Allah SWT berfirman, "Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikanmu, dan selanjutnya menghidupkanmu kembali. Adakah di antara sesuatu yang kamu sekutukan dengan Allah, yang dapat berbuat demikian. Maha Suci Dia (Allah), dan Maha Tinggi dari segala sesuatu yang dipersekutukan" (QS.30:40).
Firman Allah SWT ini menolak dengan tegas tindakan orang-orang yang mempersekutukan Allah SWT dengan segala sesuatu. Dengan demikian orang-orang yang menyatakan Tuhan lebih dari satu, atau tidak menerapkan konsepsi Ketuhanan Yang Maha Esa dengan benar, adalah orang-orang bodoh yang sebodoh-bodohnya, serta berada dalam kesesatan yang sesesat-sesatnya.
Orang-orang ini telah diciptakan oleh Allah SWT untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, yaitu beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil'alamiin. Tetapi orang-orang ini justru menolak beribadah kepada Allah SWT, bahkan lebih senang menyembah seorang manusia yang dipertuhankan. Orang-orang ini juga menolak melakukan rahmatan lil'alamiin, bahkan lebih senang melakukan kerusakan, yang kemudian kerusakan itu difitnahkan kepada Umat Islam.
Orang-orang ini telah mengambil rezeki dari Allah SWT tanpa rasa malu, karena berada dalam sesat pikir yang nyata. Orang-orang ini bagaikan seorang staf, yang ditugaskan oleh atasannya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi tidak melaksanakan tugasnya, melainkan hanya mengambil uang saku, uang transport, uang hotel, dan biaya hidup lainnya.
Lebih kejinya lagi, orang-orang ini menggunakan rezeki yang diperolehnya, untuk menyesatkan orang lain, dan mengajak orang lain berbangga-bangga dengan kesesatan tersebut. Orang-orang ini adalah orang-orang yang dzalim, yang membahayakan kemanusiaan manusia. Oleh karena itu, Umat Islam hendaknya mampu menghadapi orang-orang ini dengan cerdas. Umat Islam hendaknya mampu memberi respon proporsional atas segala aktivitas orang-orang ini. Orang-orang ini, adalah orang-orang yang mempertuhankan selain Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Firman Allah SWT ini menolak dengan tegas tindakan orang-orang yang mempersekutukan Allah SWT dengan segala sesuatu. Dengan demikian orang-orang yang menyatakan Tuhan lebih dari satu, atau tidak menerapkan konsepsi Ketuhanan Yang Maha Esa dengan benar, adalah orang-orang bodoh yang sebodoh-bodohnya, serta berada dalam kesesatan yang sesesat-sesatnya.
Orang-orang ini telah diciptakan oleh Allah SWT untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, yaitu beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil'alamiin. Tetapi orang-orang ini justru menolak beribadah kepada Allah SWT, bahkan lebih senang menyembah seorang manusia yang dipertuhankan. Orang-orang ini juga menolak melakukan rahmatan lil'alamiin, bahkan lebih senang melakukan kerusakan, yang kemudian kerusakan itu difitnahkan kepada Umat Islam.
Orang-orang ini telah mengambil rezeki dari Allah SWT tanpa rasa malu, karena berada dalam sesat pikir yang nyata. Orang-orang ini bagaikan seorang staf, yang ditugaskan oleh atasannya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi tidak melaksanakan tugasnya, melainkan hanya mengambil uang saku, uang transport, uang hotel, dan biaya hidup lainnya.
Lebih kejinya lagi, orang-orang ini menggunakan rezeki yang diperolehnya, untuk menyesatkan orang lain, dan mengajak orang lain berbangga-bangga dengan kesesatan tersebut. Orang-orang ini adalah orang-orang yang dzalim, yang membahayakan kemanusiaan manusia. Oleh karena itu, Umat Islam hendaknya mampu menghadapi orang-orang ini dengan cerdas. Umat Islam hendaknya mampu memberi respon proporsional atas segala aktivitas orang-orang ini. Orang-orang ini, adalah orang-orang yang mempertuhankan selain Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
5 komentar:
terimakasih pak sudah berkunjung keblog saya. saya mahasiswa semester akhir fakultas filsafat UIN sunan kalijaga jogjakarta. sebuah kehormatan buat saya atas kunjungan bapak keblog saya,semoga silaturrahmi ini bisa terus terjalin.maav kali ini komentarnya ga' nyambung
Padahal disini banyak sekali lo pak 'orang-orang ini'..
Tulisannya bagus dan mengingatkan kita yang terkadang masih menyekutukan Tuhan walau di saat yang bersamaan kita mengaku beriman. Rasa-rasanya kita memang harus melihat dan mengingat kembali syahadat yang merupakan kunci awal seseorang itu masuk Islam. Kita harus mengingat dan bhkan mengulang kembali syahadat kita sehingga hal tersebut berdampak pada sikap, perkataan dan hati kita. Dengan demikian nantinya antara hati dan ucapan kita menyatu dan tidak ada pertentangan.
Terima kasih sudah berkunjung di Blog saya dan masukannya,... Btw bagaimana tanggapan om mengenai orang-orang yang menyimpang dari kodratnya... terimakasih
Assallamu'alaikum Wr. Wb.
Untuk Husna Yusuf Nawawi, sesuatu disebut menyimpang bukan berdasarkan ketentuan manusia. Sesuatu dikatakan menyimpang, bila ia menyimpang dari ketentuan Allah SWT sebagaimana tertuang dalam Al Qur'an, dan yang telah diterangkan oleh Rasulullah Muhammad SAW melalui Al Hadist, serta diuraikan dengan detail oleh para ulama salaf. Sesuatu yang menyimpang insyaAllah akan mendapat murka Allah SWT di dunia dan akherat.
Jika kemudian muncul pertanyaan, "Mengapa Allah SWT begitu keras terhadap setiap bentuk penyimpangan oleh manusia?" maka jawabannya (sebagaimana dijelaskan Al Qur'an dan Al Hadist) hal ini adalah demi kepentingan manusia secara keseluruhan. Lagi pula itu merupakan bukti, bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang sebenarnya, maka ia bertindak sesuai kehendakNya.
Kalau ada tuhan yang lemah, bahkan hingga dikejar-kejar oleh manusia, maka ia tentulah bukan Tuhan, ia hanyalah manusia yang dipertuhankan.
Begitu friend, peace yaa...
Wassallamu'alaikum Wr. Wb.
Posting Komentar