“Mengangkat diri” adalah suatu kemampuan yang ada pada diri seseorang, di mana ia dapat menempatkan atau memposisikan dirinya sebagai individu yang memiliki tingkat dan kualitas diri yang lebih baik atau lebih tinggi dari sebelumnya.
Agar seseorang dapat memiliki kemampuan mengangkat diri, maka ia harus memperhatikan tingkat dan kualitas diri yang ingin dicapainya. Tingkat diri yang akan ditetapkan, haruslah berdasarkan kualifikasi diri yang telah dicapainya saat ini, yang meliputi keahlian dan kompetensi yang ada pada dirinya.
Keahlian diperlihatkan oleh kemampuannya dalam melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan tertentu dengan baik, berdasarkan latihan yang terus menerus yang dilakukannya selama ini. Sementara itu, kompetensi diperlihatkan oleh kemampuannya dalam melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan tertentu dengan baik, berdasarkan keahlian dan bakat yang dimilikinya.
Tingkat diri akan semakin berada pada posisi yang baik (tinggi) bila didukung oleh kualitas diri yang baik pula. Sementara itu, kualitas diri ditandai oleh karakter yang dimiliki seseorang, yang merupakan personalitas atau kepribadian seseorang, yang membuat seseorang berbeda dengan orang lain.
Allah SWT berfirman, “Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi…” (QS.3:191). Allah SWT juga berfirman, “Maka apabila telah ditunaikan shalat, hendaklah kamu bertebaran di muka bumi dan carilah karunia Allah, serta ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung” (QS.62:10).
Firman Allah SWT dalam QS.3:191 dan QS.62:10 menunjukkan, bahwa mengingat Allah SWT dalam berbagai keadaan relevan dengan berbagai aktivitas yang perlu dilakukan oleh seorang manusia. Dengan demikin seorang manusia yang memahami QS.3:191 dan QS.62:10 mengerti, bahwa ia perlu mencapai kualitas diri yang baik, mampu memperhitungkan prospek dirinya, dan menghargai waktu.
Apabila seluruh capaian kualitas diri berada pada ”lintasan” kualitas yang ingin dicapai oleh seseorang, maka hal ini akan menjadikannya memiliki suatu kualitas yang tipikal atau unik. Kualitas tipikal seseorang yang berupaya mengangkat diri akan mewujud dalam kesiapan untuk menjalani hidup sebaik mungkin, dengan tetap memikirkan prospek kehidupannya di masa depan.
Apabila prospek yang dipikirkannya mewujud, ia telah siap menyambutnya dengan responsif. Prospek yang mewujud tidak akan diresponnya secara reaktif (respon berlebihan), tidak pula pasif (tanpa respon), dan tidak pula sekedar aktif (merespon sekedarnya), melainkan secara responsif (merespon secara proporsional).
Ia akan menghargai waktu, karena merupakan bagian dari kehidupannya. Tepatnya, kehidupan merupakan proses mengisi aktifitas pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku dalam rentang waktu tertentu.