ABOUT ISLAM

Sabtu, 17 Juli 2010

LAUD: LOKALISASI ANAK USIA DINI

Seorang anak berusia dua tahun menangis hebat ketika ditinggal pergi ayah dan bundanya. Ayahnya bekerja di sebuah instansi pemerintah, sedangkan bundanya bekerja di sebuah perusahaan swasta. Dengan menggunakan mobil yang tergolong mahal sang anak ditinggalkan di sebuah tempat, yang oleh pengelolanya digunakan untuk menampung anak-anak usia dini. Sang anak ditinggalkan di tempat itu oleh ayah dan bundanya yang sibuk bekerja.


Tempat yang digunakan untuk menampung anak usia dini, telah mendorong para bunda merasa selamat dari kewajibannya mengelola proses regenerasi muslim. Keberadaan tempat yang disebut “LAUD” (Lokalisasi Anak Usia Dini) seolah telah menggugurkan kewajiban bunda menjaga amanat Allah SWT. Seolah-olah amanat Allah SWT agar para bunda mengelola proses regenerasi muslim telah beralih ke tangan para pengelola LAUD.


Sesungguhnya para bunda itu telah mengabaikan amanat Allah SWT. Mereka telah mengabaikan tuntunan Allah SWT tentang pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku wanita yang tertuang dalam Al Qur’an. Mereka terpesona dengan propaganda (iklan) kaum feminis, kapitalis, dan materialis yang menjadikan wanita hanya sebagai komoditi kerja. Oleh karena itu, para bunda ini insyaAllah mendapat adzab yang pedih dari Allah SWT, karena telah merusak konstruksi kejayaan muslim masa depan, dan eksistensi Islam di masa depan.


Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan agar para bunda menghindari keburukan (lihat QS.33:30) dan melakukan kebaikan (lihat QS.33:31), dengan cara berada di dalam rumah (lihat QS.33:33), agar ia dapat mengelola proses regenerasi muslim secara optimal. Sudah selayaknya para bunda menghindari keburukan, dengan tidak menarik perhatian orang-orang di luar rumah (lihat QS.33:32), agar terhindar dari ekses pekerjaan publik, dan mencegah komoditisasi wanita.


Sudah selayaknya para bunda melakukan kebaikan, dengan cara berada di dalam rumah, agar ia dapat fokus pada pekerjaan domestik, dan fokus pada pengelolaan proses regenerasi muslim. Apabila para bunda berkenan melakukan hal ini, maka insyaAllah dihadapan Allah SWT ia akan diakui sebagai wanita shalehah. Bagi wanita shalehah seperti ini, tak pernah terpikir olehnya untuk meninggalkan anak-anaknya di LAUD (Lokalisasi Anak Usia Dini).


Sebaliknya, bagi para bunda yang gemar meninggalkan anak-anaknya di LAUD, maka ia tak layak menyebut dirinya wanita shalehah. Hal ini disebabkan pemikiran, sikap, tindakan, dan perilakunya yang telah mengabaikan amanat Allah SWT tentang pengelolaan proses regenerasi muslim. Bagi wanita-wanita seperti ini, anak bukanlah bagian dari proses regenerasi, melainkan hanya bagian dari proses reproduksi manusia.


Oleh karena itu, Umat Islam sudah selayaknya memberi apresiasi (penghormatan) kepada para bunda yang setia mengelola proses regenerasi muslim, sebagai bakti mereka kepada Allah SWT, yang bermanfaat bagi eksistensi Islam di masa depan.

Tidak ada komentar: