Umat Islam adalah satu-satunya komunitas manusia di dunia, yang dalam menjalani hidup dan kehidupannya, berpedoman pada petunjuk Tuhan (Allah SWT). Tak ada satupun komunitas manusia di dunia ini, yang menjalani hidup dan kehidupannya seperti itu. Hal ini disebabkan, hanya Umat Islamlah yang memperTuhankan Tuhan, karena hanya Umat Islamlah yang memperTuhankan Tuhan Yang Maha Esa. Sesuatu Dzat disebut Tuhan, hanya jika Ia Maha Esa.
Komunitas lain, seringkali menyatakan diri memperTuhankan Tuhan. Tetapi Tuhan yang mereka perTuhankan bukanlah Tuhan Yang Maha Esa. Komunitas ini, lebih senang menyatakan Tuhan mereka adalah Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sesungguhnya bila sesuatu dzat diklaim sebagai Maha Kuasa, tetapi ia tidak Maha Esa, maka dzat tersebut bukanlah Tuhan. Tidaklah mungkin suatu dzat Maha Kuasa, bila ia tidak Maha Esa. Hanya Dzat yang Maha Esa saja, yang berhak diklaim sebagai Maha Kuasa, dan akhirnya berhak diklaim sebagai Tuhan.
Dengan demikian, hanya agama yang mengajarkan penyembahan kepada Tuhan yang Maha Esa sajalah, yang sebenar-benarnya agama. Contoh: Bila tuhan tidak Maha Esa, misal tuhan itu empat, maka masing-masing tuhan hanya berkuasa sebesar 1/4 bagian. Maka tuhan-tuhan semacam ini, tentulah bukan Tuhan. Bila tuhan yang empat ini, diklaim sebagai satu pribadi, maka hal itu adalah kebohongan terbesar, sebab tuhan-tuhan ini masing-masing memiliki dzat dan sifat yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, Umat Islam hendaklah bersyukur pada Allah SWT, yang telah berkenan memberikan pemahaman yang benar, atau aqidah yang benar bagi Umat Islam, sebagaimana tertuang dalam QS. Al Ikhlas, atau QS.112.
Maka katakanlah, bahwa Tuhan itu Maha Esa. Dialah Allah SWT. Hanya kepada Allah SWT, manusia dapat memohon pertolongan. Dia (Allah SWT) tidaklah beranak-pinak dan tidak pula dilahirkan sebagai anak. Tidak ada sesuatu, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Allah SWT.
Komunitas lain, seringkali menyatakan diri memperTuhankan Tuhan. Tetapi Tuhan yang mereka perTuhankan bukanlah Tuhan Yang Maha Esa. Komunitas ini, lebih senang menyatakan Tuhan mereka adalah Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sesungguhnya bila sesuatu dzat diklaim sebagai Maha Kuasa, tetapi ia tidak Maha Esa, maka dzat tersebut bukanlah Tuhan. Tidaklah mungkin suatu dzat Maha Kuasa, bila ia tidak Maha Esa. Hanya Dzat yang Maha Esa saja, yang berhak diklaim sebagai Maha Kuasa, dan akhirnya berhak diklaim sebagai Tuhan.
Dengan demikian, hanya agama yang mengajarkan penyembahan kepada Tuhan yang Maha Esa sajalah, yang sebenar-benarnya agama. Contoh: Bila tuhan tidak Maha Esa, misal tuhan itu empat, maka masing-masing tuhan hanya berkuasa sebesar 1/4 bagian. Maka tuhan-tuhan semacam ini, tentulah bukan Tuhan. Bila tuhan yang empat ini, diklaim sebagai satu pribadi, maka hal itu adalah kebohongan terbesar, sebab tuhan-tuhan ini masing-masing memiliki dzat dan sifat yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, Umat Islam hendaklah bersyukur pada Allah SWT, yang telah berkenan memberikan pemahaman yang benar, atau aqidah yang benar bagi Umat Islam, sebagaimana tertuang dalam QS. Al Ikhlas, atau QS.112.
Maka katakanlah, bahwa Tuhan itu Maha Esa. Dialah Allah SWT. Hanya kepada Allah SWT, manusia dapat memohon pertolongan. Dia (Allah SWT) tidaklah beranak-pinak dan tidak pula dilahirkan sebagai anak. Tidak ada sesuatu, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar