Pendeta Terry Jones (58 tahun) sejak tahun 1996 menjadi pendeta di
Pendeta Terry Jones adalah penggemar film Braveheart karya Mel Gibson, yang mengambil setting perang antara Skotlandia melawan Inggris dengan latar belakang agama. Terinspirasi film tersebut Pendeta Terry Jones meluncurkan seri video anti Islam yang diedarkan dalam jaringan koleganya.
Pendeta Terry Jones juga mengarang buku berjudul "Islam sama dengan Iblis". Kalimat ini juga dipampangnya di pelataran gerejanya di Gainesville, Florida, seiring kampanye anti Islamnya yang diluncurkan sejak tahun 2002. Pendeta Terry Jones juga memanfaatkan dua anaknya untuk kampanye anti Islam. Akibatnya, pada Agustus 2009 anaknya yang berumur 10 dan 15 tahun dipulangkan oleh pihak sekolah, karena mengenakan kaus bertulis "Islam adalah Iblis."
Di luar kampanye anti Islamnya ini, Gereja Dove World Outreach Center yang dipimpinnya juga menjadi sorotan karena kasus penggelapan pajak. Menurut koran lokal “Gainesville Sun”, kantor pajak setempat mengatakan, bahwa nilai properti kompleks gereja tersebut dilaporkan lebih rendah dari nilai sebenarnya kepada kantor pajak setempat, sehingga pajak yang dibayarkan lebih rendah dari yang seharusnya.
Pendeta Terry Jones telah melakukan inisiasi hari pembakaran Al Qur’an melalui Facebook, yang didukung oleh 8000 orang penggemarnya di dunia maya. Inisiasi adalah proses yang berkaitan dengan kemampuan membuat suatu keputusan, rencana dan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan tertentu.
Pendeta Terry Jones melansir kampanye anti Islamnya dengan menambahkan, bahwa Islam mendukung kekerasan. Pendeta Terry Jones menutup mata terhadap fakta kekejian Pemerintah Barat (NATO, Amerika Serikat, dan Israel) di Afghanistan (sejak 2002), Iraq (sejak 2003), dan Palestina (sejak 1948). Untuk kegiatan anarkisnya, Pendeta Terry Jones menyediakan 200 buah Al Qur’an untuk dibakar di halaman gerejanya pada tanggal 11 September 2010, dan meminta pendukungnya untuk melakukan hal serupa di tempat masing-masing.
Uniknya, rencana anarkis Pendeta Terry Jones justru mendapat tentangan dari Pemerintah dan masyarakat Amerika Serikat. Berbagai tekanan mulai menghampiri Pendeta Terry Jones, mulai dari Presiden Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Panglima Militer Amerika Serikat di Afganistan, dan masyarakat Amerika Serikat.
Pada awalnya Pendeta Terry Jones bersikukuh pada rencananya untuk membakar Al Qur’an di halaman gerejanya pada tanggal 11 September 2010. Ia menyatakan, "Saya cuma membakar buku, bukan membunuh." Namun tekanan terus mendesaknya, termasuk dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang menegaskan, bahwa tindakan Pendeta Terry Jones akan membahayakan nyawa prajurit Amerika Serikat, karena akan menyemangati Pejuang Muslim di negara-negara yang diduduki Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat bersikap lebih diplomatis, dengan mengatakan, bahwa tindakan Pendeta Terry Jones bertentangan dengan fondasi berdirinya negara Amerika Serikat.
Akhirnya karena tekanan yang semakin berat, pada tanggal 10 September 2010 Pendeta Terry Jones mengumumkan pembatalan rencananya ke media massa. Dengan di dampingi Ketua Islamic Society di Florida (Imam Muhammad Musri), Pendeta Terry Jones menyatakan, “Kami membatalkan niat kami!”
Pernyataan Pendeta Terry Jones tersebut dibantah oleh salah satu inisiator pembangunan masjid dan proyek Islamic Center di dekat Ground Zero (tepatnya Blok Park-51), Sharif El-Gamal. Menurut Sharif El-Gamal tidak ada kesepakatan pembatalan proyek tersebut dengan Terry Jones. Sharif El-Gamal mengatakan, bahwa pembangunan Islamic Center berlantai 13 itu akan tetap berlanjut, seperti rencana semula. Bantahan senada juga disampaikan tokoh muslim
Oleh karena itu, tepatlah kiranya respon Perdana Menteri Palestina di Gaza, Ismail Haniyyeh, yang mengutuk inisiasi Pastor Terry Jones seraya menyatakan bahwa Pemerintah Palestina telah mempersiapkan 40.000 penghafal Al Quran untuk berhadapan dengan penista Al Qur’an.
1 komentar:
Allah akan selalu menjaga islam ...
nice info :)
Posting Komentar