Sebagaimana telah diketahui oleh segenap manusia, nilai-nilai Islam bersumber pada Al Qur'an dan Al Hadist. Sebagai sumber pertama adalah Al Qur'an, dan sebagai sumber kedua adalah Al Hadist.
Dalam QS.15:9 Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami (Allah) yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami pula yang memeliharanya."
Pada ayat yang lain (QS.11:14) Allah SWT juga telah berfirman, "... sesungguhnya (Al Qur'an) diturunkan dengan ilmu Allah ..."
Juga telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam firmanNya, "Kitab ini (Al Qur'an) tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa" (QS.2:2).
Selanjutnya agar manusia dapat memahami dan mempraktekkan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam Al Qur'an, maka Allah SWT menghadirkan seorang manusia sebagai utusanNya, yaitu: Rasulullah Muhammad SAW.
Allah SWT berfirman, "Dan Kami (Allah) berikan kepada mereka keterangan yang nyata tentang utusan itu (Muhammad). Dan mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat, tentang hal-hal yang mereka perselisihkan" (QS.45:17).
Selanjutnya Rasulullah Muhammad SAW inilah yang mengajarkan kepada umat manusia, tentang tata cara mempraktekkan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam Al Qur'an. Rasulullah Muhammad SAW berkata, "Bersegeralah melakukan amal dalam menghadapi berbagai fitnah, yang seperti gelapnya malam. Sehingga seseorang beriman di pagi hari, tetapi kafir di sore harinya. Ada pula yang beriman pada malam hari, tetapi kafir pada siang harinya. Bahkan di antara kalian ada yang menjual agamanya untuk mendapatkan dunia" (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).
Berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadist, seorang manusia mengetahui bahwa ia harus memiliki aqidah (berbasis Rukun Iman), yang akan menjadi dasar ibadah (berbasis Rukun Islam), muamallah (interaksi sosial Islami), dan adab (etika atau sopan santun Islami). Selanjutnya ia mengekspresikan aqidah, ibadah, muamallah, dan adab dalam akhlak (ekspresi total Islami) sebagai manusia.
Agar akhlaknya konsisten dengan aqidah, ibadah, muamallah, dan adab, maka ia berupaya sungguh-sungguh mencontoh sifat Rasulullah Muhammad SAW yang fathonah (cerdas), amanah (terpercaya), shiddiq (obyektif), dan tabligh (informatif).
Hal ini penting ia lakukan dalam rangka menjalankan perannya sebagai mujahiddin (pejuang nilai-nilai Islam), uswatun hasanah (teladan yang baik), assabiqunal awaluun (pioneer atau pendahulu), sirajan muniran (pencerah), dan rahmatan lil'alamiin (menjadi rahmat bagi alam semesta).
Inilah keindahan nilai-nilai Islam, dan inilah saat manusia untuk menerapkannya.
Dalam QS.15:9 Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami (Allah) yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami pula yang memeliharanya."
Pada ayat yang lain (QS.11:14) Allah SWT juga telah berfirman, "... sesungguhnya (Al Qur'an) diturunkan dengan ilmu Allah ..."
Juga telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam firmanNya, "Kitab ini (Al Qur'an) tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa" (QS.2:2).
Selanjutnya agar manusia dapat memahami dan mempraktekkan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam Al Qur'an, maka Allah SWT menghadirkan seorang manusia sebagai utusanNya, yaitu: Rasulullah Muhammad SAW.
Allah SWT berfirman, "Dan Kami (Allah) berikan kepada mereka keterangan yang nyata tentang utusan itu (Muhammad). Dan mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat, tentang hal-hal yang mereka perselisihkan" (QS.45:17).
Selanjutnya Rasulullah Muhammad SAW inilah yang mengajarkan kepada umat manusia, tentang tata cara mempraktekkan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam Al Qur'an. Rasulullah Muhammad SAW berkata, "Bersegeralah melakukan amal dalam menghadapi berbagai fitnah, yang seperti gelapnya malam. Sehingga seseorang beriman di pagi hari, tetapi kafir di sore harinya. Ada pula yang beriman pada malam hari, tetapi kafir pada siang harinya. Bahkan di antara kalian ada yang menjual agamanya untuk mendapatkan dunia" (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).
Berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadist, seorang manusia mengetahui bahwa ia harus memiliki aqidah (berbasis Rukun Iman), yang akan menjadi dasar ibadah (berbasis Rukun Islam), muamallah (interaksi sosial Islami), dan adab (etika atau sopan santun Islami). Selanjutnya ia mengekspresikan aqidah, ibadah, muamallah, dan adab dalam akhlak (ekspresi total Islami) sebagai manusia.
Agar akhlaknya konsisten dengan aqidah, ibadah, muamallah, dan adab, maka ia berupaya sungguh-sungguh mencontoh sifat Rasulullah Muhammad SAW yang fathonah (cerdas), amanah (terpercaya), shiddiq (obyektif), dan tabligh (informatif).
Hal ini penting ia lakukan dalam rangka menjalankan perannya sebagai mujahiddin (pejuang nilai-nilai Islam), uswatun hasanah (teladan yang baik), assabiqunal awaluun (pioneer atau pendahulu), sirajan muniran (pencerah), dan rahmatan lil'alamiin (menjadi rahmat bagi alam semesta).
Inilah keindahan nilai-nilai Islam, dan inilah saat manusia untuk menerapkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar