ABOUT ISLAM

Jumat, 01 Januari 2010

PESTA API

Fenomena tahun baru 2010 diwarnai oleh pesta kembang api, lilin, api unggun, obor, petasan, dan lain-lain yang berbasis api. Hal ini biasanya masih dilengkapi dengan minuman keras, atau "air api". Inilah kondisi peringatan tahun baru masehi, yang dirayakan banyak orang setiap tahun, yang hampir tak pernah disertai pemikiran kritis. Oleh karena itu, perayaan ini dapat pula disebut sebagai "pesta api".
Sesungguhnya fenomena peringatan tahun baru masehi cenderung nampak sebagai bentuk transformasi jahiliah di masa kekinian. Tradisi jahiliah sangat akrab dengan pemujaan terhadap api. Bagi masyarakat jahiliah api adalah sesuatu yang harus dipuja, karena ia difahami sebagai sumber kehidupan. Oleh karena itu, memuja Dewa (Dewi) Api merupakan keharusan bagi masyarakat jahiliah.
Dalam perkembangan selanjutnya, masyarakat jahiliah menyadari adanya "api besar" yang tak pernah padam, yaitu "matahari". Sejak itulah, masyarakat jahiliah menyembah matahari yang dipersonifikasikan sebagai Dewa Matahari. Masyarakat jahiliah sangat memuja matahari, bahkan tradisi Romawi menyediakan hari khusus bagi peribadatan menyembah Dewa Matahari, yang dalam Bahasa Inggris disebut "sunday" (hari matahari). Oleh karena itu, agama-agama yang kemudian berkembang dalam tradisi Romawi selalu berbasis pada "theologi matahari". Bila Dewa Matahari memiliki istri dan anak, maka agama yang berkembang kemudian juga menganut konsep, bahwa Tuhan itu beristri dan beranak. Sehingga yang berkembang kemudian bukan hanya "sunday" (hari matahari), namun juga dikembangkan konsepsi "son of god" (anak tuhan).
Dalam perspektif Islam, atau perspektif yang berbasis pada nilai-nilai Islam, maka konsepsi Dewa Api dan Dewa Matahari sangat ditolak, sehingga fenomena "pesta api" juga ditolak. Ada kewaspadaan yang mengingatkan manusia pada simbolisasi Iblis, ketika dilakukan analisis terhadap fenomena "pesta api".
Pada suatu momen yang tercatat dalam Al Quran, ketika Allah SWT memerintahkan Iblis untuk menghormati Adam, Allah SWT berfirman, "Apakah yang menghalangimu untuk menghormati Adam, saat Aku (Allah) menyuruhmu?" Lalu Iblis menjawab, "Saya (Iblis) lebih baik daripada dia (Adam), sebab Engkau (Allah) ciptakan saya dari api, sedangkan dia dari tanah" (lihat QS.7:12).
Akibat pembangkangannya kepada Allah SWT, maka Iblis dimurkai oleh Allah SWT, dan akan diberi hukuman. Namun Iblis memohon penangguhan hukuman kepada Allah SWT (lihat QS.7:14), yang oleh Allah SWT permohonan itu kemudian dikabulkan. Uniknya, Iblis selanjutnya bukan berkomitmen untuk memperbaiki diri (untuk menggapai ridha Allah SWT), melainkan berkomitmen untuk menyesatkan Adam dan keturunannya (lihat QS.38:82). Berdasarkan informasi Al Qur'an tersebut, maka diketahui bahwa kemeriahan "pesta api" tahun 2010 merupakan salah satu indikator tingkat pencapaian Iblis dalam menyesatkan manusia.
Allah SWT telah mengingatkan manusia untuk berhati-hati terhadap tipudaya (bisikan) Iblis, dan tipudaya sebagian manusia yang menjadi pengikut Iblis (lihat QS.114:1-6). Namun demikian, Allah SWT memberi jaminan, bahwa jika manusia berpegang dengan sungguh-sungguh pada nilai-nilai Islam, atau menjadi manusia bertaqwa, maka ia akan terhindar dari tipudaya Iblis dan pengikutnya. Sesungguhnya Iblis dan pengikutnya tidak akan mampu menipudaya seorang manusia yang bertaqwa.
Hasil kerja Iblis pada akhirnya akan mengelompokkan manusia dalam dua golongan, yaitu golongan orang-orang yang bertaqwa, dan golongan orang-orang yang sesat. Golongan orang-orang yang bertaqwa akan tunduk pada perintah dan kehendah Allah SWT (yang tertuang dalam Al Qur'an dan Al Hadist), sedangkan golongan orang-orang yang sesat akan menentang perintah dan kehendak Allah SWT.

1 komentar:

Arofah Akbar mengatakan...

Artikel yang sangat bagus.
Saya suka sekali.
Sangatlah benar jika iblis sudah lumayan berhasil menggoda umat manusia, dilihat dengan prestasinya mempengaruhi manusia agar mengikuti pesta kembang api, atau bahkan menjadi panitianya.
Alhamdulillah masih ada orang - orang yang dengan sadar menghindar dari perbuatan jahiliyah tersebut. Dan alhamdulillah juga teman - teman selalu mengajak saya untuk bertafakur di masjid semalam suntuk saat pergantian tahun, sehingga kami tidak punya kesempatan untuk menjadi lakon jahiliyah tadi.
Alhamdulillah atas segala rohmat yang telah Alloh berikan kepada kita semua.
Semoga kita selalu berada di dalam naungannya, amiin.