ABOUT ISLAM

Sabtu, 15 Agustus 2009

MEMAHAMI POSISI MANUSIA

Posisi manusia terhadap Allah SWT bersifat strukturatif atau atas bawah (dalam strata tak terhingga), di mana manusia merupakan hamba (makhluk ciptaan Allah SWT), sedangkan Allah SWT merupakan Tuhan bagi semesta alam, yaitu alam semesta dan alam akherat beserta segenap isinya. Sementara itu posisi manusia terhadap manusia lainnya bersifat cluster, equal, atau setara, di mana setiap manusia merupakan sama-sama makhluk ciptaan Allah SWT, dan sekaligus juga merupakan sama-sama hamba Allah SWT.
Dalam konteks posisi, manusia berada pada posisi yang didominasi oleh Allah SWT, karena segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia tidak pernah luput dari kontrol atau kendali Allah SWT. Posisi hamba pada manusia, dan Tuhan pada Allah SWT merupakan posisi yang diumumkan oleh Allah SWT dalam sebuah "dokumen suci", yaitu Al Qur'an, tepatnya pada QS.96:1-5 dan QS.19:93. Oleh karena itu, setiap manusia terikat untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai hamba Allah SWT, yaitu beribadah kepada Allah SWT (lihat QS.51:56), dan menjadi rahmatan lil'alamiin (lihat QS.21:107).
Allah SWT berfirman, "Bacalah dengan nama Tuhanmu (Allah) yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajari manusia dengan perantaraan kalam (firman). Dia mengajari manusia hal-hal yang belum diketahuinya" (QS.96:1-5).
Sementara itu, dalam QS.19:93 Allah SWT berfirman, "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi melainkan datang sebagai hamba kepada Yang Maha Pengasih (Allah)."

1 komentar:

lintang mengatakan...

setiap peristiwa ada tujuannya dan semua adalah kehendak sang penguasa langit dan bumi....untuk itu mas aku berserah atas apa yang menjadi kehendaknya.