ABOUT ISLAM

Kamis, 12 Juni 2008

WASPADAI PROVOKASI

Umat Islam di Indonesia hendaknya tetap mewaspadai upaya kekuatan asing, melalui agennya di Indonesia, yang terus menerus memprovokasi agar terjadi konflik berdarah di Indonesia. Oleh karena itu Umat Islam di Indonesia harus bersungguh-sungguh berupaya menahan diri, agar tidak bersikap emosional dalam bertindak. Tidak boleh terjadi konflik berdarah, antar Umat Islam.
Sementara itu, dalam konteks berbangsa dan bernegara, sudah saatnya Umat Islam di Indonesia sungguh-sungguh menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Jika kurang puas dengan suatu substansi hukum, maka tidak boleh melakukan tindakan melanggar hukum. Sebaliknya harus sungguh-sungguh mencari solusi dalam jalur hukum, dan tidak melanggarnya.
Sudah saatnya Umat Islam di Indonesia memperjuangkan sesuatu yang diyakininya dengan cara-cara elegan. Hal ini penting, agar emosionalitas Umat Islam di Indonesia tidak dimanfaatkan oleh kekuatan asing.
Selain itu, seharusnya Umat Islam di Indonesia juga dapat belajar dari kasus Iraq-Kuwait. Ketika pemerintah dan rakyat Kuwait di provokasi oleh kekuatan asing untuk mengganggu Iraq. Akibatnya Iraq yang terprovokasi oleh gangguan Kuwait, segera menyerang Kuwait. Selanjutnya dengan alasan menyelamatkan Kuwait, maka negara-negara Barat menyerang dan merusak Iraq (Perang Teluk Pertama).
Selanjutnya dengan disertai pencitra-burukan Iraq secara terus menerus, maka negara-negara Barat mencari-cari alasan untuk menyerang Iraq. Terjadilah Perang Teluk Kedua, antara Iraq dengan negara-negara Barat (yang menyebut diri negara-negara koalisi). Hasilnya Iraq dijajah oleh Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Barat lainnya.
Dalam konteks kekinian, inilah yang berpeluang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia. Agen Barat di Malaysia berupaya menyuap Tentara Diraja Malaysia agar memasuki wilayah Indonesia tanpa izin. Tujuannya jelas, yaitu untuk memprovokasi Pemerintah (Tentara Nasional Indonesia) agar menyerang Malaysia. Bila hal ini terjadi, maka Barat akan senang karena yang berperang adalah dua saudara serumpun, yang masing-masing penduduknya sebagian besar beragama Islam.
Jika Iraq dapat dihancurkan dengan mengumpankan Kuwait, bukan tidak mungkin Indonesia akan dihancurkan dengan mengumpankan Malaysia. Bila Indonesia dan Malaysia berperang, maka kedua-keduanya akan hancur, kedua bangsa ini akan sengsara.
Oleh karena itu, sudah selayaknya Umat Islam di Indonesia dan Malaysia bersatu, untuk menepis skenario Barat memperhadapkan Indonesia dengan Malaysia. Sudah saatnya Umat Islam di Malaysia mengingatkan pemerintahnya agar tidak lagi mengambil wilayah Indonesia. Bila, pemerintah dan masyarakat Indonesia telah mengalah untuk kasus Pulau Sipadan dan Ligitan, maka tidak boleh hal-hal seperti ini terulang lagi. Bukankah Allah SWT telah berpesan, agar manusia tidak mendzalimi manusia lainnya.
Sementara itu, Umat Islam di Indonesia perlu terus menerus mendukung pemerintahnya, agar tetap dapat menahan diri, agar tidak menyerang Malaysia. Bukankah lebih baik menyelesaikan persoalan secara damai, sambil mengingatkan pemerintah dan masyarakat Malaysia agar mencegah tindakan warganya yang akan memprovokasi terjadinya konflik antara Indonesia dengan Malaysia. Semoga Allah SWT merahmati pemerintah dan masyarakat Indonesia dan Malaysia. Amiin....

Tidak ada komentar: