ABOUT ISLAM

Jumat, 03 September 2010

PENTINGNYA FPI BAGI UMAT ISLAM

Sebagai salah satu kekuatan massa umat Islam Indonesia, Front Pembela Islam (FPI) yang beranggotakan 7 juta orang dianggap paling berbahaya bagi musuh-musuh Islam. FPI dinilai paling keras dalam memberantas kemaksiatan, sebagai wujud dari pelaksanaan amar makruf nahi munkar. Oleh karena itu, beberapa pihak yang anti nilai-nilai Islam mulai bersatu dan melakukan konspirasi untuk membubarkan FPI.

Pihak-pihak yang berkonspirasi untuk membubarkan FPI, antara lain: Pertama, kelompok yang selama ini melakukan bisnis haram, seperti: sindikat narkoba, perjudian, pelacuran, dan sebagainya. Kedua, kelompok yang ingin menyusupkan sekularisme, dan liberalisme dalam praktek keagamaan masyarakat. Ketiga, kelompok yang merasa kepentingan politiknya terganggu, karena undang-undang yang mereka perjuangkan bertentangan dengan nilai-nilai Islam, misal undang-undang lokalisasi perjudian dan pelacuran.

Berdasarkan fakta-fakta itu, maka Umat Islam layak mendukung keberadaan FPI, dengan tetap mengajak dan mendorong FPI untuk tampil lebih sejuk, dan memperhatikan aspek legal (hukum) dalam perjuangan dan pembelaannya terhadap Islam. Umat Islam tentu masih ingat beberapa kejadian penting, yang menunjukkan pembelaan FPI bagi Umat Islam, misal:

Pertama, FPI yang dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1998 oleh beberapa ulama dan habaib di Jakarta, pada tanggal 14 – 18 Oktober 1998 membentuk BPF DPP-FPI (Badan Pencari Fakta Dewan Pimpinan Pusat - FPI) untuk mengadakan investigasi terhadap kasus teror, pembantaian, dan pembunuhan terhadap para ulama, kyai, ustadz, dan guru ngaji dengan dalih dukun santet di beberapa wilayah di Pulau Jawa, seperti: Demak, Pasuruan, Jember, Purbalingga, dan Banyuwangi. BPF DPP-FPI dipimpin langsung oleh Ketua Umum FPI Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab, Lc.

Kedua, pada tanggal 21 Oktober 1998 DPP-FPI mengeluarkan “Pernyataan Sikap dan Seruan kepada Presiden Republik Indonesia” berdasarkan hasil kerja BPF DPP-FPI dari tanggal 14-18 Oktober 1998, yang berkaitan dengan kasus teror, pembantaian, dan pembunuhan terhadap para ulama, kyai, ustadz, dan guru ngaji dengan dalih dukun santet di beberapa wilayah di Pulau Jawa. Akhirnya, pada tanggal 28 Oktober 1998 DPP-FPI mengeluarkan ”Seruan Jihad” terhadap ”Pasukan Ninja, yang telah menteror, membantai, dan membunuh para ulama, kyai, ustadz, dan guru ngaji dengan dalih dukun santet di beberapa wilayah di Pulau Jawa. Hasilnya, tidak ada lagi teror, pembantaian, dan pembunuhan terhadap para ulama, kyai, ustadz, dan guru ngaji oleh “Pasukan Ninja”. Orang-orang dzalim ini disebut “Pasukan Ninja”, karena pada saat beroperasi mereka memakai pakaian seperti ninja (pakaian pembunuh ala Jepang tradisional).

Ketiga, pada tanggal 22 November 1998 terjadi “Insiden Ketapang” di Jakarta di mana sebuah masjid di Wilayah Ketapang, Gajah Mada, Jakarta Pusat, dirusak oleh 600 orang preman. Sementara itu, masyarakat sekitar masjid tidak mampu menghadapi para preman. Oleh karena itu, FPI mengirim laskarnya, yaitu Laskar Pembela Islam, untuk memukul mundur para preman yang menyerang masjid dan warga di sekitar masjid tersebut. Laskar Pembela Islam dipimpin oleh KH. Tb. M. Siddiq AR, di bawah komando Ketua Umum FPI, Habib Muhammad Rizieq. Selanjutnya, pada tanggal 26 November 1998 DPP-FPI mengeluarkan pernyataan mengenai kronologis “Insiden Ketapang”, yang antara lain berisi informasi tentang diserangnya perkampungan muslim oleh sejumlah preman. Kronologis tersebut disampaikan dalam acara tatap muka dengan komisi A DPRD DKI Jakarta.

Keempat, pada Tanggal 1 Desember 1998 DPP-FPI mengeluarkan pernyataan sikap tentang “Insiden Kupang” di Nusa Tenggara Timur, yang intinya mengecam tindakan sekelompok orang yang telah merusak/membakar sejumlah masjid, dan membantai/ membunuh/menganiaya sejumlah muslim di Kupang.

Kelima, pada tanggal 21 Januari 1999 DPP-FPI beraudiensi ke Mabes TNI (Markas Besar Tentara Nasional Indonesia) di Cilangkap, untuk memohon agar TNI berkenan segera mengatasi “Kerusuhan Ambon” yang telah menewaskan ribuan muslim Ambon.

Keenam, pada tanggal 5 Oktober 2001 Laskar Pembela Islam melakukan demonstrasi menentang keras arogansi Amerika menyerang Afghanistan dengan dalih memburu Usamah Bin Laden. Pada tanggal 7 – 9 Oktober 2001 Laskar Pembela Islam mengepung Kedutaan Besar Amerika Serikat selama tiga hari tiga malam sebagai protes terhadap serangan Amerika Serikat ke Afghanistan. Selanjutnya, pada tanggal 8 Oktober 2001 melalui media massa, Ketua Umum FPI, Habib Muhammad Rizieq, mengutuk keras serangan Amerika Serikat ke Afganistan, dan memprotes keras pernyataan Presiden Amerika Serikat, George Walker Bush yang menyatakan, bahwa Indonesia sebagai salah satu dari 40 negara yang mendukung serangan Amerika Serikat ke Afghanistan.

Umat Islam tentunya juga maklum, bahwa pembelaan FPI terhadap Umat Islam memiliki resiko yang besar bagi tokoh-tokoh FPI. Umat Islam tentu masih ingat insiden, yang antara lain sebagai berikut:

Pertama, pada tanggal 11 April 1999 mobil Ketua Umum FPI, Habib Muhammad Rizieq ditembaki oleh orang yang tak dikenal. Kedua, pada tanggal 23 Juli 2000 Al-Habib Sholeh Alattas, penasihat FPI, ditembak hingga terbunuh di Jakarta. Ketiga, pada tanggal 24 Juli 2000 KH. Cecep Bustomi, deklarator FPI, dibrondong tembakan hingga tewas di Serang. Keempat, pada tanggal 13 Desember 2000 rumah kediaman Al-Habib Sholeh Al-Habsyi, Ketua Majelis Syura FPI Jawa Barat, dijarah dan dibakar segerombolan preman.

Demikianlah dinamika FPI, yang dapat menjadi petunjuk tentang pentingnya FPI bagi Umat Islam. Oleh karena itu, Umat Islam menentang upaya konspirasi untuk membubarkan FPI. Umat Islam faham, bahwa banyak hal yang harus diperbaiki pada FPI, tetapi keberadaan organisasi massa Islam ini penting bagi Umat Islam. Seraya terus mendorong FPI agar tampil lebih sejuk dan memperhatikan kaidah hukum, Umat Islam menentang upaya konspirasi untuk membubarkan FPI.

Tidak ada komentar: