Allah SWT telah berfirman, "Dan jika engkau berpaling dari mereka, karena engkau menginginkan rahmat Tuhanmu, sebagai sesuatu yang engkau harapkan, maka berkatalah kepada mereka dengan perkataan yang menyenangkan" (lihat QS.17:28).
QS.17:28 merupakan ayat dalam Al Qur'an (firman Allah SWT) yang memberi informasi pada manusia dalam berpikir, bersikap, bertindak, dan berperilaku dalam konteks berinteraksi dengan individu-individu yang boros.
Boros tidaklah hanya menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan uang, melainkan segenap energi dan potensi yang ada pada diri manusia. Seorang manusia yang terlalu banyak bicara, juga berpeluang disebut manusia yang boros, jika kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak berisi informasi dan ajakan pada manusia lain untuk menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Seorang manusia yang giat bekerja, atau tekun menghabiskan sebagian besar waktunya bagi pekerjaannya, juga berpeluang disebut manusia yang boros, jika kesibukan yang menghabiskan waktunya itu semata-mata diperuntukkan bagi pengabaian nilai-nilai Islam.
QS.17:28 mengajarkan manusia agar berpikir, bersikap, bertindak, dan berperilaku tepat dalam menghadapi manusia boros. QS.17:28 mengajarkan agar manusia (yang tidak boros) berkenan berkomunikasi dengan manusia boros.
Komunikasi dibangun dalam konstruksi yang menyenangkan secara proporsional, yaitu suatu komunikasi yang sepanjang memungkinkan (tidak melanggar syariah dan tidak berpeluang merugikan) dibangun dalam suasana dan substansi yang menyenangkan. Dalam prakteknya, dapat dilakukan perbincangan yang mampu mendorong para pihak mengingat kembali nilai-nilai Islam, yang wajib diperjuangkan oleh manusia.
QS.17:28 merupakan ayat dalam Al Qur'an (firman Allah SWT) yang memberi informasi pada manusia dalam berpikir, bersikap, bertindak, dan berperilaku dalam konteks berinteraksi dengan individu-individu yang boros.
Boros tidaklah hanya menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan uang, melainkan segenap energi dan potensi yang ada pada diri manusia. Seorang manusia yang terlalu banyak bicara, juga berpeluang disebut manusia yang boros, jika kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak berisi informasi dan ajakan pada manusia lain untuk menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Seorang manusia yang giat bekerja, atau tekun menghabiskan sebagian besar waktunya bagi pekerjaannya, juga berpeluang disebut manusia yang boros, jika kesibukan yang menghabiskan waktunya itu semata-mata diperuntukkan bagi pengabaian nilai-nilai Islam.
QS.17:28 mengajarkan manusia agar berpikir, bersikap, bertindak, dan berperilaku tepat dalam menghadapi manusia boros. QS.17:28 mengajarkan agar manusia (yang tidak boros) berkenan berkomunikasi dengan manusia boros.
Komunikasi dibangun dalam konstruksi yang menyenangkan secara proporsional, yaitu suatu komunikasi yang sepanjang memungkinkan (tidak melanggar syariah dan tidak berpeluang merugikan) dibangun dalam suasana dan substansi yang menyenangkan. Dalam prakteknya, dapat dilakukan perbincangan yang mampu mendorong para pihak mengingat kembali nilai-nilai Islam, yang wajib diperjuangkan oleh manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar