ABOUT ISLAM

Jumat, 08 Oktober 2010

MENDETEKSI TAKHAYUL

Daryanto dalam “Kamus Bahasa Indonesia Lengkap” (1997:568) mengidentikkan takhayul dengan khayal, yaitu: angan-angan atau fantasi yang tidak terbukti secara nyata (lihat juga Daryanto, 1997:364). Sementara itu dalam Bahasa Inggris (lihat Echols, 2000:543), “takhayul” disebut “superstitious” atau “superstition”.


Hal menarik dari perkembangan takhayul, adalah penggunaannya oleh sebagian masyarakat untuk acuan hidup. Acuan biasanya dibangun dari legenda, yaitu cerita rakyat yang berkaitan dengan sejarah (Daryanto, 1997:396). Hanya saja aspek sejarah ini sering kali sangat bias kepentingan dan penuh nuansa khayal, sehingga Soerjono Soekanto (1993:236) menyebut legenda atau legend sebagai suatu tradisi historis mengenai orang atau tempat tanpa didukung bukti yang nyata.


Ketika masyarakat dipandang masih kurang tunduk pada legenda, maka para pendukung takhayul tidak segan-segan mengarahkan agar masyarakat menjadikan fabel atau fable sebagai acuan. Soerjono Soekanto (1993:155) menyatakan, bahwa fabel atau fable adalah cerita-cerita yang menjadikan hewan sebagai tokohnya. Sedangkan lebih lengkapnya Daryanto (1997:199) menjelaskan, bahwa fabel adalah cerita pendek berupa dongeng tentang hewan yang menggambarkan watak manusia.


Takhayul semakin canggih ketika mulai dikembangkan mitos atau myth, yang berupa cerita keramat atau dikeramatkan yang menjamin kepatuhan terhadap suatu kepemimpinan (Soekanto, 1993:283). Bila dalam legenda dan fabel anggota masyarakat yang melanggar norma acuan tidak mendapat ancaman sanksi, maka dalam mitos anggota masyarakat yang melanggar norma acuan mendapat ancaman sanksi berupa kutukan dari alam gaib.


Berkaitan dengan takhayul (keyakinan yang bersifat takhayul) Allah s.w.t. menyatakan, “Mereka tidak lain hanyalah menurutkan persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah membuat kebohongan belaka” (QS.6:116).


Oleh karena itu Allah s.w.t. berpesan, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mempunyai pikiran” (QS.3:190).

Tidak ada komentar: