ABOUT ISLAM

Sabtu, 18 Agustus 2007

KEMBALI KE RUMAH

Setiap muslim hendaknya cermat dalam memperhatikan suatu issue yang berkaitan dengan prospek umat, misalnya issue tentang peran perempuan (wanita) dalam rumah tangga. Dalam konteks ini MUI (Majelis Ulama Indonesia) mendorong perempuan untuk kembali ke rumah, kecuali untuk profesi seperti dokter ahli kandungan dan profesi lain yang khusus berinteraksi dengan perempuan (lihat Harian Republika tanggal 16 Desember 2004).
MUI menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk melakukan gerakan kembali ke rumah bagi perempuan. Hal ini dikarenakan rumah merupakan wahana pendidikan pertama dan utama untuk membentengi anak dari serbuan budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Seruan MUI menjadi penting karena saat ini rumah cenderung hanya berfungsi sebagai "terminal" (tempat persinggahan) anggota keluarga, tanpa ada interaksi yang berkualitas (saling menyayangi).
Kecenderungan ini tentu mencemaskan setiap muslim, karena menjadi ancaman regeneratif umat. Oleh karena itu, hal ini perlu diatasi agar setiap keluarga muslim dapat menghadapi beratnya tantangan agresi budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Agresi budaya ini wujudnya berupa kemerosotan akhlak, seperti: minum-minuman keras dan penggunaan narkotika, perjudian, perzinahan, dan lain-lain.
Allah SWT telah mengingatkan agar orang tua (ayah dan bunda) berbagi fungsi, agar umat terhindar dari generasi berikutnya yang lemah. Tepatnya Allah SWT berfirman, "Dan hendaklah takut kepada Allah , orang-orang yang sekiranya meninggalkan anak-anak yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap anak-anak mereka. Maka hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah , dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar" (QS.4:9).
Firman Allah SWT ini hendaknya menjadi titik tumpu bagi laki-laki dan perempuan yang telah menikah dalam merancang sinergi. Berbasis nilai-nilai Islam, sudah saatnya laki-laki dengan didukung perempuan mengambil peran sebagai pencari nafkah (pekerjaan publik), sedangkan perempuan dengan didukung laki-laki mengambil peran sebagai pendidik anak yang utama (pekerjaan domestik). Sudah saatnya pula laki-laki dan perempuan saling menghargai perannya masing-masing, dan bertanggungjawab atas perannya itu kepada Allah SWT dan anggota keluarga. Bila ini terjadi, maka saat itulah terjadi gerakan perempuan-perempuan muslim untuk kembali ke rumah, demi bakti kepada Allah SWT, dengan mencetak generasi muslim yang unggul. Saat itu pula, setiap laki-laki muslim wajib menghormati dan menyayangi istri mereka msing-masing, karena Allah SWT akan memurkai laki-laki yang mengkhianati perempuan-perempuan mulia ini. Perempuan-perempuan muslim yang bersedia kembali ke rumah.

Tidak ada komentar: