Sebagai muslim, kita sedih ada sekian banyak saudara-saudara kita, sesama muslim, yang tewas di Libia, baik dari kalangan oposisi maupun kalangan pro Pemerintah Libia (pro Khadafi). Kita sedih, karena sesama muslim, oposisi dan pro Pemerintah Libia, saling bunuh. Kita sedih, karena muslim dari kalangan pro Pemerintah Libia tewas dibantai oleh Barat, atau Komunitas Iblis Internasional (lihat QS.114 dan QS.2:120).
Sebagai muslim kita faham bahwa di Benua Eropa dan Benua Amerika terdapat masyarakat yang cinta damai, yang menolak sepak terjang Barat. Untuk masyarakat cinta damai ini, Umat Islam memberi apresiasi yang tinggi, dan siap hidup berdampingan secara damai.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan Barat, atau Komunitas Iblis Internasional, adalah komunitas yang terdiri dari Pemerintah Amerika Serikat, Pemerintah Inggris, dan Pemerintah Perancis, serta para pendukungnya (seperti: Pemerintah Israel, Pemerintah Kanada, Pemerintah Italia, dan lain-lain).
Terkejut oleh runtuhnya rezim pro Barat di Afrika Utara dan Timur Tengah (seperti: Rezim Tunisia dan Rezim Mesir), Barat segera melakukan operasi balasan, yaitu melumat Umat Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah. Libia dipilih sebagai wilayah operasi, karena situasi dan kondisinya menguntungkan.
Sejak sepuluh tahun terakhir, Moamar Khadafi (penguasa Libia) sangat dekat dengan Barat, minyak bumi Libia sebagian besar mengalir ke Barat, bahkan segenap keluarga Moamar Khadafi bersemangat menabung dan menginvestasikan uangnya di Barat. Pada sisi yang lain, Barat telah sejak lama mendanai berbagai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang ada di Libia, yang bersedia menjadi komparador (agen atau kaki-tangan) Barat di Libia.
Ketika rakyat Libia menuntut pemerintahan yang lebih adil kepada Moamar Khadafi, maka LSM komparador Barat segera melakukan langkah-langkah strategis menunggangi tuntutan rakyat Libia. Sementara itu, agen-agen Barat yang ada di sekitar Moamar Khadafi, yang menduduki jabatan tinggi, juga segera melakukan langkah-langkah strategis untuk menjerumuskan Moamar Khadafi.
Upaya agen Barat berhasil, Moamar Khadafi emosional merespon tuntutan rakyat Libia, dan menuduh Al Qaida sebagai pihak yang mendalangi tuntutan rakyat Libia. Respon ini berhasil memposisikan Moamar Khadafi sebagai lawan Al Qaida, yang merupakan komunitas pejuang muslim dunia.
Pada awalnya Moamar Khadafi seolah berada di atas angin, karena dengan menyebut kata “Al Qaida”, ia seakan mendapat legitimasi untuk mempertahankan kekuasaannya dengan cara apapun.
Pada sisi yang lain LSM komparador Barat di Libia mulai bergerak mempersenjatai rakyat, dengan berbagai cara, termasuk dengan menyerang dan merampas gudang senjata milik polisi dan militer Libia. Setelah kondisi dipandang matang, maka LSM komparador Barat di Libia segera menggerakkan rakyat bersenjata untuk menyerang polisi dan militer Libia.
Dengan demikian kini berhadap-hadapanlah dua kelompok bersenjata, yaitu rakyat bersenjata yang disebut oposisi atau pemberontak, dengan polisi, militer, dan pemerintah Libia yang disebut pro Khadafi. Situasi ini sekaligus meresmikan terjadinya “perang saudara di Libia”, yaitu perang sesama muslim yang menjadi warga negara Libia. Situasi inilah yang menimbulkan kesedihan bagi Umat Islam dunia.
Setelah perang saudara meletus di Libia, Barat memperhitungkan bahwa Moamar Khadafi tidak lagi populer. Oleh karena itu, Barat memutuskan untuk mendukung oposisi atau pemberontak Libia, karena lebih populer, terutama dalam hal tuntutan keadilan dan upaya penegakan demokrasi (ideologi Barat).
Keberpihakan Barat pada oposisi atau pemberontak Barat juga dilatar-belakangi oleh peluang mendapat konsesi atas minyak bumi Libia yang sangat berlimpah, dan kesempatan membekukan kekayaan keluarga besar Moamar Khadafi yang berlimpah ruah di Benua Eropa dan Benua Amerika.
Akhirnya, Barat segera mendorong PBB (Pecundang Bangsa-Bangsa) untuk mengeluarkan resolusi “larangan terbang di wilayah udara Libia”. Berbekal logika penegakan resolusi PBB maka pesawat-pesawat Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis segera hilir mudik berpatroli di wilayah udara Libia.
Setelah masyarakat dunia terlihat mendukung resolusi PBB dan penegakkannya oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, maka tibalah waktunya bagi Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis untuk membantai Umat Islam Libia yang diidentifikasi sebagai kelompok pro Khadafi. Sejak saat itu, banyak Umat Islam Libia yang tewas dihantam rudal (peluru kendali) Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis; demikian juga dengan kota-kota Libia yang luluh lantak oleh serangan rudal Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
Masyarakat dunia yang cenderung fasiq (mendustai Allah SWT) nampak gamang menyikapi serangan rudal Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis terhadap Libia. Akibatnya mengalir dukungan bagi Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis yang sedang asyik membantai Umat Islam Libia.
Bahkan beberapa pemerintah negara yang berpenduduk mayoritas muslim, mengisyaratkan dukungannya atas Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, yang kemudian diperluas dengan bergabungnya beberapa anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization), seperti: Pemerintah Jerman, Pemerintah Italia, Pemerintah Kanada, dan lain-lain, dalam operasi pembantaian Umat Islam Libia.
Demikianlah pembantaian yang dilakukan Barat terhadap Umat Islam Libia, dengan menggunakan skenario “adu domba”, yang mendapat dukungan masyarakat dunia yang cenderung fasiq. Oleh karena itu, penting bagi Umat Islam di seluruh dunia untuk: Pertama, berikhtiar mendamaikan oposisi dengan Pemerintah Libia. Kedua, mengirim bantuan kemanusiaan untuk mengurangi korban tewas di kalangan oposisi dan Pemerintah Libia. Ketiga, berdoa atau memohon kepada Allah SWT agar berkenan menghentikan perang saudara di Libia, dan mengusir Barat dari bumi Libia.
Pembantaian atas Umat Islam Libia oleh Barat, antara lain dapat difahami dengan memperhatikan firman Allah SWT, sebagai berikut: Pertama, “Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut yang ditetapkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” (QS.5:44). Kedua, “Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut yang ditetapkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang dzalim” (QS.5:45). Ketiga, “Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut yang ditetapkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq” (QS.5:47).”
Berdasarkan ketiga firman Allah SWT tersebut, dan sehubungan dengan serangannya atas Libia yang menewaskan banyak Umat Islam Libia, maka Barat adalah komunitas kafir, dzalim dan fasiq di dunia, yang lebih tepat disebut sebagai Komunitas Iblis Internasional (berdasarkan QS.114 dan QS.2:120).
Semoga Allah SWT berkenan melindungi Umat Islam Libia, dan semoga Bangsa Indonesia berkenan bersungguh-sungguh belajar dari peristiwa Libia, dengan menciptakan kedamaian di bumi Indonesia.
Selamat berikhtiar, damai selalu negeriku Indonesia...