Tak terasa umat manusia segera memasuki tahun 1432 Hijriah, yang memiliki makna perpindahan masa, dari masa sebelumnya ke masa berikutnya. Dalam konteks dunia, kepindahan ini sekaligus juga bermakna sebagai kepindahan dari situasi dan kondisi jahiliah (kegelapan) menuju ke situasi dan kondisi yang mencerahkan dalam temaram cahaya Islam.
Situasi dan kondisi jahiliah adalah suatu situasi dan kondisi yang dipenuhi oleh kemaksiatan di segala bidang. Pada tataran dunia (global), umat manusia berada pada situasi dan kondisi yang sesat, jenuh, membosankan, dan menyesakkan dada. Perzinahan dengan lawan jenis telah jenuh dan membosankan bagi para penggemar maksiat, sehingga mereka menciptakan perzinahan sejenis.
Kapitalisme, sekularisme, dan liberalisme telah menjadi pedoman hidup masyarakat jahiliah, yang dengan senang hati mereka rasukkan pada semua aspek kehidupan. Akibatnya, kemusyrikan dan aliran sesat dipuja-puja, riba menjadi basis kegiatan usaha, kebejatan menjadi moralitas teragung, serta pejajahan dan imperialisme menjadi sandaran hubungan internasional.
Oleh karena itu, pada tahun 1432 Hijriah, sudah selayaknya umat manusia di dunia berbondong-bondong menjemput cahaya Islam. Sudah saatnya umat manusia menerapkan tata nilai yang transenden (meruhani), humanis (sesuai fitrah manusia), dan emansipatoris (membebaskan manusia dari kejahiliahan). Tata nilai inilah yang disediakan oleh cahaya Islam, namun dibenci oleh warga jahiliah.
Bagi umat manusia yang telah menyadari keburukan nilai-nilai jahiliah, marilah secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hiduplah dengan aqidah yang benar, agar ibadah yang dilaksanakan diridhai Allah SWT, dan dapat bermuamallah dengan saling memuliakan, melalui tata nilai yang berbasis pada adab yang shahih, dan akhlak terpuji.
Hiduplah dengan fathonah (cerdas), amanah (dapat dipercaya), shiddiq (obyektif), dan tabligh (informatif), agar substansi hidup yang dijalani dapat rahmatan lil’alamiin, sebagai salah satu wujud ibadah kepada Allah SWT, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Bila setiap individu berkenan berhijrah dari kejahiliahan menuju cahaya. Bila setiap individu berkenan berhijrah dari kegelapan menuju Islam. InsyaAllah, secara kolektif kualitas umat manusia akan semakin baik, sehingga kehidupan umat manusia akan semakin indah, dan keridhaan Allah SWT akan semakin mudah diperoleh.
Bila para pemimpin dunia berkenan berhijrah dari kejahiliahan menuju cahaya, maka tidak akan ada lagi eksploitasi atas negara berkembang atau negara miskin oleh negara-negara maju. Tidak akan ada lagi pemimpin negara berkembang atau negara miskin yang bersedia menghamba pada negara-negara maju. InsyaAllah…….