ABOUT ISLAM

Sabtu, 28 Agustus 2010

RELIGIOUS RESPONSIBILITIES

Western classical economics is based on the idea of unlimited needs of individuals who face limited resources. The classical homo economicus is a rational and calculating person who seeks to maximize his happiness (utility). Individuals search for happiness is represented by an emotionless cost - benefit analysis of their decisions. More importantly, happiness is usually measured by meterial means.

Many cases were give many evidence that "material means" (natural resources) had turned the world into a lawless, and unjust, and had destruction moslems region, and killing of several hundred thousand moslems people. Look at this evidence:

First
, continously devastating condition of Palestinians, who have robbered their land by Israel (the tyrant, unjust, and ilegal authorizing) since 1948.

Second
, USA and NATO invation on Afghanistan (since 2002 until now) and Iraq (since 2003 until now), and create "puppet government" in Afghanistan an Iraq, had destruction moslems village and killings of several hundred thousand moslems people of Afghanistan and Iraq.

Third
, evil treatment of prisoners by USA Military in Abu Ghraib in Iraq (2004), and Guantanamo in Cuba region (since 2003 until now) are some of the major factors which have turned the world into a lawless, and unjust.

Thought, attitude, action, and behavior of USA, Israel, and NATO government to destruction moslems region, and killing several hundred thousand moslems people of the world, have described about their religion quality.

For this, God (Allah) punish their with economic collapse in 2008. The Holy Qur'an is explicit in this regard as God (Allah) has stated, "Truly, the religion on the sight of Allah is Islam" (Qur'an 3:19).

In another verse of The Holy Qur'an, God (Allah) has stated, "And whosoever desire a religion other that Islam, never will it accepted of him/her, and in the hereafter he/she will be in the ranks of those who are lost" (Qur'an 3:85).

God (Allah) has stated in The Holy Qur'an, "And to thee. We have sent The Book (The Holy Qur'an) in truth. This Qur'an confirming the scripture that came before it, and a witness over it" (Qur'an 5:48).

Islamic economics, unlike its Western counterpart, is a value driven discipline replete with moral values that limits individual's consumption, and imposes significant social and religious responsibilities on individuals as guardian of the natural environment for future generations.

Islamic economics is a value driven discipline. Individual moslem's choices are subordinate to the collective interests of a larger Islamic community. Accordingly, the collectivist social and religious norms of Islam guide the economic behavior of individual moslems. Hence, homo Islamicus, unlike its counterpart homo economicus, must be a paragon of values.

Islamic economics begins with the abundance of resources and assumes the limited needs of individuals. Accordingly, the problem of scarcity in classical economics is due to unnatural assumption of unlimited needs created by artificial means such as advertising.

Islam imposes legal and moral restrictions on totality of human behavior, including individual's needs. Islam as a comprehensive way of life, embraces the totality of moslem's conducts, including their economic transactions. Individual moslem's freedom is always bounded by his/her social and religious responsibilities.

Moslems are free, but they a responsible to God (Allah) and other moslems for their actions. As a result, freedom and responsibility are the two sides of one coin in Islam. Social and religious responsibilities are the constraints imposed on moslems behavior, including their economic behavior.

Islamic norms of behavior such as justice (Qur'an 5:8), moderation (Qur'an 17:29), charity (Qur'an 57:7), and waste avoidance (Qur'an 7:31) are the restriction that are meant to change the innate selfish nature of man to altruistic and compassionate economic behavior.

Hence, homo Islamicus, unlike its counterpart homo economicus, must be a paragon of values.

Who is moslems people? They are the man and womens who pray five times each day. They attend their mosques or places of worship each week (on friday). They fast during Ramadhan and try to perform a pilgrimage to the Ka'bah in Mecca (Saudi Arabia) at least once in their lives.

As moslems, they have a book called "The Holy Qur'an". This book is the word of God (Allah). The Holy Qur'an lays down, "Whoseover kills a human being without any reason like man slaughter, or corruption on earth. It is as though he had killed all mankind" (Qur'an 5:32).

Although Islam is regarded as the youngest of all revealed religions, it is not a new religions, but continuation of the first religion of God (Allah) to man, purged, and purified, time after time, from all human adulterations, and restored to its original purity.

Thus all prophet from Adam to Muhammad (peace be upon them) came to preach the same religion, which continued to grow and grow until it reached perfection at the hand of the prophet Muhammad (peace be upon him).

BERJUANG TERUS FPI

Berdasarkan informasi dari Tempo Interaktif tanggal 28 Agustus 2010 (www.tempointeraktif.com) diketahui, bahwa AJI (Aliansi Jurnalis Independen) menyesalkan vonis kasasi Mahkamah Agung yang mempidana Pemimpin Redaksi Majalah Playboy Indonesia, Erwin Arnanda, dengan vonis penjara selama dua tahun.


Sementara itu, dalam wawancara dengan Viva News (http://nasional.vivanews.com), Munarman dari FPI (Front Pembela Islam) menyatakan, bahwa putusan kasasi Mahkamah Agung atas Erwin Arnanda telah dijatuhkan pada Juli 2009, namun sampai ia diwawancarai oleh Viva News (Agustus 2010) ternyata Erwin belum ditangkap.


Kasus ini diawali pada empat tahun yang lalu, ketika FPI melaporkan Pemimpin Redaksi Majalah Playboy Indonesia, Erwin Arnanda, ke Polisi karena menyebarkan gambar-gambar yang melanggar kesopanan dan kesusilaan melalui Majalah Playboy Indonesia. Setelah melalui berbagai persidangan mulai dari tingkat Pengadilan Negeri hingga Mahkamah Agung, barulah pada Juli 2009 Mahkamah Agung memvonis Erwin Arnanda selaku Pemimpin Redaksi Majalah Playboy dengan vonis dua tahun penjara.


Menurut AJI vonis terhadap Erwin Arnanda tidak tepat, karena yang digunakan sebagai dasar adalah Pasal 282 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Kesopanan dan Kesusilaan, yang bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (lihat Tempo Interaktif 28 Agustus 2010).


Sementara itu, menurut Hakim Agung, Mansur Kartayasa, Undang-Undang Pers hanya mengatur tentang pemberitaan peristiwa dan opini, tetapi tidak mengatur delik penyebaran gambar yang melanggar norma kesusilaan. Menurut Mansur Kartayasa, maka sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Playboy Indonesia yang merencanakan isi majalah, memilih artikel, dan foto yang dimuat, Erwin Arnanda harus bertanggungjawab atas foto dan artikel yang dinilai Majelis Kasasi Mahkamah Agung melanggar kesopanan dan kesusilaan (lihat Tempo Interaktif 28 Agustus 2010).


Oleh karena itu, FPI perlu terus menerus berjuang dalam rangka membela nilai-nilai Islam, antara lain dengan cara mengingatkan Kejaksaan Agung Republik Indonesia agar berkenan melaksankan keputusan Mahkamah Agung terhadap Erwin Arnanda. Lebih dari itu, FPI juga perlu terus menerus mengembangkan divisi hukumnya, agar pembelaan terhadap nilai-nilai Islam dapat dilakukan dalam jalur Hukum Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Umat Islam tentu berterimakasih pada FPI yang berjuang menentang pornografi di Indonesia, terutama yang mengarah pada industri pornografi. Umat Islam faham bahwa pornografi dan pornoaksi bukanlah karya seni, karena seni dan budaya selalu berupaya menampilkan keindahan, kesopanan, dan kesusilaan. Seni bukanlah alat menampilkan libido atau hasrat seksual manusia, seni ditampilkan sebagai kreativitas dalam koridor keindahan, kesopanan, dan kesusilaan.


Sesungguhnya suatu tindakan dikatakan kreatif, bila memiliki koridor yang pasti. Oleh karena itu ketika diterapkan adanya koridor keindahan, kesopanan, dan kesusilaan dalam menangkal pornografi dan pornoaksi, maka sebenarnya para seniman dan budayawan sedang didorong untuk berkreasi.


Allah s.w.t. mencontohkan dalam bahasa yang indah (tidak seronok atau tidak vulgar) ketika menggambarkan hubungan suami istri, sebagai berikut: “Istri-istrimu adalah seperti ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu sebagaimana kamu kehendaki, dan berbuat baiklah. Bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kamu akan menghadapNya (Allah). Serta sampaikanlah berita gembira untuk orang-orang yang beriman” (QS.2:223).


Umat Islam menolak mitologi Prometheus, yakni seorang pahlawan manusia yang memberontak kekuasaan langit. Umat Islam lebih memilih untuk menjadi khalifatullah fil ardl (wakil Allah s.w.t. di bumi) atau imago dei (jembatan antara Tuhan dan bumi). Oleh karena pandangan hidup distinktif (ada “jarak” antara Allah s.w.t. sebagai Tuhan dengan manusia sebagai hamba Tuhan) itulah, karya seni yang dihasilkan sejak zaman Hamzah Fanshuri hingga saat ini, menjadi artikulasi dari sistem nilai tersebut, yang telah tertanam dalam psikologi dan epistemologi Umat Islam.


Para seniman besar Indonesia selama perkembangan sejarahnya juga telah bersikap sebagai juru bicara sistem nilai distinktif, sehingga dapat memberikan pemaknaan-pemaknaan proporsional tentang kebenaran, di mana kebenaran Allah s.w.t. bersifat mutlak, sedangkan kebenaran manusia bersifat relatif. Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia Indonesia menjadi diri sendiri, dan tidak hanyut dalam arus deras hedonisme.

Sabtu, 21 Agustus 2010

PREVAILING OVER ALL

When The Prophet Muhammad wife, Aisyah, was asked to described the mode of his life and conduct, she replied, "His morals are The Holy Qur'an." This book is the words of God (Allah), which consist of 114 chapter of varying length. Each chapter is made up of single or multiple revelations.

In other words, his daily life was a true picture of The Qur'anic teachings. He was an embodiment of all the virtues which have been enunciated by The Holy Qur'an. The record of his life which shed light on his conduct as a child, as a father, as a neighbor, as a merchant, as a preacher, as a persecuted fugitive, as a friend, as a warrior, as an army commander, as a conqueror, as a judge, as a law giver, as a ruler and above all, as a devotee of God (Allah), and was all an exemplification on The Book of God (Allah). The sincerity and purity of his pious living was clearly revealed in his daily routine.

But The Prophet Muhammad only a man. He is only "the comforter" or "the spirit of truth", who would guide human beings into all truth. He shall not speak of him self, but shall speak of God (Allah) words.

If anyone has a real desire to be a moslem and has full conviction and strong belief, that Islam is the true religion ordained by God (Allah) for all human beings, then one should pronounce, that Shahada, "I bear witness that there is no deity worthy to be worshipped but Allah, and I bear witness the Muhammad is His (Allah) servant and messenger.

The Holy Qur'an is explicit in this regard as God (Allah) has stated, "Truly, the religion on the sight of Allah is Islam" (Qur'an 3:19). In another verse of The Holy Qur'an, God (Allah) has stated, "And whosoever desire a religion other that Islam, never will it accepted of him, and in the hereafter he will be in the ranks of those who are lost" (Qur'an 3:85).

In addition, Islam is the only religion prevailing over all other religions. God (Allah) has stated in The Holy Qur'an, "And to thee. We have sent The Book (The Holy Qur'an) in truth. This Qur'an confirming the scripture that came before it, and a witness over it" (Qur'an 5:48).

The Prophet Muhammad (peace and blessing of Allah be upon him) said, "Islam is based on five pillars: testifying that there is no God worthy to be worshipped but Allah, and that Muhammad is the messenger of Allah and His servant; performing the prayer (shalat); paying the zakat (obligatory charity); fasting the month of Ramadhan (shaum); and performing hajj (yearly pilgrimage)."

BANGSA YANG BERLEBIH - LEBIHAN

Oleh karena geram terhadap tindak korupsi dan terorisme, Bangsa Indonesia berpotensi menjadi bangsa yang berlebih-lebihan. Beberapa media massa telah mengabarkan hal itu, contoh: Pertama, ketika seseorang yang divonis korupsi diberi grasi oleh Presiden Republik Indonesia, maka beberapa pihak menyatakan protes keras. Padahal grasi diberikan dengan alasan kemanusiaan karena yang bersangkutan terserang stroke berat, dan telah mendapat pertimbangan dari Mahkamah Agung;


Kedua, beredar wacana di media massa agar mereka yang divonis korupsi tidak perlu diberi remisi (pemotongan masa tahanan). Padahal setiap orang berpotensi taubat dan berpotensi memperbaiki diri, dan ketika yang bersangkutan telah menjadi orang baik, maka ia perlu segera mengabdi pada masyarakat. Bukankah lebih baik mantan penjahat, daripada mantan orang baik;


Ketiga, ketika ada berita penangkapan terduga teroris, maka banyak pihak menghujat yang bersangkutan, dan menghina segala sesuatu yang berkaitan dengan orang tersebut. Padahal yang bersangkutan belum tentu teroris, melainkan barulah diduga sebagai teroris.


Pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku berlebih-lebihan ini menunjukkan, bahwa sebagian Bangsa Indonesia tidak memahami relativitas kebenaran manusia. Sebagian Bangsa Indonesia tidak faham, bahwa sesungguhnya kebenaran manusia bersifat relatif, yaitu berpotensi benar dan juga berpotensi salah. Hanya kebenaran Allah SWT yang bersifat mutlak.


Kebenaran manusia bersifat relatif, karena kebenaran versi manusia tidaklah tunggal. Ada tiga jenis kebenaran versi manusia, yaitu: Kebenaran Pertama, kebenaran koherensi, adalah faham kebenaran yang menyatakan bahwa sesuatu dianggap benar bila konsisten atau koheren dengan kebenaran sebelumnya yang telah ada dan telah diakui. Padahal karena rentang historis antara kebenaran saat ini dengan kebenaran sebelumnya terlalu jauh, maka terbuka peluang bagi adanya satu ketidak benaran yang disisipkan pada rentang tersebut. Dengan demikian tidak ada jaminan, bahwa kebenaran koherensi mengandung kebenaran, boleh jadi kebenaran ini justru mengandung ketidak-benaran.


Kebenaran Kedua, kebenaran korespondensi, adalah faham kebenaran yang menyatakan bahwa sesuatu dianggap benar bila memiliki hubungan atau berkorespondensi dengan fakta. Sebagaimana diketahui fakta yang ditangkap oleh manusia seringkali bukanlah fakta yang sebenarnya, melainkan hanya fakta semu, yaitu bagian dari fakta yang dapat ditangkap indera manusia. Oleh karena itu fakta yang ditangkap manusia berpeluang memiliki kelemahan, antara lain:


Pertama, bersifat ahistori, yang artinya tidak memperhatikan sejarah atau proses. Fakta yang ditangkap manusia sering hanya melihat gejala permukaan saja, dan kurang memperhatikan behind the fact (di balik fakta);


Kedua, terjebak kerangka (frame) pandang. Sebagai contoh: gambar pondok bambu dalam kerangka pandang terbatas akan dimaknai sebagai, “kesederhanaan dan kedamaian yang indah.” Namun makna akan berubah ketika frame pandang diperluas. Nampak di belakang, kiri, dan kanan pondok bambu itu terdapat berbagai rumah mewah. Hal ini akan dimaknai sebagai, “kesenjangan sosial yang tajam dan membahayakan.” Sehingga terbukti adanya inkonsistensi fakta;


Ketiga, terjebak waktu. Sebagai contoh: tahun 1970-an celana jeans yang paling mahal adalah yang berwarna biru tua. Kemudian tahun 1980-an celana jeans yang paling mahal adalah yang berwarna biru belel (seperti telah berkali-kali dicuci). Selanjutnya tahun 1990-an celana jeans yang paling mahal adalah yang sobek (robek/koyak) di bagian lutut. Sehingga kembali terbukti adanya inkonsistensi fakta;


Keempat, terjebak ruang. Sebagai contoh: kebenaran di suatu wilayah, tidak dianggap sebagai kebenaran di wilayah lain. Sehingga sekali lagi terbukti adanya inkonsistensi fakta;


Kelima, terjebak pembanding. Sebagai contoh: pada suatu kondisi terlihat adanya empat kubus yaitu A (dengan volume 8 meter kubik), B (dengan volume 27 meter kubik), C (dengan volume 64 meter kubik), dan D (dengan volume 125 meter kubik). Maka timbul fakta, “kubus D adalah kubus terbesar”. Namun ketika pada deretan empat kubus tersebut diletakkan kubus E (dengan volume 216 meter kubik), maka fakta berubah “kubus D bukanlah kubus terbesar.” Sehingga untuk kesekian kalinya, terbukti adanya inkonsistensi fakta.


Dengan demikian tidak ada jaminan, bahwa kebenaran korespondensi mengandung kebenaran, boleh jadi kebenaran ini justru mengandung ketidak-benaran.


Kebenaran Ketiga, kebenaran pragmatis, adalah faham kebenaran yang menyatakan bahwa sesuatu dianggap benar bila memiliki kegunaan atau manfaat praktis bagi kehidupan manusia. Perlu diperhatikan, bahwa sesuatu dinyatakan “bermanfaat” berdasarkan rumusan yang dibuat oleh manusia, dengan menggunakan perspektif dan pengetahuan manusia yang terbatas. Hal ini memberi peluang bagi adanya pandangan berbeda pada manusia yang lain. Berdasarkan aspek pengetahuan, hal ini juga memberi peluang bagi munculnya kenyataan bahwa manfaat yang dimaksud tidaklah tepat, karena terbatasnya pengetahuan manusia. Dengan demikian tidak ada jaminan, bahwa kebenaran pragmatis mengandung kebenaran, boleh jadi kebenaran ini justru mengandung ketidak-benaran.


Pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku berlebih-lebihan ini menunjukkan, bahwa sebagian Bangsa Indonesia sedang sakit. Tepatnya, sebagian bangsa ini sedang menderita histeria sindrom, yaitu rasa takut yang berlebih-lebihan sehingga mendorongnya berpikir, bersikap, bertindak, dan berperilaku berlebih-lebihan.


Para penderita histeria sindrom telah berada pada posisi mempertuhankan manusia. Mereka beranggapan bahwa keputusan hakim pasti benar, sehingga mereka yang telah divonis pasti salah. Padahal tidak sedikit bukti yang menunjukkan kesalahan vonis, di mana orang yang tidak melakukan kejahatan yang dituduhkan, ternyata telah divonis bersalah.


Sesungguhnya rasa takut merupakan sesuatu yang penting dan perlu dimiliki oleh setiap bangsa. Berbekal rasa takut, suatu bangsa dapat belajar tentang hal-hal yang mengancam eksistensinya. Dengan kata lain rasa takut yang berada dalam kadar normal, akan menjadikan bangsa yang bersangkutan “sehat” dan mampu mengantisipasi dinamika kehidupan.


Oleh karena itu Allah s.w.t. mengingatkan, bahwa kebenaran itu dari Allah SWT (lihat QS.2:147 dan QS.18:29). Kalau kebenaran itu berdasarkan kebenaran manusia, maka terjadilah kekacauan di alam semesta (lihat QS.23:71). Oleh karena itu bila kebenaran telah datang, maka ketidak-benaran akan sirna (lihat QS.34:49). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Rasulullah Muhammad s.a.w. diutus oleh Allah s.w.t. untuk menyampaikan kebenaran (lihat QS.35:24). Namun demikian ada manusia yang mendustakan kebenaran Allah s.w.t. yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad s.a.w. (lihat QS.50:5).

Sabtu, 14 Agustus 2010

ISLAMIC VALUES IS SIMPLE AND REASONABLE

Prophet Muhammad is a direct descendant of Ishmael, the first son of Abraham (peace be on all prophets). Muhammad was born in Makkah in 570 CE. By the time Muhammad was twenty five, he had become well known in the city, for the integrity of his disposition, and the honesty of his character. He became known as the trustworthy, and the truthful. Muhammad bring Islamic values to the humans in the world.

Islamic values is a simple, reasonable, practical religion, and free from priestcraft and the above charge. It is away of life for the social, moral, and trascendental development of humanity. It does not demand of man to surrender his reasoning faculties, nor does it demand a blind faith in obscure and inexplicable mysteries. It teaches the purest form of monotheism and regards polytheism as an unpardonable sin.

The other fact, Islam (moslems) relation with West have polarized. Continously devastating condition of Palestinians, who have tyrant and unjust authoritizing by Israel (Jew or Zionist). NATO and USA (Jew, Zionist, and Christian) invations on Afghanistan (2002 until now), and Iraq (2003 until now), had destruction and killings of several hundred thousand people (moslem, or Islamist) of Afghanistan and Iraq. Evil treatment of prisoners by USA Military (Jew, Zionist, and Christian) in Abu Ghraib (Iraq region) and Guantanamo (Cuba region) are some of the major factors which have turned the world into a lawless, and unjust global village.

The other of other fact, the New Testament says, in the words of Jesus: First, "And I will pray the Father, and He shall give you another comforter, that he may abide with you for ever" (John 14:16). Second, "But when the comforter is come, whom I will send unto you, from the Father, even the spirit of truth, which proceedeth from the Father, he shall testify of me" (John 15:26). Third, "Nevertheless I tell you the truth. It is expedient for you that I go away, for the if I go not away, the comforter will not come unto you. But if I depart, I will send him unto you" (John 16:7). Fourth, "I have yet many things to say unto you, but he can not bear them now. Howbeit when he, the spirit of truth, is come, he will guide you into all truth. For he shall not speak of him self. But whatsoever he shall hear, that he shall speak, and he will shew you things to come. He shall glorify me, for he shall receive of mine, and shall show it unto you" (John 16:12-14).

The comforter whose mean on the New Testament is the Prophet Muhammad (peace be upon him), the man whose bring the Islamic values from God (Allah) to human being in the universe. All prophets from Adam until Muhammad (peace be upon them) came to preach the same religion, which continued to grow and grow, until it reached perfection at the hand of the Prophet Muhammad (peace be upon him). Although Islam is regarded as the youngest of all revealed religions, it is not a new religion, but a continuation of the first religion of God (Allah) to man, purged, and purified, time after time, from all human adulterations, and restored to its original purity.

Prophet Muhammad was 40 years old, when he was visited by angel Gabriel (peace be on him), received his first message from God (Allah). These visits continued for the next 23 years until his death. All of the message thus received were put together by the Prophet Muhammad in a book called the Holy Qur'an. For moslems, the Holy Qur'an is the word of God (Allah). In the interpretation of the verses, must be use historic context, events that moslems were facing at that time, and the Sunnah matter.

Sunnah refers to the sayings, approvals, and disapprovals of the Prophet Muhammad. These are compiled in separate books, known as Hadith Books. Unlike the Holy Qur'an which was compiled by Prophet Muhammad himself, the Hadith Books were compiled after the death of the Prophet Muhammad.

ADZAB BAGI ARIEL SHARON

Ariel Sharon lahir dari keluarga Yahudi di Palestina tahun 1928, yang saat itu dijajah oleh Inggris. Sesuai dengan sifat perusak yang dianutnya, Pemerintah Inggris memiliki program memasukkan warga Yahudi sebanyak-banyaknya ke wilayah Palestina sejak tahun 1920. Akibatnya, berbondong-bondong warga Yahudi memasuki Palestina dan secara sistematis berhasil mengusir warga Palestina dari beberapa wilayah Palestina.

Pada saat berusia 14 tahun Ariel Sharon bergabung dalam “Hagana”, sebuah organisasi militer Bangsa Yahudi yang berupaya mengusir warga Palestina dari tanah Palestina melalui berbagai tindakan teror dan pembunuhan. Hagana inilah yang dikemudian hari menjadi inti kekuatan Tentara Israel.

Tahun 1953 Ariel Sharon menjadi Komandan Kesatuan 101 Tentara Israel yang bertugas mengusir warga Palestina dari desa-desa dan kota-kota Palestina, dengan tindak biadab sebagai berikut:

Pertama, Agustus 1953 Ariel Sharon memimpin pasukannya membantai warga Palestina (terutama wanita dan anak-anak) di Kamp Pengungsi Al Buraij, Gaza.

Kedua, Oktober 1953 Ariel Sharon memimpin pasukannya membantai warga Palestina (terutama wanita dan anak-anak) di Desa Qibya.

Ketiga, tahun 1956 Ariel Sharon bergabung dengan Tentara Inggris dan Perancis yang membantai warga Sudan yang sedang bekerja membangun jalan di Mesir.

Keempat, tahun 1967 Ariel Sharon menjabat Komandan Tentara Israel Wilayah Selatan, yang bertugas membantai warga Palestina di Palestina Bagian Selatan. Saat itulah terjadi penghancuran desa-desa dan kota-kota Palestina (termasuk Jalur Gaza) oleh pasukan Ariel Sharon, serta pembantaian terhadap warga Palestina. Termasuk dalam hal ini, mengusir 17 ribu warga Palestina dari desa-desa dan kota-kota Palestina dan memaksa mereka mengungsi ke Yordania.

Kelima, pada 16 September 1982 pasukan Ariel Sharon mengepung Kamp Pengungsi Shabra dan Shatila yang berada di wilayah Libanon, kemudian memfasilitasi Tentara Libanon Selatan (South Lebanon Army) yang non muslim dan anti Palestina untuk membantai warga Palestina. Akibatnya 12 ribu warga Palestina (terutama wanita dan anak-anak) tewas.

Keenam, pada tahun 2000 Ariel Sharon dengan sombongnya memasuki Masjid Al Aqsa dengan dikawal dua ribu Polisi dan Tentara Israel. Tindakan ini dilakukan untuk menunjukkan pada dunia, bahwa Israel adalah penguasa atas Masjid Al Aqsa.

Ketujuh, pada tahun 2001 Ariel Sharon menjadi Perdana Menteri Israel, yang salah satu tindak biadabnya adalah menyerang desa-desa dan kota-kota Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan tujuan membantai warga Palestina dan infrastruktur Palestina. Kebiadaban Ariel Sharon terus menerus berlangsung, selama ia menjabat sebagai Perdana Menteri Israel.

Kebiadabannya baru terhenti, ketika Allah SWT berkenan membuatnya koma pada tanggal 4 Januari 2006 akibat stroke berat.

Sejak terkena stroke, awalnya Ariel Sharon dirawat di Rumah Sakit Hadasa di Israel, namun kemudian dipindah ke Rumah Sakit Syaiba di Israel. Beberapa dokter rumah sakit memberitakan, bahwa Ariel Sharon mengalami pembusukan organ tubuh secara akut. Akibatnya otaknya mengalami penyumbatan, yang berakibat pada kelumpuhan. Sampai saat ini (tahun 2010), Ariel Sharon masih hidup di rumah sakit dalam keadaan organ tubuh terus membusuk, dan koma.

Dengan demikian sejak 4 Januari 2006 sampai dengan saat ini, atau telah 5 tahun Ariel Sharon mengalami adzab Allah SWT di dunia, yang berupa pembusukan organ tubuh secara terus menerus. Dalam menghadapi adzab Allah SWT di dunia ini, Ariel Sharon hanya dapat koma dan lumpuh tak berdaya. Namun adzab Allah SWT bukanlah hanya di dunia ini, dalam berbagai firmanNya di Al Qur’an, Allah SWT menjanjikan adzab yang lebih pedih di akherat.

Allah SWT berfirman, “Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami (Allah) kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka, hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka, dan bagi mereka disediakan adzab yang menghinakan” (QS.3:178).

Dengan demikian, umat manusia mengetahui bahwa Allah SWT menghentikan kebiadaban Ariel Sharon melalui serangan stroke dan pembusukan organ tubuh pada tahun 2006 hingga saat ini (2010). Umat manusia saat ini, memang belum mengetahui tindakan Allah SWT di dunia terhadap George Walker Bush yang telah membantai jutaan warga Afghanistan (tahun 2002) dan warga Iraq (tahun 2003). Umat manusia juga belum mengetahui tindakan Allah SWT terhadap manusia-manusia dzalim yang saat ini gemar melecehkan dan menghina Umat Islam.

Semoga, Allah SWT berkenan memperlihatkan tindakanNya di dunia …

Khusus bagi Bangsa Indonesia, ”Selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 – 17 Agustus 2010, Semoga Allah SWT Berkenan Meridhai...”

Senin, 09 Agustus 2010

THE WORDS OF GOD

Prophet Muhammad is a direct descendant of Ishmael, the first son of Abraham (peace be on all prophets). Muhammad was born in Makkah in 570 CE.

Kaaba is a small cubical house in Makkah, first built by Prophet Abraham and Ishmael. It is the place where Abraham had left baby Ishmael and his mother Hager, by the command of God. It is the house towards which all muslims face in prayers. It is also the house visited by millions of muslims during Hajj (yearly pilgrimage), and other times.

By the time Muhammad was twenty five, he had become well known in the city (Makkah) for the integrity of his disposition and the honesty of his character. He became known as the trustworthy, and the truthful.

Prophet Muhammad was 40 years old, when he was visited by angel Gabriel (peace be on him), received his first message from God. These visits continued for the next 23 years until his death. All of the message thus received were put together by the Prophet Muhammad in a book called The Holy Qur'an.

For moslems, the Holy Qur'an is the words of God. The Holy Qur'an consist of 114 chapters of varying length. Each chapter is made up of single or multiple revelations. Chapter names are based on a word that appears in the chapter itself. In the interpretation of the verses, historic sontext, events that moslems were facing at that time, and the Sunnah matter.

DOA BUAT USTADZ ABU BAKAR BA'ASYIR

Hari ini berbagai media elektronik, terutama televisi, menyiarkan penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir oleh Detasemen 88 Kepolisian Republik Indonesia di daerah Banjar Patoman (dekat Ciamis), dalam perjalanan pulang (ke Solo) setelah Ustadz Abu Bakar Ba'asyir memberikan pengajian.

Sebagai muslim kita tentu menyesalkan penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, karena beliau sudah sepuh (lanjut usia), dan sudah terlalu sering dituduh sebagai teroris. Penangkapan ini tentu amat disayangkan, karena akan mencemarkan nama baik Ustadz Abu Bakar Ba'asyir. Kalaupun ada pandangan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang terlalu kritis terhadap fenomena nasional dan global, namun hal ini tentulah tidak serta merta menjadikan beliau seorang teroris.

Perbedaan pandangan tentang sesuatu, sesungguhnya dapat diselesaikan dengan diskusi. Perspektif sosiologis mengajarkan, bahwa diskusi yang penuh kesabaran akan menghasilkan kondisi saling percaya, dan saling mencerahkan, dalam suasana yang egaliter (setara atau equal) dan emansipatoris (membebaskan). Banyak sosiolog percaya, bahwa persoalan terorisme di Indonesia dapat diantisipasi dengan pencerahan tentang perdamaian, demokratis, dan kesejahteraan.

Oleh karena saat ini telah terlanjur terjadi penangkapan terhadap Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, sebagai muslim kita hanya dapat mendoakan agar Allah SWT berkenan melimpahkan kesehatan dan kesabaran kepada Ustadz Abu Bakar Ba'asyir. Selanjutnya diharapkan Kepolisian Republik Indonesia dapat membebaskan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, agar beliau dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik.

Untuk masa-masa selanjutnya, diharapkan terjadi hubungan dan komunikasi yang harmonis antara Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dengan Kepolisian Republik Indonesia, sehingga keduanya dapat bekerjasama memajukan dan mensejahterakan masyarakat yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Sudah saatnya tidak ada lagi tradisi menangkap ulama (ustadz atau habib) sebagaimana terjadi di masa lalu. Contoh: (1) Buya Hamka dipenjarakan oleh Orde Lama, dan (2) Habib Husein Al Habsyi dipenjarakan oleh Orde Baru.

InsyaAllah... Bangsa Indonesia menjadi bangsa besar yang diridhai Allah SWT. Amiiinnn....

Kamis, 05 Agustus 2010

GREETINGS OF PEACE

In the name of Allah (God), the Most Compassionate, and the Most Merciful.

Asallamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, which is equivalent in English, "greetings of peace".

We are going through some very difficult time, when west relations with moslem have polarized. Continously devastating conditions of Palestinians, who had tyrant and unjust authoritizing by Israel. USA invations on Afganistan (since 2002) and Iraq (since 2003), had destruction and killings of several hundred thousand moslem people on Afghanistan and Iraq. Evil treatment of prisoners by USA military (on Abu Ghraib in Iraq, and on Guantanamo in Cuba Region) are some of the major factors which have turned our world into a lawless, and unjust global village.

I hope we will be a step to undo the lawless and unjust global village. We will to undo the stereotypes, and help inspire a contructive and sincere interaction. The Holy Qur'an could inspiring to return harmonize west world and moslem world interaction.