ABOUT ISLAM

Sabtu, 14 Februari 2009

KEBODOHAN YANG MENGGANGGU

Kebodohan yang mengganggu, adalah suatu kondisi, di mana terjadi gangguan, yang membuat tidak nyaman bagi seseorang; karena adanya kebodohan akut, yang diderita seseorang (bila individual), atau diderita suatu masyarakat (bila massal).
Fenomena inilah (kebodohan yang mengganggu) yang terjadi di Jombang. Tepatnya di rumah Ponari, seorang anak yang didaulat oleh masyarakat sebagai dukun cilik. Ponari mengalami gangguan, yang menimbulkan ketidak-nyamanan bagi dirinya sebagai anak-anak, sehingga terpaksa ia harus dievakuasi (diselamatkan) oleh petugas keamanan. Ponari diungsikan ke suatu tempat, yang aman dari kejaran masyarakat yang menderita kebodohan akut.
Gagal mendapat "pengobatan" dari Ponari, masyarakat yang menderita kebodohan akut ini lalu melakukan perbuatan yang memperlihatkan irasionalitas (tertolak oleh akal sehat). Masyarakat ini mengambil air sumur Ponari secara berebutan, untuk mendapat "berkah" dari air tersebut. Tidak puas dengan mengambil air sumur, masyarakat juga mengambil tanah dan lumpur yang berada di area rumah Ponari. Tujuannya sama dengan mengambil air sumur Ponari, yaitu untuk mendapat "berkah".
Masyarakat yang mengganggu dan membuat Ponari tidak nyaman, jumlahnya secara relatif memang tidak terlalu besar, bila dibandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia, namun tetap saja fenomena ini sangat memprihatinkan. Keprihatinan timbul, karena fenomena ini membahayakan seseorang (Ponari), dan membahayakan aqidah Islam, yang dianut oleh masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, sudah saatnya para Ulama Jombang turun tangan untuk mencerdaskan masyarakat yang menderita kebodohan akut ini. Sudah saatnya para Ulama Jombang menggencarkan konsepsi Al Ikhlas (QS.112) pada masyarakat. Semoga Allah SWT berkenan membebaskan masyarakat ini dari kebodohan akut yang dideritanya, amien....

1 komentar:

ganggang.birulaut mengatakan...

Assalamualaikum

Terima Kasih atas Kunjungan Antum ke belajardarikecil...

Saya cuma melihat...pabila tugas untuk mencerahkan diserahkan kepada ulama..maaf...apalagi di Jombang...terlalu berlebihan...budaya mistis masih hidup di Jombang...itu pengalaman saya di sana...Sesungguhnya...tugas kita masing-masing untuk mengatakan tidak atas mistis..sekalipun pada tataran kedokteran...ada paham yang membolehkan...tapi...kemanjuran dan ketidakmanjuran...ukurannya setahu saya cukup timpang...ketidakmanjuran jauh lebih besar...

Mohon kita bisa tukaran link..dan akan lebih arif pabila ada tukaran link..sehingga terdapat pengayaan khazanah bagi pengunjung blog ini


Syukran katsiiran


Wassalamu Alaikum


8dk