ABOUT ISLAM

Rabu, 27 Februari 2008

TAWURAN LAGI, TAWURAN LAGI

Ada fenomena menarik di Indonesia. Bila sebelum 1998 yang tawuran adalah anak-anak SMA, maka sejak 1998 hingga sekarang (2008) yang tawuran adalah para mahasiswa. Ketika anak-anak SMA tawuran dikatakan karena mereka belum dewasa, maka bila yang tawuran adalah mahasiswa tentulah karena sudah kehilangan kedewasaannya.
Kehilangan kedewasaan tidak berhubungan dengan umur, melainkan berhubungan dengan keterampilan emosi. Seseorang yang tidak memiliki keterampilan emosi, memiliki dua kemungkinan penyebab, yaitu: (1) belum memiliki kedewasaan, seperti anak-anak SMA yang tawuran, atau (2) sudah kehilangan kedewasaan, seperti para mahasiswa yang tawuran.
Kedewasaan (keterampilan emosi) adalah keterampilan seseorang dalam mengendalikan perasaan, pemikiran, sikap, dan perilakunya dalam berinteraksi sosial, sehingga memberi manfaat optimal bagi diri dan sahabat interaksinya.
Kedewasaan ditunjukkan oleh kemampuan seseorang dalam mentransformasi nafsu amarah dan lawwamah menjadi nafsu muthmainnah. Nafsu amarah adalah perasaan, pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang yang tunduk pada dorongan syahwat (seksual maupun non seksual). Perhatikan QS.12:53.
Sedangkan nafsu lawwamah adalah perasaan, pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang yang sudah berusaha mengendalikan dorongan syahwatnya, namun masih sering melakukan kecerobohan, hingga tidak berhasil mengendalikan syahwat secara optimal. Perhatikan QS.75:1-5.
Sementara itu, nafsu muthmainnah adalah perasaan, pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang yang telah mampu mengendalikan dorongan syahwat secara optimal, dengan menghindari kecerobohan. Perhatikan QS.89:27-30.
Allah SWT berfirman, "Hai jiwa yang tenang (nafsul muthmainnah) kembalilah kepada Tuhanmu (Allah) dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu" (QS.89:27-30).
Oleh karena itu anak-anak SMA atau para mahasiswa yang tawuran telah melanggar nilai-nilai Islam. Hal ini dapat terjadi karena mereka gagal melakukan internalisasi nilai-nilai Islam ke dalam dirinya (perasaan, pemikiran, sikap, dan perilaku). Oleh karena itu menjadi tugas dan sekaligus tantangan bagi para aktivitis unit kegiatan Islam di kampus SMA maupun perguruan tinggi untuk melakukan pencerahan kepada sahabat-sahabatnya. Semoga Allah SWT berkenan meridhai........

Tidak ada komentar: