ABOUT ISLAM

Kamis, 04 Maret 2010

GOLKAR, PKS, DAN PPP BERKOALISI DENGAN RAKYAT

Malam hari tanggal 3 Maret 2010, dalam Sidang Paripurna DPR-RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia); Partai Golkar, PKS (Partai Keadilan Sejahtera), dan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) menetapkan dan memperlihatkan diri sebagai partai yang berkoalisi dengan rakyat. Malam itu, Partai Golkar, PKS, dan PPP berseberangan dengan mitra koalisinya, yaitu PD (Partai Demokrat). Malam itu, PD hanya mendapat dukungan dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan PAN (Partai Amanat Nasional).
Pada Sidang Paripurna tersebut; PD, PKB, dan PAN menyatakan, bahwa bailout Bank Century sebesar Rp. 6,7 triliun merupakan kebijakan yang benar dan tak bermasalah. Sebaliknya, PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Partai Hanura (Hati Nurani Rakyat), Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), Partai Golkar, PKS, PPP, dan satu orang anggota dewan, Ibu Lili Wahid (dari PKB) menyatakan, bahwa bailout Bank Century sebesar Rp. 6,7 triliun merupakan kebijakan yang keliru dan bermasalah. Akibatnya, setelah melalui voting, DPR-RI memutuskan, bahwa bailout Bank Century sebesar Rp. 6,7 triliun merupakan kebijakan yang keliru dan bermasalah, serta perlu ditindaklanjuti melalui proses hukum.
Dalam beberapa wawancara di stasiun televisi, petinggi PD merasa kecewa dan merasa dikhianati oleh Partai Golkar, PKS, dan PPP yang merupakan mitra koalisi. Ada beberapa alasan yang dikemukakan berkaitan dengan kekecewaan itu, mulai dari pelanggaran etika berkoalisi hingga ungkapan tidak tahu berterimakasih, karena beberapa jabatan menteri dipegang oleh orang-orang dari Partai Golkar, PKS, dan PPP.
Sejak "penelitian" kasus Bank Century oleh Panitia Angket DPR-RI, Partai Golkar, PKS, dan PPP memang sudah nampak berseberangan dengan PD, PKB, dan PAN. Akibatnya tekanan kuat diterima oleh Partai Golkar, PKS, dan PPP; mulai dari ancaman reshufle kabinet (mengganti menteri yang berasal dari Partai Golkar, PKS, dan PPP), hingga pengungakapan kasus-kasus yang melibatkan kader ketiga partai tersebut. Namun dalam beberapa kesempatan wawancara dengan stasiun televisi, petinggi ketiga partai tersebut menyatakan bahwa partainya tak gentar.
Demikianlah akhirnya, drama Sidang Paripurna DPR-RI memperlihatkan ketegasan sikap Partai Golkar, PKS, dan PPP; serta Ibu Lili Wahid (dari PKB) yang berseberangan dengan sikap PD, PKB, dan PAN. Dalam keterangannya kepada pers (stasiun televisi) Partai Golkar, PKS, dan PPP, serta Ibu Lili Wahid menyatakan, bahwa mereka lebih memilih berkoalisi dengan rakyat (konstituennya). Peristiwa ini nampak memukul telak petinggi PD.
Hal yang sama juga dialami oleh PKS, ketika Calon Presiden SBY (sebelum Pemilu 2009) memilih Budiyono sebagai pendampingnya (Calon Wakil Presiden) tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan mitra koalisinya, yaitu PKS. Pertanyaan menariknya: "Apakah drama Sidang Paripurna DPR-RI tanggal 3 Maret 2010, selain karena substansi kasus Bank Century, juga merupakan respon PKS atas keputusan SBY (dan PD) yang menetapkan Budiyono sebagai calon pendampingnya, tanpa berkompromi dengan mitra koalisisnya (PKS)?"
Biarlah jawaban ini diserahkan pada petinggi PKS, PD, dan SBY; yang terpenting saat ini adalah menindaklanjuti rekomendasi DPR-RI yang meminta institusi penegak hukum memproses kasus ini. Semoga Allah SWT menunjukkan kepada kita semua, tentang hal sebenarnya... InsyaAllah.

Tidak ada komentar: