Hari ini, tentara Israel menyerang dan menguasai konvoi beberapa kapal kemanusiaan, yang membawa bantuan (makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan) bagi Bangsa Palestina di Gaza, yang telah diblokade selama 3 (tiga) tahun oleh Bangsa Israel.Today, Israeli soldiers attacked a convoy of several ships and control of humanity, which carry aid (food, medicines, and building materials) for Palestinians in Gaza, which has been blockaded for 3 (three) years by the Nation of Israel. Salah satu kapal kemanusiaan, yaitu “Marvi Marmara” (berpenumpang 700 orang), diserang tentara Israel yang turun dari helikopter militer. One of the ship of humanity, namely "Marvi Marmara" (700 passengers), attacked Israeli soldiers who fell from a military helicopter. Akibatnya 19 orang tewas, dan 100 orang relawan luka-luka. As a result 19 people were killed, and 100 volunteers were wounded. Seluruh kapal dalam konvoy tersebut adalah kapal kemanusiaan yang tidak bersenjata. The whole ship is a ship in such convoy unarmed and humanitarian.
ABOUT ISLAM
Senin, 31 Mei 2010
ISRAEL NATION SAVAGERY, BARBARISM OF NATION OF SLAVE
KEBIADABAN BANGSA ISRAEL, KEBIADABAN BANGSA BUDAK
Hari ini, tentara Israel menyerang dan menguasai konvoi beberapa kapal kemanusiaan, yang membawa bantuan (makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan) bagi Bangsa Palestina di Gaza, yang telah diblokade selama 3 (tiga) tahun oleh Bangsa Israel. Salah satu kapal kemanusiaan, yaitu “Marvi Marmara” (berpenumpang 700 orang), diserang tentara Israel yang turun dari helikopter militer. Akibatnya 19 orang tewas, dan 100 orang relawan luka-luka. Seluruh kapal dalam konvoy tersebut adalah kapal kemanusiaan yang tidak bersenjata.
Sejarah Bangsa Israel sebagai bangsa budak, sekaligus menunjukkan bagi bangsa-bangsa lain, bahwa Bangsa Israel bukanlah bangsa mulia, Bangsa Israel bukanlah bangsa yang hebat. Bangsa Israel pernah menjadi budak di masa Mesir kuno, kini ia menjadi bangsa paling sombong di abad ke-21, dan kelak sejarah akan berputar, Bangsa Israel dapat dihancurkan kembali sebagaimana di masa lalu. Semoga Tuhan berkenan...
Sabtu, 29 Mei 2010
Jumat, 28 Mei 2010
ISLAM FOR HUMANS
Every moslem characters exemplified by The Prophet Muhammad is informative. This character requires a relatively high informative ability, to communicate the values of Islam to the public. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, setiap muslim perlu memahami kondisi psikologi masyarakat, yang biasa disebut psikososial. To be able to communicate well, every moslem should understand the conditions of community psychology, which so-called psychosocial. Oleh karena itu seorang muslim perlu mengetahui psikososial, meskipun serba sedikit.
Psikologi adalah ilmu tentang kondisi kejiwaan (suasana hati) individu dan hal-hal yang melatar belakangi serta implikasinya; sedangkan sosiologi adalah ilmu tentang kondisi masyarakat, hal-hal yang melatar belakangi serta implikasinya.
Psychology is the science of psychiatric conditions (mood) of individuals and things being the background and implications, while sociology is the science of the condition of society and things being the background and implications. Sebagai konsekuensi ilmu perpaduan maka psikososial dapat dipandang dari dua sisi ilmu yang menjadi basis konseptualnya. As a science, psychosocial can be viewed from two sides of which became the basis of conceptual knowledge. Dari sisi sosiologi, psikososial merupakan ilmu yang berasumsi bahwa masyarakat merupakan satu kesatuan yang memiliki "jiwa" tertentu, yang dapat dikaji kondisi, latar belakang, dan implikasinya.
Jumat, 21 Mei 2010
PILAR KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI ISLAM
Sesungguhnya pilar kebangsaan dan nilai-nilai Islam yang dianugerahkan Allah SWT kepada Bangsa Indonesia tidaklah bertentangan satu dengan lainnya, karena ketika pilar-pilar kebangsaan disusun terdapat kontribusi yang besar dari para ulama (pemimpin Umat Islam) pada masa itu. Sementara itu, dalam konteks kekinian difahami bahwa substansi dari sila-sila Pancasila tak sedikitpun bertentangan nilai-nilai Islam. Ketika aqidah Islam, menyatakan bahwa Tuhan itu adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa; maka sila pertama Pancasila menyerap nilai-nilai itu, dengan formulasi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang selanjutnya membimbing Bangsa Indonesia untuk membangun kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sementara itu, UUD 1945 juga tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, terutama pada pembukaannya. Saat itu, the founding fathers (pendiri NKRI) menetapkan bahwa substansi (batang tubuh UUD 1945) selaras dengan Pembukaan UUD 1945 yang Islami. Sifat Islami selain nampak pada substansi Pancasila yang dimuat pada alinea keempat, juga nampak pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan, ”Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Selain itu, eksistensi NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika telah memberi peluang yang besar bagi dibangunnya peradaban Bangsa Indonesia yang transenden (Berketuhanan Yang Maha Esa), humanis (sesuai dengan fitrah manusia yang berada dalam koridor aqidah, ibadah, muamallah, adab, dan akhlak), dan emansipatoris (membebaskan manusia dari kejahiliahan tradisional, modern, dan pos modern). Oleh karena itu, berdasarkan kesesuaian antara pilar-pilar bangsa (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) dengan nilai-nilai Islam, maka sudah selayaknya Umat Islam berupaya dengan sungguh-sungguh memberi kontribusi optimal bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Caranya dapat dimulai dengan meningkatkan kualitas diri secara transendental, sosial, dan intelektual.
Dengan kualitas diri yang baik maka diharapkan Umat Islam dapat hidup sejahtera secara ekonomi, dan dapat membantu saudara-saudaranya sebangsa (Bangsa Indonesia) dalam memperbaiki kondisi ekonominya, melalui berbagai kegiatan usaha. Kesejahteraan yang dirasakan oleh segenap Bangsa Indonesia (termasuk Umat Islam) akan mengeliminasi berbagai pandangan negatif antar warga bangsa, sehingga membuka peluang bagi semakin mantapnya kehidupan berbangsa dan bernegara secara berkelanjutan.
Selain itu, dengan menggunakan perspektif pilar kebangsaan dan nilai-nilai Islam, Bangsa Indonesia tetap dapat melihat fenomena kedzaliman Barat (Israel, Amerika Serikat, dan sekutu-sekutunya) di Palestina, Afghanistan, dan Irak dengan jernih, dan memposisikannya sebagai aktivitas pelanggaran hak asasi manusia. Berdasarkan perspektif pilar kebangsaan dan nilai-nilai Islam, maka Bangsa Indonesia wajib membantu Bangsa Palestina, Afghanistan, dan Irak melepaskan diri dari kedzaliman Barat. Cara membantunya tentu disesuaikan dengan kemampuan Bangsa Indonesia yang serba terbatas, beserta doa permohonan kepada Allah SWT yang memiliki kemampuan tak terbatas.
Dengan demikian Umat Islam sudah selayaknya bersungguh-sungguh membangun kondisi ekonominya melalui kegiatan usaha yang dirancang dengan baik, dengan tetap memperhatikan syariah. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, dan karenanya Maha Kuasa, berkenan melindungi Bangsa Indonesia dari segala macam keburukan, dan memberi kemampuan pada Bangsa Indonesia untuk mewujudkan perdamaian dunia yang berkeadilan.
Jumat, 14 Mei 2010
GETTING THE TRUTH
Every moslem shall endeavor to create a civilization of TRANSHUME (transcendent, humanist, and emancipatory). TRANSHUME civilization, is a civilization that was built based on the conceptions of transcendent, humanitarian (humanist), and free (emancipatory).
Arrogant nature of the human self will really hurt human self, because it will be blocked from getting the truth. Puncak kesombongan manusia adalah ketika menganggap dirinya lebih hebat, lebih tahu, dan lebih berhak dari Allah SWT. The peak of human arrogance is when considered himself more powerful, more knowing, and more right from Allah.Kesombongan semacam ini tepat kiranya bila disebut "Fir'aun Syndrom".
Allah SWT berfirman, "Dan tidakkah mereka berjalan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana akibat orang-orang (yang mendustakan Allah) sebelum mereka? Orang-orang itu lebih kuat dari mereka. Orang-orang itu juga mengolah bumi serta memakmurkannya melebihi dari yang mereka makmurkan. Dan datanglah kepada mereka rasul-rasulNya dengan keterangan- keterangan yang nyata (tapi mereka mengingkari). Maka (sesungguhnya) Allah tidaklah menganaiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri" (QS.30:9).Allah says, "Do not they walk on the earth? and attention to how a result of people (who deny God) before they? Those people were stronger than them. Those people also cultivate the earth, and get wealth. And, when the messengers came to them with clear signs that the real (but they deny). The God is not violent to them, but they wronged themselves" (The Holy Qur’an 30:9).
Allah SWT menjelaskan, bahwa sesungguhnya Allah SWT yang menurunkan Al Qur'an, dan Allah SWT pula yang menjaganya (lihat QS.15:9).Allah explained that Allah sent down The Holy Qur'an, and Allah is also a guard (see The Holy Qur’an 15:9).
In The Holy Qur'an, Allah explains, that the sky and the earth used to be fused, then Allah to separate them (see The Holy Qur’an 21: 30). Allah also said that Allah expanding the universe (see The Holy Qur’an 51:47), till the universe will end when the stars fall (The Holy Qur’an 81:1-2).
Penjelasan Allah SWT ini telah disampaikan melalui Rasulullah Muhammad SAW pada abad ke-7, dan barulah pada abad ke-19 manusia berhasil memahami penjelasan AlThis Allah explanation has been informed by the Prophet Muhammad in the 7th century, and then in the 19th century humans understand this explanation of Allah. Orang-orang seperti Edwin Huble (1929) dan kawan-kawannya (para fisikawan ruang angkasa), telah berhasil secara empiris membuktikan kebenaran Al Qur'an.Edwin Huble (1929) and his friends (space physicists), have managed to empirically prove the truth of The Holy Qur'an. Mereka yang juga berjasa adalah Arnold Penzias dan Robert Wilson (pemenang Nobel).They are also credited with the Arnold Penzias and Robert Wilson.
Jika sampai saat ini masih ada Islam-phobia di kalangan manusia, maka hal ini menunjukkan "mahalnya" hidayah.
If until now a part of entire human still have Islam-phobia, this is the show to present a "high price" of the guidance.
Kamis, 06 Mei 2010
PEMIMPIN YANG DZALIM
Allah SWT telah menjanjikan adzab yang pedih bagi "pemimpin yang dzalim" baik di dunia maupun di akherat. Hal ini dikarenakan proses, output (hasil atau keluaran), dan outcome (dampak atau akibat) dari kedzalimannya telah memperlihatkan ciri:
Pertama, adanya pengabaian terhadap perintah dan larangan Allah SWT;
Kedua, adanya religiusitas yang tidak lebih dari sekedar ritual tanpa makna, sebagai penghapus kewajiban psikologikal, dan hanya pembentuk citra (image) sosial yang positif;
Ketiga, adanya interaksi sosial yang dibangun atas dasar konsepsi "pengikut dan bukan pengikut", yang menumbuh-kembangkan sifat penjilat dan mematikan sifat kritis konstruktif orang-orang yang berinteraksi dengannya. Pemimpin yang dzalim telah membuat kategori, bahwa mereka yang mampu secara optimal melakukan penjilatan adalah pengikutnya, sedangkan yang bersungguh-sungguh memberikan kritik konstruktif adalah bukan pengikutnya. Pemberian sedikit kesejahteraan diperuntukkan bagi para pengikut, sedangkan hukuman, sanksi, dan pengucilan diberikan bagi yang bukan pengikut;
Keempat, adanya etika yang dibangun atas dasar konsepsi "atas dan bawah". Pemimpin berada di atas, maka "pointer" etika ditentukan olehnya, sebaliknya para pengikut berada di bawah, maka mereka wajib menjalankan dan memperagakan setiap "pointer" etika yang dibuat oleh sang pemimpin. Bagi yang tidak menjadi pengikut, maka segenap sopan santun dan etika yang ditampilkan tidaklah akan pernah dipandang sebagai sebuah sopan santun atau etika.
Kelima, adanya perilaku yang nampak indah di mata pengikutnya, karena kepiawaian sang pemimpin dalam menata mindset (pola pikir) para pengikutnya. Meskipun di mata mereka yang bukan pengikutnya, sang pemimpin nampak sebagai sosok yang tidak adil, menyengsarakan, dan menebarkan maksiat. Pemimpin yang dzalim juga pandai mengemas (membungkus) eksploitasi dengan kemasan (bungkusan) motivasi, sehingga para pengikutnya dan orang yang berinteraksi dengannya tidak menyadari bahwa eksploitasi sedang berlangsung atas dirinya.
Lima ciri keburukan yang ada pada proses, output, dan outcome kedzaliman dari pemimpin yang dzalim, tentulah cukup menjadikan setiap muslim berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menghindarinya. Apabila karena satu dan lain hal, seorang muslim berada pada suatu organisasi yang dipimpin oleh pemimpin yang dzalim, maka berupayalah untuk bersabar dengan cara mendoakan pemimpin yang dzalim tersebut agar berhenti dari kedzalimannya.
Berupayalah untuk tidak terlalu dekat dengan pemimpin yang dzalim, karena akan menjadikannya sebagai pengikut dan penjilat. Tetap lakukan kritik konstruktif sesuai "dosis" yang paling memungkinkan, dan cara yang paling memungkinkan; serta bantulah para sahabat yang menjadi korban kedzaliman, sesuai dengan kemampuan dan infra struktur yang serba terbatas.
Semoga Allah SWT berkenan menghentikan kedzaliman pemimpin yang dzalim, atau menggantikannya dengan pemimpin yang Islami, yaitu pemimpin yang beraqidah, beribadah, bermuamallah, beradab, dan berakhlak Islam.