ABOUT ISLAM

Sabtu, 20 Desember 2008

UPAYA PEMURTADAN

Selama ini saya dan istri saya berupaya menjadi muslim yang baik, yang salah satu aspeknya adalah kemampuan bertoleransi pada penganut agama selain Islam. Tetapi hari ini, istri saya mendapat pengalaman, yang menurut istri saya sangat menyebalkan, berkaitan dengan penganut agama lain.
Hari ini, ketika sedang berbelanja, ia didekati oleh dua orang pemuda, yang tanpa basi-basi menawarkan agamanya agar dianut oleh istri saya. Kalimat yang menurut istri saya menyebalkan, antara lain, "Ibu harus ke gereja, agar bahagia!". Saat itu memang istri saya tidak menanggapi, ia hanya heran pada kedua pemuda itu. Hal yang membuat istri saya heran adalah karena istri saya mengenakan busana muslim.
Setelah selesai berbelanja, istri saya pulang dengan naik becak yang menjadi langganannya. Dalam perjalanan, pengemudi becak bercerita bahwa tadi di pasar ada dua pemuda yang membagikan amplop berisi uang Rp.100.000,- dan alamat gereja tertentu pada beberapa pengemudi becak, sambil menganjurkan agar para pengemudi becak berkenan masuk ke agama yang dianut dua pemuda tersebut.
Ketika istri saya menjelaskan pengalaman menyebalkannya pada saya, saya segera teringat peristiwa Konsili Nicea tahun 325 Masehi. Pada saat itu Kaisar Romawi Constantin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh nasrani "dunia". Pertemuan itu memperdebatkan upaya untuk mempertuhankan Yesus. Yesus adalah sosok manusia yang oleh Kaum Nasrani diidentikkan sebagai putra Maryam, yang oleh Umat Islam disebut Isa AS. Akhirnya melalui voting, konsili (kongres) itu berhasil menetapkan keputusan yang menyatakan, bahwa Yesus adalah Tuhan.
Saya juga teringat dengan analisis, yang selama ini saya fahami, bahwa Yesus yang dimaksud oleh Kaum Nasrani bukanlah Isa AS sebagaimana yang dimaksud oleh Umat Islam. Perbedaannya terletak pada konsepsi ketuhanannya. Isa AS yang dihormati oleh Umat Islam adalah seorang manusia yang merupakan Utusan Allah SWT, mempertuhankan Allah SWT, dan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk mempertuhankan Allah SWT. Sebaliknya Yesus adalah sosok yang oleh Kaum Nasrani dianggap Tuhan, dan dianggap sosok yang mengajak manusia agar mempertuhankan Yesus. Oleh karena itu Isa AS dan Yesus adalah dua sosok yang berbeda.
Dengan demikian ketuhanan Yesus ditetapkan oleh Kaum Nasrani sejak tahun 325 Masehi melalui Konsili Nicea atas prakarsa Kaisar Romawi, Constantin. Itulah sebabnya pada abad ke-7 Allah SWT mengutus Rasulullah Muhammad SAW untuk meluruskan konsepsi ketuhanan manusia. Dengan kata lain Allah SWT menghendaki agar manusia hanya mempertuhankan Tuhan, dan jangan mempertuhankan yang bukan Tuhan. Tepatnya manusia hendaklah jangan mengarang-ngarang sosok yang kemudian dipertuhankan.
Akhirnya saya menasehati istri saya agar jangan terkejut oleh ulah dua orang pemuda yang menganjurkannya agar ke gereja. Saya menyarankan agar istri saya tetap toleran dengan penganut agama lain. Tetapi tetap faham pada sejarah konsepsi ketuhanan manusia di dunia. Saya teringat pesan Bapak Sosiolog Dunia, Abdurrahaman Ibnu Khaldun, agar jangan melupakan sejarah. Saya faham bahwa pesan ini penting, karena para perusak konsepsi ketuhanan seringkali berhasil menyesatkan manusia, bila manusia yang bersangkutan tidak faham sejarah.
Saya bersyukur pada Allah SWT dan berterimakasih pada Rasulullah Muhammad SAW karena berkenan meluruskan konsepsi ketuhanan yang dianut oleh manusia. Bila saat ini masih banyak manusia yang menolak nilai-nilai Islam, maka itu adalah pilihan mereka, dan tentu Tuhan telah menyiapkan konsekuensiNya secara adil.
Dalam QS. Al Ikhlas atau QS.112:1-4 Allah SWT berfirman, "Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah "tempat" meminta. Dia tidak beranak, dan tidak pula diperanakkan. Dan tak ada sesuatupun yang setara denganNya."
Sementara itu, dalam QS.2:79 Allah SWT berfirman, "Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya, "Ini dari Allah." Karena mereka ingin memperoleh keuntungan, padahal sedikit, melalui perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, karena hal-hal yang ditulis oleh tangan mereka itu. dan kecelakaan besarlah bagi mereka, karena hal-hal yang mereka kerjakan.
Bagi para sahabat yang beragama Islam, bila mengalami pengalaman yang mirip dengan yang saya sampaikan, maka bersabarlah, dan sekaligus bersyukurlah karena Allah SWT berkenan memberi kesempatan pada kita untuk menjadi muslim. Sementara itu, bagi kawan-kawan yang beragama selain Islam, maka tindakan kedua pemuda yang berupaya memurtadkan seorang muslim/muslimah hendaklah tidak dicontoh, agar tidak merusak toleransi yang ada saat ini.

Tidak ada komentar: