Hadist (sunnah) Rasulullah Muhammad SAW merupakan sesuatu yang penting dalam nilai-nilai Islam. Hadist merupakan perkataan, perbuatan, dan takrir (diam sebagai tanda setuju atas perbuatan para sahabat) Rasulullah Muhammad SAW.
Hadist merupakan sumber hukum kedua setelah Al Qur'an dalam Agama Islam. Allah SWT berfirman, antara lain sebagai berikut: Pertama, "Siapapun yang taat kepada Rasul (Muhammad), maka sungguh dia telah taat kepada Allah, dan siapapun yang berpaling (menentang), maka Kami (Allah) tidak mengutus engkau (Rasul) sebagai penjaga atas mereka" (QS.4:80).
Kedua, "Sungguh pada diri Rasulullah (Muhammad) itu terdapat teladan yang baik bagi kamu, serta bagi orang yang mengharap rahmat Allah, meyakini hari kemudian (hari kiamat), dan banyak mengingat Allah" (QS.33:21).
Ketiga, "... Segala sesuatu yang disampaikan Rasul (Muhammad) kepadamu, maka ambillah (laksanakanlah); dan segala sesuatu yang dilarangnya kepadamu, maka hentikanlah; serta bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah keras (tegas) siksaNya (sanksiNya)" (QS.59:7).
Fungsi hadist sebagai sumber hukum kedua setelah Al Qur'an dalam Agama Islam, adalah untuk menguraikan segala sesuatu yang telah disampaikan secara singkat dalam Al Qur'an. Contoh, Allah SWT berfirman, "Bacakanlah segala sesuatu yang diwahyukan kepadamu (Muhammad) dari Kitab (Al Qur'an), dan dirikanlah (kerjakanlah) shalat. Sesungguhnya shalat akan mencegah (manusia) dari perbuatan keji dan munkar. Sungguh Allah mengingat lebih banyak, dan Allah mengetahui segala sesuatu yang kamu kerjakan" (QS.29:45).
Dalam QS.29:45 tersebut Allah SWT tidak memberikan petunjuk tentang cara melaksanakan shalat, dan jumlah rakaatnya. Maka Rasulullah Muhammad SAW menerangkan dan mencontohkan cara shalat, dan jumlah rakaatnya melalui hadist. Rasulullah Muhammad SAW berkata, "Shalatlah kamu, sebagaimana kamu melihat aku shalat" (HR: Bukhari).
Kesediaan serta kesiapan Umat Islam untuk mempelajari hadist, sesungguhnya juga menunjukkan kecintaan mereka kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kesediaan serta kesiapan mempelajari hadist, juga akan memebantu Umat Islam dalam mengenali hadist-hadist palsu yang disebarkan oleh orang-orang kafir, fasiq, musyrik, dan munafik.
Kesediaan serta kesiapan mempelajari hadist, akan semakin "mengakrabkan" hubungan Umat Islam dengan yang dicintainya (Rasulullah Muhammad SAW). Hal ini penting, agar Umat Islam dapat mengenali dan menolak klaim kerasulan dan kenabian dari para oportunis (pencari kesempatan) dan orang-orang sesat, yang berupaya menyesatkan manusia.
Hadist merupakan sumber hukum kedua setelah Al Qur'an dalam Agama Islam. Allah SWT berfirman, antara lain sebagai berikut: Pertama, "Siapapun yang taat kepada Rasul (Muhammad), maka sungguh dia telah taat kepada Allah, dan siapapun yang berpaling (menentang), maka Kami (Allah) tidak mengutus engkau (Rasul) sebagai penjaga atas mereka" (QS.4:80).
Kedua, "Sungguh pada diri Rasulullah (Muhammad) itu terdapat teladan yang baik bagi kamu, serta bagi orang yang mengharap rahmat Allah, meyakini hari kemudian (hari kiamat), dan banyak mengingat Allah" (QS.33:21).
Ketiga, "... Segala sesuatu yang disampaikan Rasul (Muhammad) kepadamu, maka ambillah (laksanakanlah); dan segala sesuatu yang dilarangnya kepadamu, maka hentikanlah; serta bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah keras (tegas) siksaNya (sanksiNya)" (QS.59:7).
Fungsi hadist sebagai sumber hukum kedua setelah Al Qur'an dalam Agama Islam, adalah untuk menguraikan segala sesuatu yang telah disampaikan secara singkat dalam Al Qur'an. Contoh, Allah SWT berfirman, "Bacakanlah segala sesuatu yang diwahyukan kepadamu (Muhammad) dari Kitab (Al Qur'an), dan dirikanlah (kerjakanlah) shalat. Sesungguhnya shalat akan mencegah (manusia) dari perbuatan keji dan munkar. Sungguh Allah mengingat lebih banyak, dan Allah mengetahui segala sesuatu yang kamu kerjakan" (QS.29:45).
Dalam QS.29:45 tersebut Allah SWT tidak memberikan petunjuk tentang cara melaksanakan shalat, dan jumlah rakaatnya. Maka Rasulullah Muhammad SAW menerangkan dan mencontohkan cara shalat, dan jumlah rakaatnya melalui hadist. Rasulullah Muhammad SAW berkata, "Shalatlah kamu, sebagaimana kamu melihat aku shalat" (HR: Bukhari).
Kesediaan serta kesiapan Umat Islam untuk mempelajari hadist, sesungguhnya juga menunjukkan kecintaan mereka kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kesediaan serta kesiapan mempelajari hadist, juga akan memebantu Umat Islam dalam mengenali hadist-hadist palsu yang disebarkan oleh orang-orang kafir, fasiq, musyrik, dan munafik.
Kesediaan serta kesiapan mempelajari hadist, akan semakin "mengakrabkan" hubungan Umat Islam dengan yang dicintainya (Rasulullah Muhammad SAW). Hal ini penting, agar Umat Islam dapat mengenali dan menolak klaim kerasulan dan kenabian dari para oportunis (pencari kesempatan) dan orang-orang sesat, yang berupaya menyesatkan manusia.