Salah satu karakter muslim yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW adalah tabligh (informatif). Karakter ini menuntut kemampuan informatif yang relatif tinggi, yaitu kemampuan mengkomunikasikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, setiap muslim perlu memahami kondisi psikologi masyarakat, yang biasa disebut psikososial. Oleh karena itu seorang muslim perlu mengetahui psikososial, meskipun serba sedikit. Psikososial sesungguhnya secara awam lebih mirip perpaduan antara psikologi dan sosiologi, meskipun pemahaman ini tidak seluruhnya benar.
Psikologi adalah ilmu tentang kondisi kejiwaan (suasana hati) individu dan hal-hal yang melatar belakangi serta implikasinya; sedangkan sosiologi adalah ilmu tentang kondisi masyarakat, hal-hal yang melatar belakangi serta implikasinya. Sebagai konsekuensi ilmu perpaduan maka psikososial dapat dipandang dari dua sisi ilmu yang menjadi basis konseptualnya. Dari sisi sosiologi, psikososial merupakan ilmu yang berasumsi bahwa masyarakat merupakan satu kesatuan yang memiliki "jiwa" tertentu, yang dapat dikaji kondisi, latar belakang, dan implikasinya. Sementara itu dari sisi psikologi, psikososial merupakan ilmu yang berasumsi bahwa individu-individu memiliki jiwa tertentu, yang selanjutnya mengalami kolektivisasi sehingga membentuk "jiwa" masyarakat, yang dapat dikaji kondisi, latar belakang, dan implikasinya.
Psikologi adalah ilmu tentang kondisi kejiwaan (suasana hati) individu dan hal-hal yang melatar belakangi serta implikasinya; sedangkan sosiologi adalah ilmu tentang kondisi masyarakat, hal-hal yang melatar belakangi serta implikasinya. Sebagai konsekuensi ilmu perpaduan maka psikososial dapat dipandang dari dua sisi ilmu yang menjadi basis konseptualnya. Dari sisi sosiologi, psikososial merupakan ilmu yang berasumsi bahwa masyarakat merupakan satu kesatuan yang memiliki "jiwa" tertentu, yang dapat dikaji kondisi, latar belakang, dan implikasinya. Sementara itu dari sisi psikologi, psikososial merupakan ilmu yang berasumsi bahwa individu-individu memiliki jiwa tertentu, yang selanjutnya mengalami kolektivisasi sehingga membentuk "jiwa" masyarakat, yang dapat dikaji kondisi, latar belakang, dan implikasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar