Pebruari 2008 masyarakat terbelakang Denmark kembali mengulang kebodohannya, yang pernah mereka lakukan pada September 2005, yaitu melakukan penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW. Kita tentu faham, bahwa tidak semua warga Denmark memiliki keterbelakangan mental seperti itu. Setiap umat Islam faham, bahwa ada sebagian kecil warga Denmark yang cerdas, yang faham bahwa menghina Rasulullah Muhammad SAW merupakan wujud nyata keterbelakangan mental.
Oleh karena itu posting kali ini berjudul "Denmark Connection", yang dimaksudkan untuk menunjuk warga Denmark yang memiliki keterbelakangan mental dan para pendukungnya di manapun mereka berada.
Umat Islam tentu faham penghinaan yang dilakukan oleh Denmark Connection merupakan ekspresi keterbelangan, karena: Pertama, mereka cemburu dengan keagungan Rasulullah Muhammad SAW yang tidak mampu diraih oleh mereka, karena setiap hari bergelimang dengan kebodohan dan kenistaan. Denmark Connection adalah komunitas hina dina yang direstui oleh Pemerintah Denmark dan Pemerintah Barat pada umumnya, untuk melakukan penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW yang keagungannya tak terjangkau oleh Masyarakat Barat pada umumnya.
Kedua, mereka rindu kehadiran pemimpin seperti Rasulullah Muhammad SAW, yang akan mencerdaskan Masyarakat Barat yang telah sejak awal peradabannya bergelimang kehinaan, kebiadaban, kebodohan, dan kenistaan di tengah-tengah gemerlap ilmu, pengetahuan, dan teknologi. Seluruh kemajuan ilmu, pengetahuan, dan teknologi gagal melepaskan Masyarakat Barat dari tradisi zaman kegelapan, seperti: (1) penyembahan terhadap manusia, (2) pelacuran dalam berbagai bentuk turunannya, (3) kesia-siaan hidup yang terus merajalela, (4) penghinaan dan perendahan martabat wanita dalam bungkus feminisme dan liberalisme, (5) dan berbagai bentuk kerendahan budaya lainnya.
Oleh karena itu mereka frustasi, karena tidak pernah hadir pemimpin Masyarakat Barat yang memiliki keagungan dan kemuliaan pemikiran, sikap, dan perilaku yang mendekati kualitas Rasulullah Muhammad SAW. Bahkan di negaranya, Denmark, hanya ditemukan pemimpin yang tumbuh dari keluarga nista dan besar dalam masyarakat hina dina. Kelimpahan harta gagal membentuk pemimpin Denmark yang cerdas, dapat dipercaya, obyektif, dan informatif. Para pemimpin Denmark hanyalah sebatas oportunis (pencari kesempatan) yang memulung perca-perca kekuasaan, untuk mendapat sedikit imbalan harta. Dalam konteks duniapun, Masyarakat Barat hanya menghasilkan orang-orang sekaliber George Walker Bush, yang merupakan perwujudan pemikiran, sikap, dan perilaku iblis dalam sosok manusia.
Dengan demikian umat Islam harus bersabar ketika menghadapi penghinaan Denmark Connection terhadap Rasulullah Muhammad SAW. Umat Islam hendaknya mengerti bahwa menjadi manusia yang dirundung cemburu dan frustasi merupakan beban yang berat. Denmark Connection memang bergelimang harta, tetapi pemikiran dan perasaan mereka hampa dalam 'lautan' kebodohan, maksiat, dan kenistaan. Bila umat Islam berkenan mengerti tentang beratnya kehampaan pemikiran dan perasaan Denmark Connection, maka umat Islam akan faham dengan tindakan bodoh Denmark Connection.
Sudah saatnya umat Islam mengasihani Denmark Connection, dan berkenan berdoa kepada Allah SWT agar Denmark Connection mendapat petunjuk dan hidayah Allah SWT, sehingga mereka dapat mengenal dan memeluk Islam sebagai agama fitrah umat manusia. Lihatlah betapa sulitnya Denmark Connection memahami konsepsi tentang Tuhan. Lihatlah bagaimana Denmark Connection yang limbung pemikirannya, justru mempertuhankan manusia. Bandingkan pemikiran Denmark Connection ini dengan tradisi masyarakat Mesir di zaman kegelapan yang mempertuhankan Fir'aun. Bila masyarakat Mesir dapat bangkit dari kebodohan pemikiran dengan hanya menyembah Allah SWT, mengapa tidak dengan Denmark Connection.
Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi umat Islam selain mengajak Denmark Connection menerapkan nilai-nilai Islam dalam peradabannya. Selayaknya nilai-nilai Islam menjadi basis peradaban masyarakat dunia, karena tiga keunggulan utamanya, yaitu: Pertama, transenden atau merohani, dengan mengenal Tuhan yang sesungguhnya. Kedua, humanis atau sesuai fitrah manusia yang mulia dan bermartabat. Ketiga, emansipatori atau membebaskan manusia dari nilai-nilai jahiliah (kenistaan, kemaksiatan, dan berbagai kerendahan lainnya).
Marilah umat Islam bergerak mencerdaskan dunia, mengajarkan masyarakat dunia tentang pemikiran, sikap, dan perilaku yang mulia dan bermartabat.
Oleh karena itu posting kali ini berjudul "Denmark Connection", yang dimaksudkan untuk menunjuk warga Denmark yang memiliki keterbelakangan mental dan para pendukungnya di manapun mereka berada.
Umat Islam tentu faham penghinaan yang dilakukan oleh Denmark Connection merupakan ekspresi keterbelangan, karena: Pertama, mereka cemburu dengan keagungan Rasulullah Muhammad SAW yang tidak mampu diraih oleh mereka, karena setiap hari bergelimang dengan kebodohan dan kenistaan. Denmark Connection adalah komunitas hina dina yang direstui oleh Pemerintah Denmark dan Pemerintah Barat pada umumnya, untuk melakukan penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW yang keagungannya tak terjangkau oleh Masyarakat Barat pada umumnya.
Kedua, mereka rindu kehadiran pemimpin seperti Rasulullah Muhammad SAW, yang akan mencerdaskan Masyarakat Barat yang telah sejak awal peradabannya bergelimang kehinaan, kebiadaban, kebodohan, dan kenistaan di tengah-tengah gemerlap ilmu, pengetahuan, dan teknologi. Seluruh kemajuan ilmu, pengetahuan, dan teknologi gagal melepaskan Masyarakat Barat dari tradisi zaman kegelapan, seperti: (1) penyembahan terhadap manusia, (2) pelacuran dalam berbagai bentuk turunannya, (3) kesia-siaan hidup yang terus merajalela, (4) penghinaan dan perendahan martabat wanita dalam bungkus feminisme dan liberalisme, (5) dan berbagai bentuk kerendahan budaya lainnya.
Oleh karena itu mereka frustasi, karena tidak pernah hadir pemimpin Masyarakat Barat yang memiliki keagungan dan kemuliaan pemikiran, sikap, dan perilaku yang mendekati kualitas Rasulullah Muhammad SAW. Bahkan di negaranya, Denmark, hanya ditemukan pemimpin yang tumbuh dari keluarga nista dan besar dalam masyarakat hina dina. Kelimpahan harta gagal membentuk pemimpin Denmark yang cerdas, dapat dipercaya, obyektif, dan informatif. Para pemimpin Denmark hanyalah sebatas oportunis (pencari kesempatan) yang memulung perca-perca kekuasaan, untuk mendapat sedikit imbalan harta. Dalam konteks duniapun, Masyarakat Barat hanya menghasilkan orang-orang sekaliber George Walker Bush, yang merupakan perwujudan pemikiran, sikap, dan perilaku iblis dalam sosok manusia.
Dengan demikian umat Islam harus bersabar ketika menghadapi penghinaan Denmark Connection terhadap Rasulullah Muhammad SAW. Umat Islam hendaknya mengerti bahwa menjadi manusia yang dirundung cemburu dan frustasi merupakan beban yang berat. Denmark Connection memang bergelimang harta, tetapi pemikiran dan perasaan mereka hampa dalam 'lautan' kebodohan, maksiat, dan kenistaan. Bila umat Islam berkenan mengerti tentang beratnya kehampaan pemikiran dan perasaan Denmark Connection, maka umat Islam akan faham dengan tindakan bodoh Denmark Connection.
Sudah saatnya umat Islam mengasihani Denmark Connection, dan berkenan berdoa kepada Allah SWT agar Denmark Connection mendapat petunjuk dan hidayah Allah SWT, sehingga mereka dapat mengenal dan memeluk Islam sebagai agama fitrah umat manusia. Lihatlah betapa sulitnya Denmark Connection memahami konsepsi tentang Tuhan. Lihatlah bagaimana Denmark Connection yang limbung pemikirannya, justru mempertuhankan manusia. Bandingkan pemikiran Denmark Connection ini dengan tradisi masyarakat Mesir di zaman kegelapan yang mempertuhankan Fir'aun. Bila masyarakat Mesir dapat bangkit dari kebodohan pemikiran dengan hanya menyembah Allah SWT, mengapa tidak dengan Denmark Connection.
Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi umat Islam selain mengajak Denmark Connection menerapkan nilai-nilai Islam dalam peradabannya. Selayaknya nilai-nilai Islam menjadi basis peradaban masyarakat dunia, karena tiga keunggulan utamanya, yaitu: Pertama, transenden atau merohani, dengan mengenal Tuhan yang sesungguhnya. Kedua, humanis atau sesuai fitrah manusia yang mulia dan bermartabat. Ketiga, emansipatori atau membebaskan manusia dari nilai-nilai jahiliah (kenistaan, kemaksiatan, dan berbagai kerendahan lainnya).
Marilah umat Islam bergerak mencerdaskan dunia, mengajarkan masyarakat dunia tentang pemikiran, sikap, dan perilaku yang mulia dan bermartabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar