ABOUT ISLAM

Sabtu, 20 Juni 2009

LOGIKA HEWAN PADA PERADABAN BARAT

Setiap orang tentu mengetahui, bahwa peradaban Barat adalah peradaban yang saat ini sedang menguasai dunia. Peradaban yang diusung oleh negara-negara Barat (lihat QS.2:120) ini memperoleh kekuasaan atas dunia dengan menumpahkan darah, air mata, dan derita bangsa-bangsa lain yang ditindasnya. Lihatlah sejarah kolonialisme dan imperialisme kuno yang ditebar peradaban Barat ke seluruh dunia pada abad ke-14 hingga ke-19, yang merampas sumberdaya alam bangsa-bangsa lain. Lihat pula sejarah kolonialisme dan imperialisme modern yang ditebar peradaban Barat pada abad ke-19 hingga saat ini, yang nampak jelas di Palestina, Afghanistan, dan Iraq.
Dalam peradaban Barat, kemanusiaan kalah pamor dengan kehewanan. Oleh sebab itu, dalam peradaban Barat super hero haruslah manusia berkarakter hewan. Lihatlah Batman, super hero yang berkarakter kalelawar. Lihat pula Spiderman, super hero yang berkarakter laba-laba. Dengan demikian dalam peradaban Barat, hanya manusia-manusia berhati hewan (bahkan lebih rendah lagi), seperti Ariel Sharon dan George Walker Bush, adalah pahlawan besar, bahkan pahlawan kemanusiaan. Mereka menjadi pahlawan kemanusiaan, karena berhasil melampaui derajat manusia hingga turun ke derajat hewan, bahkan lebih rendah lagi, yaitu derajat setan (lihat QS.114:1-6).
Kalaupun ada super hero yang berkarakter manusia, yaitu Superman, maka dosis kemanusiaannya harus minimal, yang ditandai dengan ketidakmampuan sang superhero mengenali celana dalam. Oleh karena itu, jangan heran bila melihat Superman memakai celana dalam di luar.
Peradaban Barat juga sangat mengutamakan keselamatan hewan, yang nampak dari kontribusi dan keterlibatan mereka pada berbagai Pusat Keselamatan Hewan di berbagai belahan dunia. Tetapi mereka sangat membenci manusia, terutama Umat Islam, sehingga mereka menyelenggarakan Pusat Kehancuran Kemanusiaan, seperti di Palestina, Afghanistan, Iraq (termasuk Penjara Abu Ghraib), dan Penjara Guantanamo.
Oleh karena itu Allah menyatakan, bahwa mereka sesungguhnya tidak memiliki pengetahuan tentang peradaban, karena mereka tidak mengenal Tuhannya. Mereka mengira Tuhan memiliki seorang anak (lihat QS.18:4), begitu pula nenek moyang mereka. Sesungguhnya kata-kata yang keluar dari mulut mereka adalah seburuk-buruknya ucapan, karena mereka tidak mengatakan sesuatu melainkan dusta (lihat QS.18:4).

Tidak ada komentar: