Recep Tayyip Erdogan, adalah Perdana Menteri Turki, yang berhasil memimpin Turki setelah partainya (Partai Rafah, yang kemudian menjadi AK Parti) berhasil mengalahkan Partai Rakyat Republik. Partai Rafah adalah partai yang pro Islam, sedangkan Partai Rakyat Republik adalah partai yang anti Islam.
Sebagaimana diketahui sejak berkuasanya Kemal Attaturk (agen Inggris) di tahun 1920-an, Turki menjadi negara sekuler dan sangat anti Islam. Hingga kini, sebenarnya Turki masih menjadi negara sekuler, atas dukungan angkatan bersenjata Turki. Pihak militer Turki, berkomitmen untuk terus mendukung sekulerisme di Turki, dan siap melakukan kudeta militer bila sekulerisme terancam. Namun sejak kemenangan Partai Rafah, yang pro Islam, Pemerintahan Erdogan memberi beberapa kelonggaran bagi aktivitas Islami.
Pada saat melakukan debat dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, hari Kamis tanggal 29 Januari 2009, Erdogan berada satu sessi dengan Presiden Israel, Shimon Peres. Oleh karena itu, saat diberi kesempatan berbicara, Erdogan langsung mencela serangan Israel ke Jalur Gaza, yang menewaskan banyak wanita dan anak-anak. Shimon Peres (Presiden Israel) berupaya membela diri, namun argumentasi Erdogan terus berhasil mematahkan pembelaan diri Peres. Erdogan sangat mencela Israel, dengan menyebutnya sebagai negara yang sangat barbar (biadab), yang menyulitkan Peres membela diri (karena faktanya memang demikian).
David Ignatius, dari Harian Washington Post, yang menjadi moderator, dan sangat pro Yahudi Israel, beberapa kali menginterupsi Erdogan, untuk menghentikan kecamannya terhadap Israel dan Shimon Peres. Akhirnya David Ignatius menghentikan ucapan Erdogan. Namun Erdogan memprotes, karena Ignatius memberi kesempatan Shimon Peres membela diri selama 25 menit, sedangkan keseluruhan waktu yang diberikan padanya hanya 12 menit. Ketika Ignatius bertahan dengan keputusannya, maka Erdogan segera berdiri dan meninggalkan forum, sambil berkata kepada Shimon Peres, "Anda pembunuh!"
Fenomena Erdogan, dan fenomena pelemparan sepatu oleh wartawan Iraq terhadap George Walker Bush (Presiden Amerika Serikat) ketika konferensi pers pada akhir 2008) di Iraq, menunjukkan adanya geliat Umat Manusia untuk melawan Komunitas Iblis Internasional (Yahudi Israel, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan sekutu-sekutunya). Fenomena ini membuktikan universalitas nilai-nilai Islam, dan sekaligus menunjukkan kebusukan pemikiran, sikap, dan perilaku Komunitas Iblis Internasional. Fenomena-fenomena semacam ini akan terus menerus mengingatkan Umat Manusia tentang kebenaran firman Allah SWT dalam QS.2:120 dan QS.114, yang memberitahukan tentang adanya Komunitas Iblis Internasional.
Dengan demikian, hanya manusia-manusia bodoh dan berhati iblis-lah, yang bersedia terus menerus mendukung Komunitas Iblis Internasional.
Sebagaimana diketahui sejak berkuasanya Kemal Attaturk (agen Inggris) di tahun 1920-an, Turki menjadi negara sekuler dan sangat anti Islam. Hingga kini, sebenarnya Turki masih menjadi negara sekuler, atas dukungan angkatan bersenjata Turki. Pihak militer Turki, berkomitmen untuk terus mendukung sekulerisme di Turki, dan siap melakukan kudeta militer bila sekulerisme terancam. Namun sejak kemenangan Partai Rafah, yang pro Islam, Pemerintahan Erdogan memberi beberapa kelonggaran bagi aktivitas Islami.
Pada saat melakukan debat dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, hari Kamis tanggal 29 Januari 2009, Erdogan berada satu sessi dengan Presiden Israel, Shimon Peres. Oleh karena itu, saat diberi kesempatan berbicara, Erdogan langsung mencela serangan Israel ke Jalur Gaza, yang menewaskan banyak wanita dan anak-anak. Shimon Peres (Presiden Israel) berupaya membela diri, namun argumentasi Erdogan terus berhasil mematahkan pembelaan diri Peres. Erdogan sangat mencela Israel, dengan menyebutnya sebagai negara yang sangat barbar (biadab), yang menyulitkan Peres membela diri (karena faktanya memang demikian).
David Ignatius, dari Harian Washington Post, yang menjadi moderator, dan sangat pro Yahudi Israel, beberapa kali menginterupsi Erdogan, untuk menghentikan kecamannya terhadap Israel dan Shimon Peres. Akhirnya David Ignatius menghentikan ucapan Erdogan. Namun Erdogan memprotes, karena Ignatius memberi kesempatan Shimon Peres membela diri selama 25 menit, sedangkan keseluruhan waktu yang diberikan padanya hanya 12 menit. Ketika Ignatius bertahan dengan keputusannya, maka Erdogan segera berdiri dan meninggalkan forum, sambil berkata kepada Shimon Peres, "Anda pembunuh!"
Fenomena Erdogan, dan fenomena pelemparan sepatu oleh wartawan Iraq terhadap George Walker Bush (Presiden Amerika Serikat) ketika konferensi pers pada akhir 2008) di Iraq, menunjukkan adanya geliat Umat Manusia untuk melawan Komunitas Iblis Internasional (Yahudi Israel, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan sekutu-sekutunya). Fenomena ini membuktikan universalitas nilai-nilai Islam, dan sekaligus menunjukkan kebusukan pemikiran, sikap, dan perilaku Komunitas Iblis Internasional. Fenomena-fenomena semacam ini akan terus menerus mengingatkan Umat Manusia tentang kebenaran firman Allah SWT dalam QS.2:120 dan QS.114, yang memberitahukan tentang adanya Komunitas Iblis Internasional.
Dengan demikian, hanya manusia-manusia bodoh dan berhati iblis-lah, yang bersedia terus menerus mendukung Komunitas Iblis Internasional.