah fenomena buruk ketiadaan adab, yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Fenomena tersebut, dan fenomena-fenomena sejenisnya menunjukkan, bahwa telah terjadi krisis adab di Indonesia. Krisis ini menggugah setiap muslim untuk memberi kontribusi dalam mengatasinya. Sudah saatnya, nilai-nilai Islam yang selama ini diremehkan oleh sebagian kecil masyarakat, dimanfaatkan secara optimal untuk memperbaiki adab manusia. Perbaikan ini meliputi mereka yang berada di level elit, hingga yang berada di level grass root (lapis terbawah).
Selama ini level elit mengalami krisis adab, dengan saling mencaci, dan tidak saling menghormati. Sementara itu, di level yang lebih rendah, masyarakat gemar menggunakan kekerasan tanpa dasar yang kuat. Akibatnya timbul konflik di banyak tempat. Untuk itulah, manusia perlu kembali memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai Islam, agar hidup lebih beradab.
Dalam nilai-nilai Islam, ada satu paket nilai penting yang harus diterapkan secara bersama-sama, yaitu ibadah, muamallah, dan adab. Ibadah, adalah tata cara berbakti kepada Allah SWT. Sedangkan muamallah, adalah tata cara berinteraksi sosial. Sementara itu, adab, adalah tata cara beretika atau bersopan santun.
Namun demikian perlu diketahui, bahwa ibadah, muamallah, dan adab akan buruk, atau ditolak oleh Allah SWT, karena bertentangan dengan ketentuan Islam, apabila tidak didahului oleh aqidah yang benar. Aqidah, adalah keyakinan tentang Allah SWT yang merupakan Tuhan, Yang Maha Esa, sebagaimana dimaksud dalam QS.112 atau QS. Al Ikhlas. Selain itu aqidah juga meliputi keyakinan, bahwa Rasulullah Muhammad SAW, adalah utusan terakhir Allah SWT.
Aqidah yang benar, akan menghasilkan ibadah, muamallah, dan adab yang benar, yang pada gilirannya akan membuahkan akhlak terbaik seorang manusia, atau suatu masyarakat. Oleh karena itu, tingkatkan terus kualitas ketaqwaan kita, dengan beraqidah, beribadah, bermuamallah, beradab, dan berakhlak sebagaimana ditentukan oleh Allah SWT dalam Al Qur'an, dan dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam Al Hadist.

Rabu, 04 Februari 2009

BERITA DUKA DARI MEDAN

Hari Selasa, tanggal 3 Februari 2009, Ketua DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Provinsi Sumatera Utara, Abdul Azis Angkat, meninggal dunia. Menurut keterangan Polisi, beliau meninggal terkena serangan jantung. Hanya saja serangan jantung ini bertepatan dengan kejadian yang dialami beliau (Abdul Azis Angkat), ketika beliau dikejar-kejar dan dipukuli para demonstran yang berhasil masuk Gedung DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Para demonstran menuntut pembentukan Provinsi Tapanuli (pisah dari Provinsi Sumatera Utara). Jika tidak mengakibatkan korban jiwa, maka demonstrasi semacam ini, sah-sah saja. Tetapi jika mengakibatkan korban jiwa, maka demonstrasi semacam ini, harus dihindari. Untunglah, Polisi telah menangani kasus ini, dan menetapkan Chandra Panggabean (Ketua Panitia Pembentukan Provinsi Tapanuli) sebagai tersangka utama (sumber: beberapa stasiun televisi nasional pada tanggal 4 Februari 2009)
Sebagai muslim, kita tentu mengharapkan kasus ini dapat diusut tuntas, agar tidak terulang di masa yang akan datang. Harapan kita tentulah, agar hukum dapat ditegakkan secara adil. Sedangkan bagi Almarhum (Abdul Azis Angkat), kita berharap, agar Allah s.w.t. berkenan menerima amal ibadahnya selama ia hidup di dunia ini.
Allah s.w.t. berfirman, "Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, dan sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), yaitu Surga 'Adn, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang-orang yang bersih dari kekafiran dan kemaksiatan (QS.20:75-76).